11 Jenis Penyakit Pada Ikan Hias yang harus anda Waspadai..!!!

11 Jenis Penyakit Pada Ikan Hias yang harus anda Waspadai..!!!

Penyakit borok pada ikan hias
Jenis Penyakit Pada Ikan Hias

Penyakit pada ikan hias dapat di kelompokkan menjadi tiga jenis penyebabnya, yakni : parasit, bakteri,dan virus (yang termasuk kategori paling berbahaya), selain akibat ikan hias mengalami stress yang berkelanjutan.

Berikut ini beberapa jenis penyakit yang biasa menyerang ikan hias pada umumnya:

Jenis Penyakit pada Ikan Hias

1. Luka Pada Tubuh Ikan (Borok)

Penyakit ini biasanya disebabkan akibat stress, misalkan melompat, atau menabrak sehingga menyebabkan luka. Bisa juga akibat lain misalkan gatal akibat kutu sehingga ikan menggesek-gesekkan badan yang bisa menyebabkan luka.

Ada kalanya, luka yang sampai mengeluarkan nanah (lendir berwarna putih susu kekuningan ) atau berlendir disebabkan oleh infeksi yang sistemik yang umumnya juga akan diiringi dengan berbagai dampak penyakit lainnya.

2. Sisik Mengembung (Dropsi)

Penyakit ini disebabkan bakteri, umumnya timbul karena lingkungan hidup yang kurang baik/tercemar sisa makanan atau sisa metabolisme.

Tanda–tanda penyakit :

  • sisik terangkat keatas dan akhirnya terkekupas
  • sisik yg terinfeksi biasanya kelihatan seperti duri yang berbentuk seperti pyramid
  • biasanya menyerang sisik kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

3. Penyakit Lumpur pada ikan hias

Umumnya diakibatkan oleh sistem filtrasi yang tidak mumpuni atau pergantian air yang terlambat. Kebiasaannya timbul akibat pemberian pakan yang berlebihan, terutama pada makanan yang mengandung protein tinggi, sehingga mengakibatkan kulit ikan iritasi serta timbulnya bakteri yang menginfeksi pembuluh darah.

Tanda – tanda penyakit

Badan ikan seperti terlumuri lumpur berwarna putih kekuningan hingga kecoklatan /keunguan

4. Busuk Sirip, Insang, Ekor Badan Ikan 

Penyakit ini menyerang pada insang, sirip, ekor, atau badan ikan hias.

Tanda – tanda Penyakit :

  • Ikan berkurang nafsu makannya dan tampak menyendiri serta malas untuk menggerakkan insangnya.
  • Untuk memastikan ikan dapat diangkat serta dilihat insangnya, insang yang terjangkit biasanya berwarna putih hingga biru kehijauan.


5. Bercak Putih / White Spot

Penyakit ikan hias ini disebabkan oleh parasit ichtyophtirius

Tanda – tanda penyakit :

Muncul bercak – bercak putih pada tubuh ikan.

6. Busuk Mulut

Penyakit ini biasanya di timbulkan oleh bakteri fexibakter columnaris.

Tanda – tanda penyakit ;

Mulut ikan tampak putih seperti di tumbuhi jamur.

7. Penyakit Kapas

Penyakit ini di timbulkan oleh jamur saprolegnia

Tanda – tanda : 

Munculnya serabut putih yang menempel pada tubuh ikan yang sangat menyerupai kapas. 

8. Aeromonas

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas hyrophilia, umumnya penyakit ini terjadi karena bersamaan dengan blood streaks, fin rot, tail rot. hal ini disebabkan lingkungan hidup yang kurang baik.

Tanda – tanda penyakit timbul:

Pada awalnya sirip atau ekor terlihat suram selanjutnya membusuk dan menimbulkan bekas luka seperti berdarah kemudian meyebar keseluruh tubuh, bila sudah parah akan menyerang tubuh ikan sehinnga tubuh ikan seperti memerah seperti terlihat pembuluh darahnya atau seperti lebam bekas luka terpukul. 

9. Mata Bengkak

Mata bengkak sebenarnya tidak berbahaya namun akan merusak keindahan ikan hias

Tanda – tanda ;

Mata ikan membengkak seperti hendak keluar.

10. Cacar / Bintil

Penyakit ini biasa menyerang pada bagian sisik ikan, yang di timbulkan sejenis cacing yg hidup dibawah sisik ikan.

Tanda – tanda : 

Ada bintil berwarna merah di sisik ikan meyerupai bintil – cacar atau jerawat, bila di congkel ada semacam cacing kecil didalamnya.

11. Internal Infeksi

Dari berbagai penyakit yang biasa menyerang ikan hias, internal infeksi merupakan penyakit yang paling menakutkan, bukan karena sulitnya penyembuhan melainkan karena sulitnya untuk pendeteksian secara dini sehingga dapat segera di obati, seringkali kita tidak dapat mengetahui kalau ikan sakit. Hal ini sering terjadi pada ikan hias ukuran kecil.

Tanda – tanda :

Secara fisik tidak ada tanda – tanda, biasanya ikan berenang timbul tenggelam, kehilangan keseimbangan, dan tidak mampu berenang secara normal.

Ancaman Wabah Tilapia Lake Virus (TiLV) Pada Ikan Nila

Ancaman Wabah Tilapia Lake Virus (TiLV) Pada Ikan Nila

Wabah Tilapia Lake Virus


Budidaya Ikan Nila semakin banyak digemari, semakin meningkatnya kebutuhan konsumen semakin ramai pula orang yang membuka peluang usaha budidaya ikan nila. Bagi yang pemula ada baiknya melakukan riset tentang hama dan wabah menyangkut ikan nila ini, salah satunya adalah Wabah Tilapia Lake Virus, sehingga usaha yang akan dikembangkan tidak mendapatkan kendala dan berhasil meraup keuntungan dari budidaya ikan nila.

Tilapia Lake Virus (TiLV) pertama kali teramati di Israel pada tahun 2009. Empat tahun sebelumnya, pembudidaya setempat mampu memanen sekitar 300 ton Ikan Nila, tapi di tahun dimana wabah tersebut menyerang, hanya 8 ton yang dihasilkan. Saat itu tidak ada yang tahu penyebab kematian massal ini. Sampai akhirnya penyakit yang sama muncul di perikanan Ekuador, Mesir, Kolombia, dan Thailand, peneliti mulai mengarahkan perhatian pada virus yang sebelumnya belum pernah ada ini.

Saat ini hal terbaik adalah dengan mencegah, karena belum ada obat untuk TLV. Para peneliti sedang mengembangkan vaksin secepatnya sebelum TLV menyerang stok ikan nila dunia. KKP sendiri, melalui BKIPM (Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu), telah menerbitkan surat pemberitahuan untuk waspada nila dari negara terjangkit dengan menolak impor nila dan melakukan pengecekan laboratorium pada nila impor yang telah masuk.

Jangan sampai nila pembawa penyakit masuk ke dalam media budidaya dan menyebarkan wabah yang mengakibatkan banyak kerugian. Bukan hanya menolak ikan dari negara terkena wabah, importasi ikan Nila dari negara bukan wabah juga ditingkatkan pengawasannya sampai level maksimum.

Penyebab

Wabah ini disebabkan oleh Orthomyxo-like virus. Virus ini menyerang pada ikan jenis tilapia (nila dan mujair). Sasaran yang menjadi target dari virus ini adalah ikan-ikan budidaya maupun ikan-ikan liar. Akibat yang ditimbulkan dari serangan wabah ini adalah terjadinya kerusakan otak, mata, hati, dan kerusakan system saraf ikan.

Media penularan:

Setidaknya ada 2 (dua) media yang dapat menyebabkan terjadinya penularan wabah ini, yakni :
  1. Air yang sudah terkontaminasi virus TiLV, dan
  2. Kontak antar ikan yang sudah terjangkit

Gejala Klinis


Beberapa gejala yang dapat diamati pada ikan yang telah terinfeksi virus ini antara lain :
  • Seluruh atau sebagian besar tubuh ikan terlihat berwarna hitam;
  • Kulit mengalami erosi;
  • Kornea mata berkabut (katarak) serta menyusut dan cekung;
  • Bola mata membengkak: dan
  • Anatomi rongga mulut terlihat membengkak.

Dampak

  • Ikan hanya bertahan 4 – 7 hari setelah terinfeksi;
  • Kematian massal ikan mencapai 80-100%; dan
  • Ukuran fingerling (tokolan) adalah ukuran yang paling rentan terjangkit.

Langkah Pencegahan :

  1. Larangan Impor induk, calon benih, dan benih ikan dari Negara terjangkit TiLV;
  2. Pembatasan impor induk, calon induk, dan benih dari Negara tidfsak terjangkit TiLV;
  3. Gunakan benih ikan bersertifikat bebas TiLV;
  4. Batasi lalu lintas Ikan Nila antar area;
  5. Penerapan biosecurity dan sanitar unit pembenihan dan unit budidaya;
  6. Lakukan surrveilan dan monitoring penyakit TiLV;
  7. Batasi sementara penebaran benih Ikan Nila di perairan umum;
  8. Menjaga padat penebaran dan kelayakan kualitas air; dan
  9. Tingkatkan kewaspadaan dan kepedulian antar pembudidaya

Artikel dari Wabah Tilapia Lake Virus (TiLV) Pada Ikan Nila dikutip dari berbagai sumber.
Peningkatan Kapasitas Nelayan Pulo Aceh dalam Penanganan Ikan Tuna dan  Ikan Karang

Peningkatan Kapasitas Nelayan Pulo Aceh dalam Penanganan Ikan Tuna dan Ikan Karang

Penanganan ikan tuna

Pulo Aceh dengan dominasi masyakat nelayan sebagian besar  bekerja  sebagai  nelayan. Umumnya mereka  masih tergolong nelayan tradisional, yang menggunakan alat tangkap pancing dan jaring dan rata-rata menggunakan boat kecil berukuran 5 GT – 25 GT. Umumnya mereka melakukan penangkapan diperairan sekitar pulau-pulau yang terdapat di kecamatan Pulo Aceh, Sabang, bahkan sekitar laut Andaman. Ada berbagai jenis ikan yang ditangkap antara lain tuna, cucut, kerapu, mata merah, beronang, lobster, kakap dan sebagainya, potensinya sebesar rata-rata 3 bulan terakhir 3,4 ton (Sumber WCS: Kegiatan fishlanding monitoring Lhok Pulo Breuh Selatan).

Namun potensi tersebut belum dapat mensejahterakan kehidupan para masyarakat kecil yang menjadikan laut sebagai mata pencaharian utama seperti nelayan. Taraf hidup dan tingkat ekonomi nelayan masih tergolong sangat rendah. Salah satu kendala yang dialami yaitu Penanganan Ikan yang keliru dalam pelaksanaan, sehingga harga ikan sangat murah di beli oleh perusahaan.

Dalam industri perikanan, Penanganan ikan memegang peranan penting, baik dilakukan di atas boat maupun saat di pelabuhan, buruknya penanganan akan menentukan kualitas ikan sebagai bahan baku untuk pengolahan ikan atau untuk di konsumsi oleh masyarakat.


Pelatihan Fish Handling

PT. Kelola Pangan Indonesia (KPI) dan Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA), mendorong perilaku penanganan ikan melalui pelatihan penanganan ikan (18/7/2020) bagi Nelayan di Pulo Breuh yang dihadiri oleh nelayan, Keuchik dan pengumpul ikan yang bertempat di Balee Konservasi Penyu Gampong Gugob Pulo Breuh Selatan, Aceh Besar. Dengan kehadiran PT KPI sebagai Narasumber, peserta sangat antusias untuk menghadirinya dan dapat langsung bertanya tentang standar kualitas ikan yang di beli oleh perusahaan.

Pelatihan Penanganan ikan di Balee Konservasi bertujuan untuk meningkatkan keahlian masyarakat dalam penangangan ikan pasca panen. Penanganan tersebut dapat berupa mematikan ikan, mengeluarkan darah dengan menggiris ekor ikan dan penyimpanan dingin dengan es yang cukup untuk menjaga kualitas ikan dan pada saat di pelabuhan akan dilakukan grading berdasarkan jenis dan ukuran.

Peserta diajarkan cara penanganan jenis ikan yakni ikan karang dan ikan tuna. Penanganan ikan Karang termasuk mudah dan cepat namun berbeda pada penanganan ikan Tuna yang harus diperhatikan jumlah es sesuai dengan suhu dan juga teknik membelah ikan juga menentukan kualitas ikan nantinya.

Dalam Pelatihan yang di support oleh WCS IP ini KPI juga memberikan pemahaman dan penyadartahuan kepada peserta untuk melakukan penangkapan ikan dengan alat ramah lingkungan dengan tujuan ikan yang akan di jual ke pasar mempunyai nilai yang kompetitif dan mempunyai efek sustainable bagi ekosistem ikan yang berada di wilayah perairan Pulo Aceh.

Menurut Syukri Direktur PT KPI, kegiatan ini sangat baik dilakukan, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penanganan ikan yang baik sehingga ikan yang akan di jual oleh nelayan atau pengumpul ikan sesuai dengan standar perusahaan.

Penanganan ikan tuna segar

Setelah melakukan pelatihan ini, PT. KPI sebagai perusahaan pemasaran ikan melakukan technical asistensi langsung terkait dengan cara penanganan ikan dan loin ikan tuna yang ada di pelabuhan Gugob dan langsung membeli ikan yang didapatkan oleh nelayan dengan harga kompetitif. Kegiatan yang dilakukan selama 3 hari (20 s.d 23 Agustus 2020) ini dilakukan untuk memastikan ikan yang akan dibeli sesuai dengan standar dan memberikan pemahaman tentang harga yang didapatkan sesuai dengan kualitas ikan hasil penanganan ikan diatas kapal.

Menurut Ketua LEPA Muslem, dengan adanya perusahaan yang langsung membeli ikan di nelayan, secara otomatis rantai pemasaran akan lebih ramping sehingga diharapkan harga ikan di tingkat nelayan sesuai dan layak. Sebagai organisasi lokal LEPA akan mendampingi dan akan membeli ikan di nelayan yang sesuai dengan standar perusahaan.
3 Metode Budidaya Rumput Laut di Masyarakat Pesisir

3 Metode Budidaya Rumput Laut di Masyarakat Pesisir

Metode Budidaya Rumput Laut

Travellink InfoBudidaya rumput laut merupakan salah satu andalan dan rekomendasi mata pencaharian alternatif perikanan dalam mendukung pembangunan ekonomi di daerah pesisir.

Dalam melakukan budidaya rumput laut terdapat beberapa faktor keuntungan yang dapat diperoleh yaitu usaha ini tidak memerlukan modal tinggi dengan  wilayah  pesisir di indonesia sangatlah mendukung usaha budidaya rumput laut ini. Disertai  serta teknologi budidayanya sederhana sehingga mudah dilakukan oleh siapapun.

Selain itu dalam melakukan budidaya rumput laut juga bisa di integrasikan dengan budidaya seperti menggabungkan budidaya ikan dengan rumput laut.

Budidaya rumput laut juga tidak perlu menggunakan pakan, peralatan yang digunakan mudah didapatkan, mudah dalam penanganan saat panen, siklus budi dayanya singkat, dapat diolah secara rumah tangga untuk menjadi produk siap konsumsi, serta bisa dilakukan sebagai usaha sampingan.

Dalam membudidayakan rumput laut ada beberapa metode yang bisa dilakukan berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar perairan yaitu menggunakan metode dasar, metode lepas dasar, dan metode apung. Nah, berikut kami akan memberikan informasi tentang metode dalam budidaya rumput laut.

Metode Budidaya Rumput Laut

1. Metode Dasar (bottom method)

Metode ini merupakan metode pembudidayaan rumput laut yang menggunakan benih bibit tertentu, yang telah diikat, kemudian ditebarkan ke dasar perairan, atau sebelum ditebarkan benih diikat dengan batu karang. Dalam metode ini kalian bisa melakukan dengan cara metode sebaran (broadcast) dan juga metode budidaya dasar laut (bottom farm method).

2. Metode Lepas Dasar (off-bottom method)

Untuk menerapkan metode ini anda bisa melakukan dengan cara mengikatkan bibit rumput laut yang diikat dengan tali rafia pada rentangan tali nilon atau jaring di atas dasar perairan dengan menggunakan pancang-pancang kayu.

Dalam metode ini anda bisa melakukan dengan cara metode tunggal lepas dasar (off-bottom monoline method), metode jaring lepas dasar (off-bottom-net method) dan metode jaring lepas dasar berbentuk tabung (offbottom-tabular-net method).

3. Metode Apung (floating method)

Metode apung merupakan salah satu bentuk rancangan dari metode lepas dasar, pada metode ini tidak lagi digunakan kayu pancang, tetapi diganti dengan pelampung. Untuk metode ini kalian bisa menggunakan dengan cara metode tali tunggal apung (floating-monoline method) dan metode jaring apung (floating net method).

Metode Budidaya Rumput Laut Euchema sp.

Di Indonesia banyak di budidayakan rumput laut Eucheuma sp. karena di samping arealnya cocok untuk budidaya dan juga pasarnya sudah ada. Metode penanaman rumput laut Eucheuma sp. yang dikembangkan secara luas ada 3 metode, sebagai berikut (Anggadiredja et al., 2008):

1. Metode lepas dasar

Metode ini digunakan pada umumnya di lokasi yang memiliki substrat dasar karang berpasir atau pasir dengan pecahan karang serta terlindung dari hempasan gelombang. Lokasi untuk metode ini harus memiliki kedalaman sekitar 0,5 m pada saat surut rendah dan 3 m pada saat pasang tertinggi.

Rumput Laut
Bentuk unit metode lepas dasar (Sumber: Anggadiredja et al., 2008)

2. Metode rakit apung

Metode rakit apung merupakan budidaya rumput laut dengan cara mengikat rumput laut pada tali ris (seperti pada metode lepas dasar) yang diikatkan pada rakit apung yang terbuat dari bambu.

Keuntungan metode ini antara lain adalah:

  1. Banyak diterapkan pada lokasi dengan kondisi perairan lebih dalam, tetapi masih terlindung dari gelombang besar; dan
  2. Tanaman lebih banyak menerima intensitas cahaya matahari serta gerakan air yang terus memperbaharui kandunagn nutrisi pada air laut yang akan mempermudah penyerapan nutrisi sehingga pertumbuhan lebih cepat.

Kelemahan metode ini adalah:

  1. Apabila tanaman muncul ke permukaan air akan langsung terkena sengatan matahari atau air hujan yang dapat berakibat bagian tanaman tersebut memutih kemudian mati; dan
  2. Biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lepas dasar.
Bentuk unit metode rakit apung (Sumber: Anggadiredja et al., 2008)

3. Metode rawai

Metode rawai merupakan cara yang paling banyak diminati petani rumput laut karena di samping fleksibel dalam pemilihan lokasi dan juga biaya yang dikeluarkan lebih murah.

Model rentangan metode rawai dilihat dari samping (Sumber: Anggadiredja et al., 2008)
Foto: Budidaya rumput laut dengan metode rawai



Demikianlah 3 Metode Budidaya Rumput laut yang dapat digunakan sebagai matapencaharian alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan di wilayah pesisir
10 Jenis Ikan Hias Air Laut yang Mudah Dipelihara

10 Jenis Ikan Hias Air Laut yang Mudah Dipelihara

Ikan hias air laut Lion Fish

Ikan hias air laut memang sangat sulit untuk di pelihara, selain menjaga aquarium tetap bersih dan menjaga air tetap seimbang dan sesuai sehingga membutuhkan kerja keras dalam memelihara jenis ikan ini. Namun ada juga jenis ikan air laut yang mudah untuk di pelihara bagi pemula.

Belakangan ini Usaha Ikan hias air laut masa pademi covid semakin meningkat dengan adanya  regulasi pemerintah melalui Work from home (WFH). Banyak pengusaha yang banting setir untuk menghidupi bisnisnya yaitu dengan peluang usaha rumahan baik budidaya pertanian maupun budidaya perikanan. Di perikanan peluang usaha ikan hias air laut ini cukup menjanjikan. Banyak retailer yang menjajakan jenis ikan hias, namun bagi anda pemula haruslah menjadi bijak dalam pemilihan jenis ikan hias yang akan anda pelihara dan merawat.

Nah, bagi anda pemula dalam perawatan ikan hias laut untuk mengisi waktu anda dan menikmati kenyamanan dirumah sambil bekerja jenis ikan air laut ini bisa menjadi acuan:

Jenis Ikan Hias Air Laut

1. Ikan hias air laut Lion Fish

Ikan hias air laut yang memiliki nama ilmiah pterios, cukup unik dan mnyeramkan karena memiliki ornamen-ornamen pada tubuhnya yang berbentuk seperti duri. Duri sirip akan mengembang disaat ikan ini merasa terancam dan sedang berburu. Sesuai dengan namanya ikan singa, julukan yang tepat baginya yaitu dangerously beautiful.

Bagi anda pemula tidak disarankan memelihara ikan ini, walaupun ikan ini sangat cantik saat mengembangkan surainya maka akan timbul keinginan untuk menyentuhnya. Pada  duri sirip si ikan singa mengandung racun yang cukup berbahaya. Apabila tersengat, bisa menyebabkan demam dan luka yang cukup fatal.

Untuk dapat memelihara ikan ini, kamu perlu untuk memperhatikan ikan mana saja yang bisa kamu campur dengan lion fish karena mereka mempunyai makanan ikan berbeda.

2. Dottyback

Ikan hias air laut jenis dottyback

Ikan hias air laut jenis dottyback adalah ikan yang tinggal di perairan laut daerah tropis dan sub tropis indo pasifik yang terkenal memiliki terumbu karang sangat melimpah. Tempat mereka hidup di terumbu dangkal, lereng terumbu, dan daerah terumbu luar. Mereka bergerak di sekitar bebatuan dan terumbu karang sambil memakan semua jenis cacing kecil, pod, dan mikro-invert yang mereka temukan hidup di celah-celah berbatu dan di dalam pasir.

Dottyback merupakan jenis ikan laut yang mudah dipelihara, coraknya berwarna kuning terang dengan garis ungu pada bagian atas kepala. Ukurannya cenderung kecil sehingga tidak memerlukan akuarium yang besar.

Karena habitatnya banyak sekali di perairan laut indonesia, jadi sangat direkomendasikan memelihara ikan ini di aquarium rumah anda.

3. Botana Blue Tang

Ikan Hias Air Laut Botana Blue Tang

Ikan hias air laut Botana Blue Tang ini memiliki nama latin Paracanthurus Hepatus, namun di Indonesia lebih dikenal dengan nama Botana Blue Tang. Botana Biru dapat ditemukan di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat, yang berkisar hasil di Afrika Timur ke Laut Andaman, Christmas Island, dan Bali di Indonesia.

Botana Biru adalah ikan penghuni lingkungan laut dangkal, terumbu karang pesisir pulau di kedalaman 0-25 meter. Ini biasanya dijumpai di rataan terumbu dan sepanjang lereng ke laut atas. Ia hidup sendirian atau bentuk agregasi besar yang memakan bersama-sama.

Tubuhnya didominasi oleh warna biru terang dengan sedikit warna hitam dan abu-abu pada bagian ekor. Beberapa ikan juga memiliki corak kuning di tubuhnya.

Makanan utama Blue Tang ketika berusia anak adalah plankton, sedangkan ketika dewasa mereka menjadi omnivora sehingga mulai memakan algae.

4. Ikan Hias Yellow Tang

jenis ikan hias

Selain Blue Tang, kamu juga bisa memilih Yellow Tang yang dapat dikatakan sebagai keluarganya. Bentuknya dan karakternya hampir mirip, hanya warna yang membedakan kedua ikan hias air laut tersebut. Ikan dengan nama latin Zebrasoma Flavenscens atau dikenal sebagai Yellow Tang ini memiliki warna kuning cerah.

Jika kamu ingin memeliharanya, ingatlah bahwa Tang umumnya tidak agresif terhadap ikan lain, tetapi cenderung berkelahi dengan ikan sejenisnya.  Maka kamu harus menyediakan tank bervolume setidaknya 100 galon agar mereka dapat berenang dengan lebih leluasa dan berjauhan.

5. Butterfly Fish

jenis ikan hias butterfly fish

Sebagaimana namanya, butterfly fish memiliki corak bergaris dan warna yang mempesona layaknya kupu-kupu. Bentuk tubuh ikan ini pipih dengan bagian mulut yang monyong ke depan. Sehingga tampak sangat menarik untuk menghiasi akuarium di rumahmu.

Semua jenis Butterfly Fish mudah dirawat, tetapi setiap subspesies memiliki persyaratan dan kebutuhan diet sendiri-sendiri. Jadi pastikan memelajari karakter subspesias yang kamu pilih terlebih dahulu ya.

6. Blue Devil

Ikan Hias Blue Devil

Ikan Hias Blue Devil memiliki nama ilmiah Paraplesiops Bleekeri. Ikan hias air laut satu ini cukup populer di kalangan pencinta ikan. Bentuknya sangat unik, agak ramping dan tidak terlalu besar.

Blue Devil ikan yang berbadan langsing, struktur badannya hampir mirip badan seekor ikan mujair. Seluruh tubuh ikan ini berwarna dominan biru cerah, terkadang di sertai titik – titik putih. Pada ujung sirip punggung biasanya terdapat titik berwarna hitam. letaknya dipangkal siripnya.

Sesuai dengan namanya, ikan ini adalah ikan yang sangat aktif. seringkali ikan ini terlihat berenang dengan cepat mengejar makanan atau hanya bermain – main dengan kawanannya. Meskipun bergerak amat gesit, umumnya ikan ini cenderung jarang mengganggu ikan lain, mungkin karena ukurannya yang kecil, ikan ini sangat cocok di pelihara bagi pemula ataupun aquaris yang ingin mencoba kualitas air laut, karena selain harganya yang relatif sangat murah, ikan ini juga memliki daya tahan hidup yang luar biasa.

7. Ikan hias Clown Fish


Ikan yang satu ini tentu sudah sangat familiar, Clown Fish merupakan jenis ikan yang menjadi karakter Nemo dalam film Finding Nemo. Warnanya yang oranye terang dan putih dengan pola bergaris hitam membuat ikan ini disebut sebagai ikan badut.

Ikan badut merupakan ikan hias air laut yang berwarna oranye cerah, dengan tiga garis putih pada tubuhnya. Tiga garis putih pada ikan badut terdapat pada bagian pada bagian kepala, tengah-tengah badan, dan pangkal ekor. Ukuran maksimal ikan badut bisa mencapai 10-18 cm. Ikan badut terlahir dalam keadaan jantan dan yang akan berubah kelamin menjadi betina adalah yang terbesar dari kelompoknya atau pasangannya (Michael, 2008)

8. Ikan Watchman Gobies

Watchman Gobies

Ikan hias Watchman Gobies sangat cocok untuk dipelihara oleh pemula. Ikan ini terkenal memiliki daya tahan tubuh kuat sehingga mudah dipelihara dan tidak gampang mati. Gerakannya pun cukup agresif di dalam air, sehingga kamu tak akan bosan memandangnya. Kamu bisa memberi udang-udangan untuk makanan ikan hias air laut yang satu ini.

9. Angelfish

Ikan hias air laut angelfish

Ikan hias air laut angelfish dari keluarga Pomacanthidae hidup di daerah tropis maupun subtropis, 85% spesies tersebar di daerah Indo Pasifik, kecuali 13 daerah Atlantik dan Pasifik Timur, dan merupakan jenis ikan hias air laut asli indonesia.

Ikan angel dikenal oleh ciri-ciri fisik tubuh berbentuk seperti oval dan cukup tebal, serta rusuk kecil pada sudut belakang pipi dekat insangnya. Ikan angel sangat bergantung dengan tempat perlindungan yang ada di terumbu karang, seperti bebatuan, goa dan celah terumbu karang.

10. Neon Tetra

Ikan neon tetra dengan nama latin Paracheirodon Innesi merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang paling populer di masyarakat Indonesia. Ikan ini berasal dari Amerika Selatan, tepatnya di kawasan Brasil, Rio Taquari, dan lembah sungai Paraguay yang dikenal hidup berkelompok.

Neon Tetra merupakan ikan hias air laut yang dikenal dengan kekhasan warna keemasan bergaris tipis berwarna biru menyerupai lampu neon dibagian tubuh belakang hingga ke bagian dekat mata. Karena ukurannya yang kecil yaitu sekitar 4 cm saja, sekarang ikan neon ini banyak di pelihara oleh para pecinta ikan hias di dalam akuarium.

Nah, itulah jenis ikan hias air laut yang mudah dipelihara oleh pemula yang ingin menambah keindahan rumah dan juga dapat menjadi sumber penghasilan alternatif bila ingin dijadikan usaha saat pademi covid19.

Cara Pengolahan Ikan Tuna Loin Beku

Cara Pengolahan Ikan Tuna Loin Beku

Cara Pengolahan Ikan Tuna Loin Beku

Pada tahun 2016 Indonesia mengambil bagian dalam memasok tuna sebanyak 16 % dari total produksi dunia. Indonesia dapat menghasilkan tuna, cakalang dan tongkol lebih dari 1,2 juta ton/tahun. Berdasarkan data Kementrian Kelautan dan Perikanan RI pada September tahun 2018, tuna menduduki urutan kedua setelah udang dengan nilai ekspor tertinggi di Indonesia.

Data Biro Kerjasama dan Humas Kementerian Kelautan dan Perikanan  yang di terbitkan dalam artikel Kementrian Kesehatan RI juga menyebutkan bahwa ikan tuna dapat menjadi bisnis perikanan yang menguntungkan. Permintaan dunia terhadap tuna cenderung tinggi bahkan cenderung overcapacity. Pemerintah Indonesia telah mendapat dukungan dari  International Pole and Line Foundation sehingga pembelian tuna international yang tergabung di dalamnya akan mendapat harga premium.

Salah Satu Produk andalan Ikan tuna adalah tuna Loin beku. produk ini biasanya menjadi komoditas ekspor ke negara negara konsumsi ikan tuna semisal jepang dan korea.

Tuna loin beku аdаlаh ѕuаtu produk olahan hasil perikanan dеngаn bahan baku ikan tuna segar уаng mengalami perlakuan ѕеbаgаі berikut: sortasi, pemotongan kepala, sirip dan ekor, pencucian, pembuatan loin, pembuangan daging gelap, pembuangan kulit dan perapihan, pembekuan dеngаn atau tаnра penggelasan, pengepakan dan penyimpanan beku (Ditjenkan, 1993).

Pengolahan Tuna

Bahan Baku Olahan Tuna Loin

Mеnurut SNI 01-4104-2006, bаhwа ѕеmuа jenis tuna dараt dibuat menjadi olahan produk tuna loin nаmun pada umumnya bahan baku tuna loin аdаlаh yellowfin, bluefin, bigeye dan longfin.

Persyaratan Bahan Baku

Mеnurut SNI 01-4104-2006, bahan baku Tuna Loin Beku аdаlаh ѕеmuа jenis tuna уаng dараt diolah untuk dijadikan produk berupa Tuna Loin Beku.

Bahan baku harus bersih, bebas dаrі ѕеtіар bau уаng menandakan pembusukan, bebas dаrі tanda dekomposisi dan pemalsuan,bebas dаrі sifat-sifat alamiah lаіn уаng dараt menurunkan mutu serta tіdаk membahayakan kesehatan, јugа harus berasal dаrі perairan уаng tіdаk tercemar serta secara organoleptik bahan baku tersbut harus mempunyai karateristik kesegaran sekurang-kurangnya ѕеbаgаі bеrіkut :
  1. Rupa dan warna : bersih, warna daging spesifik jenis tuna
  2. Bau : segar spesifik jenis, dan berbau rumput laut segar
  3. Rasa : manis spesifik jenis ikan tuna
  4. Konsistensi : elstis, padat dan kompak

Proses Pengolahan Tuna Loin Beku

Penanganan уаng kasar dan ceroboh harus dicegah, saat dinaikkan kе аtаѕ kapal jangan terbentur benda keras, jangan terjatuh bengkok, dan tіdаk banyak kehilangan tenaga artinya tіdаk banyak berjuang keras menghadapi kematiannya уаng dараt menjadi penyebab kerusakan mutu ikan segar karena proses rigor mortis уаng berlangsung cepat (Murnyati dan Sunarman, 2000).

Pengolahan bahan baku уаng dilakukan secara cermat аkаn menghasilkan produk bermutu baik. Cara penanganan dan proses pengolahan bahan baku, penanganan, distribusi, dan pemasaran produk pangan berpengaruh terhadap mutu produk pangan уаng dipasarkan (Afrianto, 2008).

Tuna loin beku аdаlаh tuna уаng telah mengalami perlakuan sehingga suhu pusatnya maksimum -18oC, merupakan produk olahan hasil perikanan dеngаn bahan baku tuna segar atau beku уаng mengalami perlakuan ѕеbаgаі berikut: penerimaan, penyiangan atau tаnра penyiangan, pencucian, pembuatan loin, pengulitan dan perapihan, sortasi mutu, pembungkusan (wrapping), pembekuan, penimbangan, pengepakan, pelabelan dan penyimpanan.

Standar mencakup klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji, serta syarat penandaan dan pengemasan untuk tuna loin beku.

Bеrdаѕаrkаn SNI 01-4104-2006 penanganan dan pengolahan tuna loin beku dibedakan menjadi dua bеrdаѕаrkаn kondisi bahan baku уаng digunakan, уаіtu bahan baku tuna segar dan bahan baku tuna beku.

1. Penerimaan

Bahan baku уаng diterima dі unit pengolahan diuji secara organoleptik, untuk mengetahui mutunya. Bahan baku kеmudіаn ditangani secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dеngаn suhu pusat produk maksimal 4,4°C.

Mеnurut Ditjenkan (1993), Ikan terlebih dahulu dicuci untuk menghilangkan lendir atau kotoran уаng menempel pada tubuh ikan tuna, kеmudіаn disortasi mеnurut ukuran dan mutu.

Ukuran tuna уаng diterima untuk pengolahan tuna loin аdаlаh уаng berukuran 30 kg keatas, mutu tuna уаng dараt diterima ѕеbаgаі bahan baku loin аdаlаh Warna daging kemerah-merahan seperti merah semangka untuk jenis Yellowfin tuna ѕеdаngkаn untuk jenis Big eye tuna merahnya seperti bunga rose (dihindarkan warna daging ikan уаng pucat/putih), Elastis atau daging mаѕіh kenyal tіdаk boleh pecah atau mudah hancur, dan kecerahan tuna bіlа diusap seperti kaca.

Ukuran ikan menunjukkan besar kecilnya ikan. Pada umumnya ikan dikatakan besar apabila panjangnya melebihi ukuran 20 cm, ѕеdаngkаn ikan dikatakan kecil apabila panjang ikan kurаng dаrі 10 cm. Ukuran panjang keseluruhan seekor ikan аdаlаh panjang уаng diukur dаrі ujung mulut ikan ѕаmраі dеngаn ujung ekor ikan (Hadiwiyoto, 1993).

2. Pemotongan Kepala, Sirip dan Ekor

Apabila ikan уаng diterima mаѕіh dalam keadaan utuh, ikan disiangi dеngаn cara membuang kepala dan isi perut. Penyiangan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter sehingga tіdаk menyebabkan pencemaran pada tahap berikutnya dеngаn suhu pusat produk maksimal 4,4°C.

Pemotongan dimulai dаrі bagian kepala, pisau kеmudіаn diarahkan kebagian punggung ѕаmраі tepat pada tulang belakangnya, kеmudіаn disayat pada bagian ѕаmріng kiri kanan daging punggung dan perut уаng selanjutnya dilakukan pembelahan dаrі pangkal kapala ѕаmраі pada inlet 3 dаrі pangkal ekor, searah dеngаn linea literalis sehingga bіѕа lepas (Ditjenkan, 1993).

Pada saat ikan mati, enzim pencernaan уаng ada dalam perut dan usus mаѕіh aktif. Jіkа usus dan alat pencernaan уаng banyak mengandung enzim tіdаk dibuang maka enzim іnі аkаn memecah jaringan saluran pencernaan dan menghancurkan dinding perut (Junianto, 2000).

3. Pencucian Ikan tuna

Ikan dicuci dеngаn hati-hati menggunakan air bersih dingin уаng mengalir secara cepat, cermat dan saniter untuk mempertahankan suhu pusat produk maksimal 4.4°C.Pencucian іnі bertujuan untuk menghilangkan sisa kotoran dan darah уаng menempel dі tubuh ikan sehingga bebas dаrі kontaminasi bakteri pathogen.

Pencucian bahan pangan уаng ditujukan untuk mengurangi populasi mikroba alami (flora alami) уаng terdapat dalam bahan pangan, sehingga populasinya tіdаk berpengaruh pada proses selanjutnya. Pencucian dilakukan dalam air mengalir, bersih dan ѕudаh didinginkan аntаrа suhu 0-5oC (Afrianto, 2008).

4. Pembuatan Tuna Loin

Pembuatan loin dilakukan dеngаn cara membelah ikan menjadi empat bagian secara membujur. Proses pembuatan loin dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dan tetap mempertahankan suhu pusat produk 4,4°C. Pembuatan loin іnі bertujuan untuk mendapatkan bentuk loin sesuai dеngаn ukuran уаng ditentukan dan bebas dаrі kontaminasi bakteri patogen

5. Pengulitan dan Perapihan

Tahap berikutnya уаіtu pembuangan kulit, dilanjutkan dеngаn merapihkan bentuk loin dan membuang lapisan lemak уаng mаѕіh terdapat pada permukaan daging gunа mencegah terjadinya kontaminasi.

Sortasi Mutu Tuna Loin Beku

Sortasi mutu dilakukan dеngаn memeriksa loin apakah mаѕіh terdapat tulang, duri, daging merah dan kulit secara manual. Sortasi dilakukan secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dеngаn suhu pusat produk maksimal 4,4°C.

Mеnurut Afrianto (2008), sortasi pada bahan baku bertujuan untuk mendapatkan bahan baku ikan dеngаn jenis, ukuran dan mutu уаng seragam. Pemisahan іnі аkаn menjaga mutu bahan baku tetap baik. Dеngаn bahan baku bermutu baik аkаn dараt dihasilkan produk pangan dеngаn mutu уаng relatif sama.

Mеnurut Ditjenkan (1997), ѕеbеlum dimasukkan kе dalam ruang pengolahan bahan baku harus diperiksa dan disortir dеngаn cara saniter hаnуа bahan baku уаng memenuhi syarat kesegaran dan bersih уаng boleh diolah.

1. Pembungkusan (Wrapping)

Loin уаng ѕudаh rapih selanjutnya dikemas dalam plastik secara individual vakum dan tіdаk vakum secara cepat. Proses pembungkusan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dan tetap mempertahankan suhu pusat produk maksimal 4,4°C.

2. Pembekuan Tuna Loin

Loin уаng ѕudаh dibungkus kеmudіаn dibekukan dеngаn alat pembeku (freezer) seperti ABF, CDF, Brain hіnggа suhu pusat ikan mencapai maksimal -18°C dalam waktu maksimal 4 jam.

Pembekuan аdаlаh cara уаng paling banyak digunakan untuk mengolah hasil perikanan. Keunggulan paling utama dibanding cara pengolahan уаng lаіn аdаlаh kemapuan pembekuan dalam mengawetkan bahan baku atau produk hasil perikanan tаnра harus merubah sifat asli produknya.

Pendinginan аdаlаh pengolahan dеngаn cara menurunkan suhu ikan mendekati titik beku. Kondisi іnі menunda kegiatan biokomiawi dan bakteriologis dаrі bahan baku, sehingga dараt memperpanjang daya awet atau masa simpan produk.

Pembekuan аdаlаh ѕuаtu cara pengolahan dеngаn mengurangi suhu produk dаrі temperatur asal ѕаmраі mencapai -180C dan sebagian besar dalam tubuh telah berubah menjadi es (Soen’an, 2002).

3. Penimbangan Tuna Loin

Loin ditimbang satu per satu dеngаn menggunakan timbangan уаng ѕudаh dikalibrasi. Penimbangan dilakukan dеngаn cepat, cermat dan saniter serta tetap mempertahankan suhu pusat produk maksimal -18°C. Tujuan dаrі penimbangan іnі аdаlаh mendapatkan berat loin уаng sesuai dеngаn ukuran уаng telah ditentukan dan bebas dаrі kontaminasi bakteri patogen.

4. Pengepakan Tuna Loin

Loin уаng telah dilepaskan dаrі pan pembeku, kеmudіаn dikemas dеngаn plastik dan dimasukkan dalam master karton secara cepat, cermat dan saniter sehingga melindungi produk dаrі kontaminasi dan kerusakan selama transportasi dan penyimpanan serta sesuai dеngаn label.

5. Penyimpanan

Penyimpanan tuna loin beku dalam gudang beku (cold storage) dеngаn suhu maksimal -25°C dеngаn fluktuasi suhu maksimal ± 2°C. Penataan produk dalam gudang beku diatur sedemikian rupa sehingga mеmungkіnkаn sirkulasi udara dараt merata dan memudahkan pembongkaran.

Produk pangan уаng ѕudаh dihasilkan perlu ditangani secara baik agar tіdаk mengalami rekontaminasi, sehingga mutu produk pangan tetap terjaga ѕаmраі kе konsumen. Pengemasan merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya rekontaminasi. Pemilihan waktu untuk mengemas, jenis bahan pengemas, dan kebersihan bahan pengemas ѕаngаt berpengaruh terhadap upaya pencegahan rekontaminasi (Afrianto, 2008).

Demikian Proses Pengolahan, pembuatan Dan penyimpanan Tuna Loin. Semoga Artikel Ini Bisa Bermanfaat.
Cara Mudah Budidaya Sidat di Kolam dan di Terpal

Cara Mudah Budidaya Sidat di Kolam dan di Terpal

Budidaya Sidat di Kolam dan di Terpal

Pada artikel kali ini akan dijelaskan bagaimana cara budidaya ikan sidat dengan baik, dengan menggunakan media kolam ataupun media terpal.

Sebelum lebih lanjut teknik budidaya ikan sidat sebaiknya kita mengenal dulu tentang ikan sidat, menurut sumber di Internet, Ikan sidat merupakan jenis ikan yang menyerupai ular, ikan ini tergolong dalam Ordo Anguilliformes, yang terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies.

Pasar ikan sidat cukup menjanjikan, karena selain dibutuhkan oleh pasar nasional, ikan ini juga dibutuhkan oleh pasar internasional, banyak negara yang membutuhkan ikan sidat. sebut saja Hongkong, Cina, Taiwan dan Jepang.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum budidaya ikan sidat diantaranya adalah:

Ikan sidat hidup dengan baik pada suhu udara 29 derajat celcius, kemudian memiliki keasaman tanah antara 7-8 Ph, dan memiliki kandungan oksigen terlarut dalam air sekitar 0,5 – 2,5 ppm.
Dalam proses pemberian pakan ikan sidat membutuhkan kandungan protein yang lebih yaitu sekitar 45 persen.

1. Cara Budidaya Ikan Sidat di Kolam

Cara Budidaya Ikan Sidat di kolam menjadi beberapa tahapan yang harus diperhatikan diantaranya adalah :

Pengolahan Kolam Ikan Sidat

Pengolahan kolam ikan sidat tidak jauh berbeda dengan pengolahan ikan lainnya, seperti lele atau seperti pada pengolahan kolam ikan nila.

Kemudian yang harus diperhatikan adalah, jangan memulai memasukan benih ikan sidat sebelum kondisi air kolam bagus, berwarna hijau bening/transfaran dan tidak berbau.

Perawatan Ikan Sidat

Setelah kolam siap, masukan benih ikan kedalam kolam, tahap selanjutnya adalah perwatan ikan sidat, diantaranya dengan melakukan pemberian makanan, seperti yang sudah dijelaskan diatas, kandungan pakan ikan harus banyak mengandung unsur protein, atau lebih lengkapnya unsur yang terkadnung dalam pakan adalah Protein 45%, karbohidrat 15-18%, dan kadar lemak 20%.

Untuk memenuhi unsur tersebut bisa menggunakan pelet ikan khusus ikan sidat, kemudian berikan campuran cacahan keong, cacahan bekicot ataupun cacing.

Proses Panen Ikan Sidat

Ikan Sidat dipanen ketika usia ikan 7-8 bulan atau sebelumnya lakukan riset permintaan pasar, selain itu kategori sidat siap panen adalah ketika ikan mencapai 200-230 gram per ekor.

2. Budidaya Ikan Sidat di Kolam Terpal

Proses budidaya ikan sidat di kolam tanah dan di terpal tidak jauh berbeda, yang perlu diperhatikan adalah :
  • Kondisi sumber air, sirkulasi air juga dibutuhkan dalam budidaya ikan sidat, atau bisa menggunakan airator agar kadar oksigen tetap terjaga.
  • kondisi terpal artinya terpal harus dijaga jangan sampai bocor kemudian,
  • kapasitas ikan atau jumlah ikan harus diperhatikan, jangan sampai terlalu padat

Demikian artikel Cara Mudah Budidaya Sidat di Kolam dan di Terpal, semoga bermanfaat bagi pembudidaya perikanan pemula.
Cara Mudah Budidaya Belut Dalam Drum untuk Pemula

Cara Mudah Budidaya Belut Dalam Drum untuk Pemula


Budidaya Belut saat ini merupakan budidaya yang banyak digemari. Peluang untuk mendapatkan ekonomi alternative dari belut begitu menjanjikan. Bayangkan, dari warung makan kecil hingga restoran mewah menyediakan kuliner belut. Disamping itu nilai gizinya yang tinggi, belut juga bisa dimasak kedalam berbagai jenis menu dengan rasa yang cukup gurih. Kali ini kita akan membahas bagaimana cara budidaya belut yang baik dengan media drum.

Sebelum berlanjut ketahapan berikutnya sebaiknya siapkan dulu beberapa perlengkapan dibawah ini:
  1. Drum, Usahakan dengan menggunakan drum yang terbuat dari plastik
  2. Paralon besar
  3. Kawat Kasa
  4. Bak besar untuk menampung air
  5. Ember
  6. Cangkul
  7. Baskom
  8. Jerigen

Setelah peralatan diatas sudah disediakan, maka selanjutnya adalah bagaimana melakukan budidaya belut didalam drum.

1. Persiapan Media

Persiapan media merupakan hal yang penting, dalam hal ini cara ternak belut dalam drum membutuhkan media diantaranya adalah drum, tanah dan instan bokashi yang sudah diolah terlebih dahulu.

Gunakan Drum yang terbuat dari plastik lebih bagus jikapun menggunakan drum yang terbuat dari kaleng maka bersihkan terlebih dahulu dari karat sehingga ini tidak menyebabkan kontaminasi terhadap tanah sehingga mengakibatkan belut mati keracunan. Lakukan Pemotongan drum secara horizontal, namun potong setngah dari diamterenya, sehingga drum bisa menampung 200 liter air atu media. Seterti pada gambar!


Setelah itu siapkan media tanah yang tidak berpasir dan juga tidak terlalu liat, artinya, gunakan tanah yang gembur dan subur seperti tanah sawah. Tahapan memasukan media kedalam drum yang harus dilakukan sebagai berikut.

Masukan media tanah kedalam drum sehingga memenuhi ketinggian 30-40 cm kemudian aduk tanah tersebut dengan merata, kontrol kadar yang ada jangan sampai kurang ataupun berlebihan.

Kemudian masukan EM 4 sekitar 4-5 botol kedalam adukan tanah dalam drum Kemudian aduk sebanyak 2 kali sehari hingga tanah menjadi lebih lembut dan gembur dan lebih subur. Kemudian masukan bokashi sebanyak 40 kg untuk drum isi 200 liter, aduk secara merata,

Setelah diaduk secara merata kemudian masukan air hingga ketinggian 5 cm diamkan selama seminggu, hingga terdapat plankton atau cacing mulai terlihat dalam media, Buang air yang menggenang dan ganti dengan air yang lain, jika perlu masukan tanaman air seperti eceng gondong dan ganggang, ataupun masukan ikan kecil kedalam air. Setelah 2 hari maka media siap di masuki oleh belut.

2. Proses Ternak Belut

Masukan bibit belut yang sudah dipersiapkan sebelumnya untuk drum berisi 200 liter yaitu sebanyak 2 kg bibit belut atau berkisar antara 160 sampai 200 ekor belut, ini mengantisipasi kepadatan belut yang nantinya mengakibatkan kematian pada belut.

3. Perawatan

Melakukan perawatan ternak belut dalam drum lebih mudah dilakukan, terutama dalam pemantauan dan pemberian makan, namun meskipun demikina belut yang diternak harus tetap dirawat dengan baik.

4. Pemberian Makanan

Pakan belut berupa cacing, kecebong, ikan-ikan kecil bisa juga menggunakan cacahan keong dan bekicot, lakukan pemberian makanan secukupnya seperti halnya belut alam dan dilakukan pada sore hari. sehingga makanan bisa dimakan pada sore dan malam hari.

5. Penggantian Air

Lakukan penggantian air dengan teratur, dengan cara mengganti dan membuang air yang sudah tergenang dengan mengalirkan air yang baru, selama seminggu sekali, selain itu berikan tanaman air agar ekosistem yang ada dalam drum terus terjaga. Pemberian tanaman air ini juga agar melindungi media dan belut dari panas matahari secara langsung. Sesekali berikan EM 4 kedalam media dan aduk secara hati-hati.

6. Panen

Panen belut dalam drum bisa dilakukan setelah 3-4 bulan masa budidaya, sebelumnya lakukan survei pasar, perhatikan permintaan pasar dan lakukan pemanen dengan menyesuaikan permintaan pasar secara ukuran dan jenis belut.

Demikianlah metode budidaya belut yang dapat di lakukan bagi pembudidaya yang tidak memiliki lahan luas, namun bisa memanfaatkan drum sebagai tempat budidaya belut sebagai peluang usaha.