Pulo Aceh dengan dominasi masyakat nelayan sebagian besar bekerja sebagai nelayan. Umumnya mereka masih tergolong nelayan tradisional, yang menggunakan alat tangkap pancing dan jaring dan rata-rata menggunakan boat kecil berukuran 5 GT – 25 GT. Umumnya mereka melakukan penangkapan diperairan sekitar pulau-pulau yang terdapat di kecamatan Pulo Aceh, Sabang, bahkan sekitar laut Andaman. Ada berbagai jenis ikan yang ditangkap antara lain tuna, cucut, kerapu, mata merah, beronang, lobster, kakap dan sebagainya, potensinya sebesar rata-rata 3 bulan terakhir 3,4 ton (Sumber WCS: Kegiatan fishlanding monitoring Lhok Pulo Breuh Selatan).
Namun potensi tersebut belum dapat mensejahterakan kehidupan para
masyarakat kecil yang menjadikan laut sebagai mata pencaharian utama seperti
nelayan. Taraf hidup dan tingkat ekonomi nelayan masih tergolong sangat rendah.
Salah satu kendala yang dialami yaitu Penanganan Ikan yang keliru dalam
pelaksanaan, sehingga harga ikan sangat murah di beli oleh perusahaan.
Dalam industri perikanan, Penanganan ikan memegang peranan
penting, baik dilakukan di atas boat maupun saat di pelabuhan, buruknya
penanganan akan menentukan kualitas ikan sebagai bahan baku untuk pengolahan
ikan atau untuk di konsumsi oleh masyarakat.
Pelatihan Fish Handling
PT. Kelola Pangan Indonesia (KPI) dan Lembaga Ekowisata Pulo Aceh
(LEPA), mendorong perilaku penanganan ikan melalui pelatihan penanganan ikan (18/7/2020) bagi Nelayan di Pulo Breuh yang
dihadiri oleh nelayan, Keuchik dan
pengumpul ikan yang bertempat di Balee Konservasi Penyu Gampong Gugob Pulo
Breuh Selatan, Aceh Besar. Dengan kehadiran PT KPI sebagai Narasumber, peserta
sangat antusias untuk menghadirinya dan dapat langsung bertanya tentang standar
kualitas ikan yang di beli oleh perusahaan.
Pelatihan Penanganan ikan di Balee Konservasi bertujuan untuk meningkatkan keahlian masyarakat dalam penangangan ikan pasca panen. Penanganan tersebut dapat berupa mematikan ikan, mengeluarkan darah dengan menggiris ekor ikan dan penyimpanan dingin dengan es yang cukup untuk menjaga kualitas ikan dan pada saat di pelabuhan akan dilakukan grading berdasarkan jenis dan ukuran.
Peserta diajarkan cara penanganan jenis ikan yakni ikan karang dan
ikan tuna. Penanganan ikan Karang termasuk mudah dan cepat namun berbeda pada
penanganan ikan Tuna yang harus diperhatikan jumlah es sesuai dengan suhu dan
juga teknik membelah ikan juga menentukan kualitas ikan nantinya.
Dalam Pelatihan yang di support oleh WCS IP ini KPI juga memberikan
pemahaman dan penyadartahuan kepada peserta untuk melakukan penangkapan ikan
dengan alat ramah lingkungan dengan tujuan ikan yang akan di jual ke pasar
mempunyai nilai yang kompetitif dan mempunyai efek sustainable bagi ekosistem
ikan yang berada di wilayah perairan Pulo Aceh.
Menurut Syukri Direktur PT KPI, kegiatan ini sangat baik
dilakukan, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penanganan ikan yang
baik sehingga ikan yang akan di jual oleh nelayan atau pengumpul ikan sesuai
dengan standar perusahaan.
Setelah melakukan pelatihan ini, PT. KPI sebagai perusahaan pemasaran ikan melakukan technical asistensi langsung terkait dengan cara penanganan ikan dan loin ikan tuna yang ada di pelabuhan Gugob dan langsung membeli ikan yang didapatkan oleh nelayan dengan harga kompetitif. Kegiatan yang dilakukan selama 3 hari (20 s.d 23 Agustus 2020) ini dilakukan untuk memastikan ikan yang akan dibeli sesuai dengan standar dan memberikan pemahaman tentang harga yang didapatkan sesuai dengan kualitas ikan hasil penanganan ikan diatas kapal.
0 Comments
Posting Komentar