Lokasi Panjat Tebing Di Banda Aceh Dan Aceh Besar

Lokasi Panjat Tebing Di Banda Aceh Dan Aceh Besar

Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh besar yakni dua wilayah dari Propinsi Aceh yang terletak sempurna di ujung Pulau Sumatera dan Banda Aceh merupakan ibukota dari Propinsi Aceh. Kota Islam tertua di Asia Tenggara ini berbatasan pribadi dengan Selat Malaka dan Samudera Hindia.

Kabupaten Aceh Besar sebelah barat yang berbatasan pribadi dengan Samudera Hindia banyak terdapat tebing – tebing curam di sepanjang pesisirnya, disini terdapat daerah karst yang sudah cukup terkenal yaitu di desa Naga Umbang, Lhoknga.

Bagi seorang pemanjat tebing daerah karst merupakan salah satu tempat yang paling dicari sebab sudah niscaya banyak terdapat tebing yang umumnya sangat layak untuk dipanjat. Selama berdomisili di Banda Aceh penulis sering memanjat di beberapa lokasi di daerah ini.

Dari beberapa tempat yang menjadi favorit para pemanjat, penulis akan membahas 3 (tiga) lokasi panjat yang paling terkenal di Banda Aceh dan Aceh Besar yang tentunya juga sanggup menjadi acuan bagi pembaca yang kebetulan berada di daerah ini dan ingin memanjat disini.

Lokasi Panjat Tebing Mata Ie, Banda Aceh

Lokasi pertama yang paling terkenal di Banda Aceh ada di daerah Mata Ie - Aceh Besar, hampir 90 persen pemanjat daerah ini niscaya pernah menjajal tebing disini. Letaknya sekitar 200 meter dari tempat rekreasi bak pemandian mata ie, kalau dari sentra kota hanya membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 20 menit untuk ke lokasi.

Jikalau anda menggunakan sepeda motor anda dapat memarkir kendaraan di bawah tebing.

Lokasi Tebing Mata Ie


Jalur Untuk Panjat Tebing

Selainlokasi yang gampang dijangkau yang menciptakan tebing ini cukup terkenal yakni sebab tingkat kesulitannya (grade) yang tidak begitu berat juga tinggi jalur yang tidak begitu signifikan hanya sekitar 8 hingga 10 meter saja dan mempunyai satu jalur panjat. Walaupun tebing ini sangat cocok untuk pemanjat pemula tapi banyak juga pemanjat yang harus mencobanya berkali-kali sebelum risikonya berhasil menuntaskan jalur. 


Jalur Panjat di Tebing Mata Ie
Hampir setiap ahad lokasi ini dikunjungi oleh pemanjat dari FPTI Banda Aceh ataupun dari FPTI Aceh Besar untuk latihan dan berguru panjat tebing alam. Jalur panjat ditebing ini sanggup dipanjat dengan system top rope, lead ataupun trad climbing. Maka tidak heran banyak pemanjat – pemanjat hebat yang lahir dan mahir dari tebing ini.

Jalur Untuk Bouldering


Bersebelahan dengan lokasi panjat tebing diatas terdapat sebuah kerikil besar yang juga cukup terkenal sebagai tempat bouldering di daerah ini. Sebuah kerikil yang cukup besar bahkan di salah satu sisinya mempunyai ketinggian mencapai 4 meter sanggup di kategorikan Highball Bouldering. Permukaan kerikil yang bervariasi membentuk jalur panjat yang terbilang lengkap di kerikil ini, mulai dari blank, over hang, roof, dan slab ada di kerikil ini.

Menjajal Jalur Boulder di Mata Ie

Koordinat Lokasi Tebing Mata Ie Di Google Map


Lokasi Tebing Lampuuk


Lokasi tebing lampuuk masuk dalam salah satu daerah wisata pantai andalan di Kabupaten Aceh Besar. Lokasi wisata ini mempunyai garis pantai sekitar 5 kilometer, dengan pasir putih dan air berwarna biru kehijauan, oleh sebab itu daerah yang satu ini hampir selalu ramai dikunjungi terutama di hari-hari libur. Berjarak lebih kurang 20 kilometer dari sentra kota Banda Aceh. Lokasi tebing dikawasan ini terletak dibagian paling ujung pantainya.

(Lokasi Tebing Lampuuk)

Tinggi tebing di lokasi ini sekitar 30 meter dengan panjang tebing lebih dari 100 meter. Terdapat beberapa jalur panjat disini dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Dilokasi ini juga terdapat jalur panjat yang dibentuk oleh Komunitas Panjat Tebing Merah Putih pimpinan kang Tedi Ixdiana yang merupakan cuilan dari 1000 jalur panjat tebing untuk Indonesia.

(Menjajal Tebing Lampuuk)
Banyak para pemanjat terutama dari komunitas pecinta alam yang sering melaksanakan olahraga panjat tebing atau bouldering di daerah ini. Untuk menyiasati ramainya pengunjung yang tiba penulis sendiri lebih sering kesini bersama teman-teman justru di hari-hari kerja sebab relatif sepi jadi tidak terganggu oleh pengunjung yang ingin berwisata. Selain memanjat untuk kepuasan pribadi anda juga akan menerima bonus berupa suasana pantai yang sangat indah dikawasan ini.

Koordinat Lokasi Tebing Lampuuk



Lokasi Panjat Tebing Pucok Krueng


Lokasi ini berada di dikawasan Lhoknga Aceh Besar, Berjarak lebih kurang 4 kilometer dari jalan utama Lhoknga di belakang Pabrik Semen Andalas. Pucok Krueng yakni sebuah hulu sungai yang bermuara ke pantai lhoknga, jadi area ini yakni titik pertama munculnya sumber air sungai di daerah tersebut.

Di beberapa titik lokasi daerah ini banyak terdapat tebing – tebing tinggi khas daerah karst yang layak panjat namun hanya beberapa lokasi saja yang telah mempunyai jalur dikarenakan jalan masuk menuju ke lokasi beberapa titik tebing masih sangat sulit.

Lokasi Tebing Pucok Krueng
Jalan menuju ke lokasi tebing sanggup dilewati oleh sepeda motor untuk kendaraan beroda empat hanya sanggup dilewati oleh satu jalur kendaraan saja jadi masih harus sangat berhati - hati, namun karena track menuju ke lokasi masih berbatu menciptakan perjalanan terasa panjang apalagi di ekspresi dominan penghujan tetapi sebagai gantinya anda akan disuguhkan pemandangan yang tidak mengecewakan memanjakan mata disepanjang jalan anda akan melihat lahan perkebunan warga, persawahan dan pemikiran sungai yang masih alami. Pada hari libur lokasi ini banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan tidak jarang juga wisatawan abnormal kerap terlihat berkunjung untuk menikmati keindahan alam disini.

Lokasi tebing pucok krueng sangat cocok untuk aktifitas swimming, camping, kayaking, caving dan rock climbing. Mengingat hampir semua lokasi dikawasan ini terdiri dari tebing terjal, goa dan pemikiran sungai. Selain jalur lead dan bouldering disini juga terdapat tebing untuk multi picth dan bagi yang ingin mencicipi sensasi terjun pribadi ke air sesudah memanjat juga ada jalur untuk deep water solo (dws). Penulis sendiri sering kesini bukan hanya untuk memanjat tetapi terkadang hanya untuk menikmati keindahan alam dikawasan ini. Selalu ada hal gres yang sanggup di explorasi disini. Bagi komunitas panjat tebing ataupun pencinta alam lokasi ini sering dijadikan tempat latihan pemantapan keahlian teknik panjat tebing.


Koordinat Lokasi Tebing Pucok Krueng


Definisi dan Cara Kerja Sistem Pulley Pada Vertical Rescue (A, Z, M Sistem)

Definisi dan Cara Kerja Sistem Pulley Pada Vertical Rescue (A, Z, M Sistem)

Cara Kerja Sistem Pulley Pada Vertical Rescue

Dalam teknik Vertical Rescue penguasaan system pulley yakni hal yang sangat penting yang harus dikuasai oleh seorang penyelamat / rescuer sebab kemampuan ini kerap dipakai dalam proses penyelamatan korban ke titik yang lebih aman. Sistem pulley ini dipakai disemua teknik penyelamatan menyerupai dalam hauling system, lowering sistem, maupun suspention system.

Sebenarnya ada banyak system pulley mulai dari system pulley 1.1, 2.1, 3.1, 4.1, 5.1 hingga ada yang 9.1,tetapi hanya ada tiga sistem pulley yang biasa di terapkan dalam Vertical Rescue yaitu system 1.1 atau lebih dikenal dengan A system, system 3.1 atau Z system, dan terakhir system 5.1 atau M system. Kaprikornus pada postingan kali ini penulis membatasi hanya membahas ketiga system pulley tersebut saja.

Baca juga: Teknik - teknik dalam Panjat Tebing



Sistem Pulley



Pulley atau dimasyarakat umum lebih dikenal dengan Katrol yakni roda dengan alur disepanjang sisinya untuk menampatkan tali, Pulley dipakai untuk mengurangi friksi pada tali juga dipakai untuk mengubah arah kerja tali sehingga proses pemindahan beban menjadi lebih ringan.



Vertical Rescue
(System Pulley : A System)

A System


Dari gambar sanggup dilihat sebuah beban dihubungkan dengan tali kemudian tali tersebut melewati sebuah pulley dan kembali lagi ke bawah. Sistem ini yakni yang paling sederhana, mempunyai rasio 1.1 artinya setiap tarikan sepanjang 1 meter akan mengangkat beban setinggi 1 meter juga. Pada A System ini jumlah perjuangan yang diharapkan untuk mengangkat beban yakni sama dengan berat beban tersebut jadi belum ada laba mekanis apapun pada system ini, system ini hanya mengubah arah gaya tarik saja.



Kalau tanpa pulley anda harus menarik ke atas dengan menambah sebuah pulley pada system ini anda bisa menarik ke bawah yang biasanya lebih efesien. Oleh sebab itu pulley pada system ini disebut juga pulley pengarah (rederect). Sistem ini biasa dipakai untuk beban yang tidak terlalu berat dibidang yang tidak terlalu miring atau jikalau banyak terdapat tenaga penarik.



(System Pulley : Z System)

Z System


Sistem ini yakni yang paling sering dipakai dalam vertical rescue, sering diaplikasikan mulai dari medan yang tidak terlalu terjal maupun dimedan curam. Selain instalasinya gampang system ini juga memperlihatkan laba mekanik yang sesuai untuk mengangkat beban 1 atau 2 orang, selain itu dengan sedikit modifikasi system ini bisa dengan gampang diubah menjadi M Sistem (system 5.1). Z Sistem ini mempunyai rasio 3.1 artinya setiap tarikan sepanjang 3 meter akan mengangkat beban setinggi 1 meter.


Perhatikan gambar, sebab pada system ini terdapat pulley yang bergerak maka sehabis menarik dengan jarak tertentu anda harus selalu mengatur ulang (me-reset) pulley tersebut ke posisi semula.

Misalnya ada 3 meter jarak antara pulley dalam system maka anda harus me-reset ulang posisi pulley sehabis menarik 3 meter tali dan beban akan terangkat setinggi 1 meter, jadi jikalau anda harus menaikan beban setinggi 10 meter berarti anda harus mereset ulang sebanyak 10 kali.



(System Pulley : M System)

M System


M System (5.1) dipakai apabila instalasi Z System (3.1) tidak mempunyai daya tarik yang cukup dalam proses evakuasi, hal ini dimungkinkan sebab cukup gampang untuk mengkonversi dari Z sistem ke M sistem. Anda bisa menarik beban dengan lebih ringan memakai system ini.

M system mempunyai rasio 5.1 artinya untuk mengangkat beban setinggi 1 meter anda harus menarik tali sepanjang 5 meter. Kelemahan dari system ini yakni anda harus memakai banyak tali untuk mengangkat beban dalam jarak dekat. Bahkan untuk mengangkat beban setinggi 10 meter anda harus menarik tali sepanjang 50 meter ditambah lagi anda harus sering mereset ulang sistemnya. Dalam instalasi system pulley, penggunaan prusik bisa diganti dengan alat Ascender menyerupai Jumar atau yang lain sesuai kebutuhan dalam sistem.
Cara dan Teknik Bouldering Dalam Panjat Tebing

Cara dan Teknik Bouldering Dalam Panjat Tebing

Gambar Bouldering Dalam Panjat Tebing
Teknik Bouldering Dalam Panjat Tebing

Cara dan Teknik Bouldering dalam panjat tebingBouldering adalah salah satu jenis dari olahraga panjat tebing yang paling sederhana dan mungkin paling murah di banding jenis panjat tebing lainnya, selain itu bouldering juga termasuk jenis panjat tebing yang memiliki resiko paling kecil, ini karena ketinggian pada rute bouldering yang tidak terlalu tinggi.

Bouldering berasal dari kata Boulder yang artinya batu besar, jadi bouldering adalah seni gerak memanjat batuan besar ataupun tebing dengan ukuran yang tidak terlalu tinggi. Biasanya batuan atau tebing dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter, ataupun di tebing yang tinggi tetapi yang dipanjat tidak lebih dari 4 meter, kalau batuan yang dipanjat lebih dari 4 meter dinamakan highball bouldering. Dari bouldering, banyak yang awalnya takut dan setelah mencoba jadi berani dan terbiasa dan akhirnya jadi ketagihan, yang sudah ketagihan malah mencoba manjat yang lebih tinggi.

Walau terlihat sederhana bukan berarti bouldering mudah untuk dilakukan, bouldering memiliki standar kesulitan yang lebih tinggi dibanding jenis panjat tebing yang lain. Ritme gerakan yang tepat dengan kekuatan penuh adalah kunci keberhasilan dalam bouldering.

Satu lagi kelebihan bouldering adalah mudah untuk menemukan tempat memanjat. Mungkin anda akan kesulitan menemukan tebing yang tinggi dan layak untuk dipanjat tetapi tidaklah sulit untuk menemukan sebuah batu besar yang bisa dijadikan tempat boulderan, yang dibutuhkan hanya kejelian dalam melihat jalur.

Untuk membuat papan panjat untuk bouldering ini anda juga dapat membuat sendiri di halaman belakang rumah. Pembuatan papan panjat ini dapat menggunakan Dinding rumah maupun dinding pagar beton dapat dijadikan tempat memanjat untuk bouldering.

Bouldering tidak memiki ketinggian yang signifikan, maka oleh karena itu jalur pemanjatannya pun lebih banyak ke samping ataupun diagonal. Start point awalnya pun banyak dilakukan dalam posisi duduk, sehingga jalurnya bisa lebih panjang. Dalam bouldering minimal hanya mempunyai 2 poin (point start dan point finis saja) sudah dapat dijadikan jalur panjat.

Sejarah penggunaan bouldering pada panjat tebing

Bouldering sudah ada sejak tahun 1950-an dikukuhkan oleh John Gill seorang warga Negara amerika, tetapi baru pada tahun 1990-an menjadi sangat populer berkat seorang pemanjat muda yang sangat aktif melakukan olahraga ini dia adalah Chris Sharma juga berasan dari Amerika dan sampai hari inipun dia masih menjadi idola para pemanjat walau sudah tidak muda lagi.

Teknik dalam melakukan Bouldering

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan bouldering, antara lain :

1. Spotter

Spotter adalah sebutan untuk orang yang bertugas menahan dan juga mengarahkan gerakan saat memanjat, walaupun anda bisa boulderan sendiri akan tetapi lebih baik kalau dilakukan berdua atau lebih, ini sangat baik untuk membackup anda saat terjatuh. Seorang spotter harus jeli melihat arah gerakan si pemanjat sehingga bisa memprediksi kearah mana sipemanjat akan terjatuh dan dengan sigap bisa berada di posisi yang seharusnya.

2. Landing

Landing atau tempat mendarat, yang perlu diperhatikan adalah lokasi mendarat harus bebas dari sesuatu yang bisa membuat sipemanjat cedera saat terjatuh dan juga tidak membahayakan si spotter dalam melakukan tugasnya.

3. Exposure

Exposure atau daerah terbuka, biasanya berhubungan dengan ketinggian, bisa di difinisikan sebagai gabungan antara tempat mendarat, posisi tubuh dan cara berfikir. Misalnya memutuskan untuk melompat saat akan menyelesaikan jalur atau tidak dan sebagainya. Cara berfikir akan sangat dipengaruhi oleh lokasi yang dipilih.

4. Descent

Descent atau daerah untuk turun, ini juga penting untuk diperhatikan terutama untuk batuan yang berukuran besar dan tinggi. Jangan sampai setelah naik anda akan kesulitan untuk turun ini sangat berbahaya. Lakukan orientasi medan sebelum memanjat, perhatikan semua kemungkinan dengan demikian anda bisa meminimalisir resiko yang akan terjadi.

Istilah yang Sering Digunakan Dalam Bouldering

Secara umum istilah dalam bouldering sama dengan istilah pada panjat tebing hanya saja ada beberapa yang lebih populer digunakan pada bouldering, antara lain :

1. Problem

Problem adalah jalur yang akan dipanjat pada bouldering, memiliki titik awal dan akhir dan paling sedikit memiliki 2 titik, start dan finis. Disebut problem karena setiap batu yang akan dipanjat dianggap sebagai masalah yang harus dipecahkan.

2. Traverse

Traverse adalah gerakan memanjat kearah samping ataupun horizontal dan kebanyakan arah memanjat dalam bouldering adalah traverse.

3. SDS

SDS ini adalah kependekan dari Sit Down Start, yaitu memulai pemanjatan dengan posisi duduk, ini akan membuat rute menjadi lebih panjat dan sulit.

4. SEND atau SEND IT

SEND atau SEND IT adalah istilah yang bisa diartikan dengan 'pecahkan masalah/problem'. Kalau dikatakan ‘sudah send sebuah problem’ itu artinya ia sudah menyelesaikan problem tersebut tanpa curang.

5. CRUX

CRUX merupakan sebutan untuk bagian yang tersulit dari sebuah problem, sering pemanjat akan terjatuh di titik itu.

6. Beta

Beta adalah pengetahuan gerakan dari awal sampai akhir untuk menyelesaikan sebuah problem. Seorang yang selalu terjatuh disatu rute tertentu biasa akan meminta beta dari sudah pernah menyelesaikan jalur tersebut.

7. Dyno

Dyno adalah gerakan melompat dengan teknik tertentu agar bisa menggapai poin berikutnya. Kadang dibutuhkan ayunan tubuh untuk mendapatkan momentum maksimal agar lompatan bisa lebih tinggi.

8. TOP OUT

TOP OUT merupakan cara atau gerakan terakhir pada saat seorang pemanjat berada dipuncak batu untuk menyelesaikan sebuah problem.

Peralatan Dalam Olahraga Bouldering

Peralatan dalam bouldering sangat sederhana yaitu hanya sebagian kecil dari peralatan yang biasa dipakai untuk lead climbing, yang sedikit berbeda adalah penggunaan crashpad pada bouldering. Crashpad adalah matras tebal yang tidak begitu empuk digunakan sebagai tempat landing si pemanjat saat terjatuh sehingga tidak mencederai bagian tubuh sipemanjat seperti pergelangan kaki ataupun punggung.

Tingkat Kesulitan Panjat Tebing Pada Bouldering

Skala untuk menunjukan tingkat kesulitan dalam bouldering yang paling populer saat ini adalah penggunaan skala-vi (ve-scale). Skala ini dibuat oleh John Sherman dari amerika pada tahun 1990-an. Skala ini dimulai dari V0 sampai V15 untuk yang tersulit. Sedangkan untuk tingkat kesulitan pada rute panjat tebing di Indonesia umumnya memakai skala yosimete atau biasa disebut YDS, skala ini dimulai dari angka 5 dan ada huruf dari A sampai D, contoh 5.6 adalah tingkat masih sangat mudah dimana setiap orang pasti bisa memanjatnya. Untuk tingkat yang lebih sulit barulah dipakai huruf misalnya 5.11.b tingkat yang tersulit saat ini adalah 5.15a.

Perbandingan dengan skala vi pada bouldering adalah, V0 setara dengan 5.9 yang sebenarnya sangat sulit untuk pemanjat tingkat pemula. Oleh karena itulah bouldering memiliki standar kesulitan yang lebih tinggi. Pada bouldering tingkat kesulitan dibawah 5.9 disebut V0- (ve nol min) untuk bisa memanjat 5.9 saja pemula harus rajin berlatih. Untuk tingkat yang paling gampang pada bouldering disebut VB (very biginer) sangat pemula. Kesimpulannya untuk memanjat tingkat mudah, V0 saja harus pada bouldering pemanjat harus sering berlatih.

Demikianlah artikel Travel Link terkait dengan metode dan teknik panjat tebing pada penggunaan bouldering. semoga saja olah raga minat khusus ini dapat menjadi pilihan utama pemuda dan memiliki perhatian dari pemerintah.  

Teknik Penggunaan Equalizing dan Anchor Dalam Panjat Tebing

Teknik Penggunaan Equalizing dan Anchor Dalam Panjat Tebing

Panjat Tebing
Teknik Penggunaan Equalizing dan Anchor

Anchor atau penambat umumnya disebut juga angker, peralatan utama panjat tebing tersebut merupakan sebuah sistem pengaman dalam instalasi tali-telami sehingga dianggap paling beresiko tinggi apabila tidak di lakukan dengan benar.

Anchor kerap sekali dipergunakan dalam kegiatan olahraga outdoor di alam bebas terutama yang berhubungan dengan ketinggian seperti gunung, tebing atau tempat-tempat curam seperti lembah, goa serta kegiatan ekstrim lainnya.

Berdasarkan tingkat resiko tinggi dalam penggunaan anchor sebagai pengaman maka ada beberapa teknik yang dapat dipergunakan. Teknik dalam membuat anchor sebagai pengaman utama dalam panjat tebing ada beberapa cara.

Baca juga: Cara Camping Atlit Panjat Tebing di Jalur Pendakian

Pemasangan anchor pada media keras seperti pohon, batu, dinding bangunan dll disebut nature anchor dengan menggunakan sling atau webbing. Untuk anchor buatan (artificial anchor) seperti memakai peralatan khusus panjat tebing untuk anchor media lunak akan kita ulas di lain kesempatan.

Metode Penggunaan Anchor dalam panjat tebing

Pada kesempatan kali ini akan di ulas, bagaimana penggunaannya berdasarkan uraian teknik Anchor dalam dunia panjat tebing.

Cara Melilit Tali Sling atau Webbing Untuk Anchor

1. Pemilihan lokasi anchor yang akan dipasang

Penggunaan anchor pada bagian ini, usahakan cari daerah yang kokoh ibarat batang pohon yang masih hidup, watu besar, celah atau tonjolan tebing dan lain sebagainya. Anchor bisa dililit ke media tersebut.

2. Pastikan anda menemukan dan memasang di lebih dari satu titik anchor

Sebagai titik anchor utama (main anchor) dan yang lain sebagai titik anchor cadangan (backup anchor), untuk backup anchor pasang dua titik lebih baik. Penggunaan Anchor sebagai pengaman utama harus berkualitas baik.

Ada beberapa metode melilit sling atau webbing umumnya sering digunakan ketika memasang anchor. Dari beberapa cara tersebut disini kita hanya menentukan 3 jenis saja, semua cara ini dapat digunakan walau punya tingkat kekuatan yang berbeda-beda. Selama dipasang lebih dari satu titik maka sudah dapat digunakan.

Saat menyambung tali atau menciptakan loop di tali untuk kebutuhan anchor dapat menggunakan simpul pita untuk webbing dan simpul nelayan (fisherman knot) untuk tali karamantel.

Dalam melilit tali di media utama misalnya pohon atau batuan, anda bisa menggunakan cara mana apa saja. Semua tergantung pada ketersediaan peralatan yang anda temui, yang terpenting ada lebih dari satu titik anchor yang anda pasang. Pemasangan ditempat yang sempurna dengan simpul yang benar, Anda juga harus memperhatikan tali webing dalam kondisi terlipat atau terpelintir, tali webbing jangan sampai putus akibat dari media yang tajam seperti batu tebing.

Membuat 3 titik anchor alami di pohon atau batuan

Membuat 2 titik anchor dengan trubolt (artificial anchor)

3. Sudut Anchor Yang Tepat

Setelah anda melilit sling atau webbing di titik anchor yang telah ditentukan, Selanjutnya adalah menambah tali atau webbing di tiap titik anchor tersebut untuk disatukan sehingga memperkuat ikatan. Perlu anda diperhatikan disini yaitu sudut yang di bentuk oleh webbing tersebut maksimal 60 derajat atau kurang dari itu.

Semakin besar sudut anchor maka kekuatan ikatan webbing semakin berkurang, sebaliknya kekuatan anchor tetap maksimal walaupun dipasang di satu garis vertical. Untuk mengatur sudut anchor anda hanya perlu menambah atau mengurangi panjang tali yang dipasang di media tambatan.



Penggunaan Anchoring Dan Equalizing

Penggunaan equalizing diharapkan pada pembagian beban tiap titik anchor selalu seimbang walaupun sudut beban berubah-ubah. Untuk menjadikannya anchor tetap (fix anchor) anda hanya perlu menyatukan kedua atau tiga webbing tersebut dengan sebuah simpul.

Gambar a

Gambar b

Untuk Equalizing anda hanya perlu men-twist salah satu tali kemudian hubungkan dengan sebuah carabiner. Apabila anda mempunyai stok carabiner melimpah, boleh menggunakan dua carabiner. Dengan teknik equalizing anda bisa menggabungkan beberapa tali yang tidak sama panjang, dan menyambungnya dengan carabiner, titik anchor dapat dimana saja tidak harus sejajar. Cara ini bisa dilakukan untuk dua atau lebih titik anchor.


Contoh penerapan anchor equalizing
Panjat Tebing merupakan hobi bagi peminat khusus karena itu diperlukan berbagai keahlian juga mental dalam bidang  olah raga satu ini. Metode Penggunaan Equalizing dan Anchor Dalam Panjat Tebing salah satu dari bagian alat pendukung dan berfungsi sebagai alat safety yang harus diketahui oleh pemanjat tebing agar aman disaat pendakian baik panjat tebing alam maupun panjat tebing buatan.
Jalur Panjat Baru Di Tebing Pucok Krueng Aceh Besar

Jalur Panjat Baru Di Tebing Pucok Krueng Aceh Besar

Jalur Panjat Baru Di Tebing Pucok Krueng Aceh Besar
Jalur Panjat tebing Pucok Krueng

Salah satu lokasi panjat tebing yang cukup terkenal di tempat Banda Aceh dan Aceh Besar yaitu tebing di tempat pucok krueng, Ada beberapa yang berubah yaitu sudah adanya kemudahan umum yang cukup memadai bagi pengunjung yang ingin tiba ke tempat ini. Begitu juga bagi para pemanjat yang ingin memanjat tebing disini,  sudah bertambah dua jalur panjat baru lagi di tempat ini.

Dua jalur baru tersebut dibentuk oleh Kang Asep, Tyo dan Deden Wahyudi dari PP FPTI, juga Jafar aka Bobas dari PENGCAB Aceh Besar, tepatnya sesudah PP FPTI selesai mengadakan Pelatihan Vertical Rescue Kebencanaan yang dipusatkan di Venue Sport Climbing Idi Kabupaten Aceh Timur tahun 2018 lalu. Menurut Deden untuk grade (tingkat kesulitan) kedua jalur tersebut yaitu 5.10.

Menjajal Jalur Panjat Baru

Tepatnya awal Februari 2019 kebetulan pada ketika itu penulis sedang berada di Banda Aceh untuk suatu keperluan sekaligus ingin mengunjungi tebing tersebut sekedar menikmati keindahan alam disana lagi pula sudah beberapa tahun tidak pernah lagi ke tebing di tempat itu. Tak disangka pagi itu penulis dihubungi oleh Bobas yang kebetulan ternyata bersama teman-teman lainnya memang sedang berada di area tebing tersebut untuk memanjat. Tanpa mengulur waktu lagi bersama Reza salah satu sahabat penulis yang stay di tempat Lhoknga Aceh Besar eksklusif meluncur ke TKP.

Jalur Panjat tebing Pucok Krueng
Panjat tebing alam

Dan benar saja setiba di tempat pucok krueng, dari kejauhan sudah terlihat para pemanjat sedang melaksanakan aktifitas di area tebing. Uniknya kali ini lebih banyak pemanjat wanitanya, diantaranya terselip juga si arin, debby dan juga beberapa sahabat lainnya. Bagi mereka yang terbilang atlet aktif, grade 5.10 mungkin hanya untuk pemanasan tetapi bagi penulis cukup menciptakan kepanasan.

Manjat bareng mereka, di lokasi tebing yang cukup menantang, dengan peralatan yang sangat memadai ditambah stok logistik berlebih, penulis rasa sudah cukup untuk menciptakan "mabuk" siapapun yang hadir. Seharian penuh menghabiskan waktu menjajal jalur baru di tebing usang sambil sesekali menikmati secangkir kopi khas racikan barista alam-i, rasanya cukup untuk mengobati rasa rindu terhadap tebing tersebut. Sekaligus cukup juga untuk memunculkan rasa rindu baru untuk kembali lagi kesini.

Bagaimana Cara Camping Atlit Panjat Tebing di Jalur Pendakian

Bagaimana Cara Camping Atlit Panjat Tebing di Jalur Pendakian

Cara Camping Ala Pemanjat Tebing
Camping Ala Pemanjat Tebing

Panjat tebing merupakan olah raga terkenal dan sampai saat ini masih dilakukan. Panjat tebing juga sudah merupakan bagian daripada olahraga yang diperlombakan secara nasional dan internasional. Bagi sebagian orang mungkin masih ingin tahu, bagaimana seorang atlit panjat tebing bertahan hidup di tengah jalur pendakian tebing sangat tinggi dengan target harus diselesaikan sampai mencapai puncak.

Sebagaimana diketahui, menuntaskan jalur panjat tebing yang sangat tinggi umumnya pemanjat harus memakai satu dari dua sistem panjat tebing yaitu Alpine strategi atau Himalaya taktik, Kedua metode tersebut dipakai hanya pada jalur tebing cukup tinggi biasanya sanggup memakan waktu berhari-hari sampai mencapai puncak.

Baca juga : Cara dan Metode Dalam Panjat Tebing Alam

Perbedaan paling fundamental dari kedua system panjat tebing tersebut yakni pada Alpine, strategi pemanjat yang sudah naik tidak turun lagi kebawah untuk istirahat, makan dan lain-lain semua dilakukan ditengah jalur pemanjatan.

Sementara Himalaya strategi pemanjat akan turun kebawah untuk melaksanakan aktifitas lainnya selain acara memanjat. Dari perbedaan fundamental ini tentu saja mensugesti hal lainnya menyerupai perlengkapan, personil, waktu pemanjatan dan sebagainya.

Pada ulasan kali ini travel blog hanya akan membahas bagaimana pemanjat tebing berkemah (camping) di tebing menuntaskan jalur pemanjatan tanpa turun kembali kebawah, umumnya dilakukan pada system pemanjatan Alpine taktik.

Namun demikian melaksanakan semua aktifitas di jalur panjat tidak harus dilakukan dikala anda sedang melaksanakan pemanjatan acara ini dapat saja dilakukan untuk tujuan rekreasi wisata, dimana anda ingin menikmati sensasi berbeda. Olah raga panjat tebing sudah banyak dilakukan beberapa daerah di banyak sampai mancanegara.

Source : https://www.reddit.com/

Saat pemanjat tidak lagi turun kebawah, berarti pemanjat akan camping di tebing, artinya pemanjat akan melaksanakan semua aktifitas rutinitas di tebing seperti makan, tidur, BAB seperti kegiatan umumnya  dilakukan dikala camping ditanah datar atau bidang horizontal, perbedaannya yakni kali ini dilakukan di bidang vertical.

Bagi pemanjat cara ini terkadang harus dilakukan dengan alasan efesiensi atau target waktu dalam menuntaskan jalur panjat, namun bagi anda yang hanya sekedar tujuan rekreasi, cara camping menyerupai ini tentu menjadi sebuah pengalaman paling berkesan.

Ada beberapa sebutan bagi olahraga camping ekstreme ini, ada yang menyebutnya high mountain extreme camping ada juga meyebutnya sky camping. Sebenarnya camping ala pemanjat tebing ini bukanlah hal baru. Metode camping di jalur pendakian sudah dilakukan semenjak tahun 50-an. Perbedaannya kalau dulu untuk melakukan camping, para pemanjat akan mencari teras tebing. Namun saat ini lantaran kemajuan teknologi telah ada tenda khusus. Para pemanjat dapat memasang tenda tersebut dimana saja di permukaan tebing.

Peralatan Utama Camping Di Tebing

Sebagaimana diketahui namanya camping berarti peralatan utamanya yakni tenda. Tenda yang umumnya dipakai untuk tebing disebut Portaledge, Tenda ini dirancang khusus bagi para pemanjat yang akan menghabiskan waktu berhari-hari di tebing.

Tenda gantung ini terbuat dari rangka logam menggantung ke satu titik dilengkapi dengan tali suspensi yang dapat di atur sehingga disekelilinyanya di tutupi dengan kain (biasa disebut stormfly) sebagai pelindung, materi ini sangat kuat, stabil tentunya tahan air.

Cara Camping Ala Pemanjat Tebing
Portaledge, Tenda khusus panjat tebing 

Gambar tenda gantung di tebing
Source : www.blackdiamondequipment.com

Beberapa mekanisme harus diperhatikan sebelum memasang tenda Portaledge, misalnya pastikan tebing atas tenda tidak berpotensi ancaman menyerupai potensi batuan yang rentan lepas atau jatuh mengarah ke tenda.

Pemasangan anchor berlapis, dan terpisah antara anchor untuk tenda dan badan si pemanjat. Walaupun terlihat berbahaya akan tetapi kalau dilakukan dengan mekanisme yang benar, camping memakai Portaledge sangat kondusif dilakukan.

Bagaimana cara pemanjat tebing camping di jalur panjat

Seperti halnya camping di gunung atau hutan, dikala berada di tenda anda akan melaksanakan segala aktifitas di lokasi tersebut, acara menyerupai memasak, makan, tidur, buang air dll semua anda lakukan di lokasi tenda.

Dibawah ini akan diulas beberapa cara melaksanakan aktifitas tersebut:

1. Cara Masak dan makan di jalur tebing

Cara Camping Ala Pemanjat Tebing
Cara masak dan makan di jalur tebing, Source : https://www.dailymail.co.uk/

Memasak biasanya pemanjat memakai kompor portable. Dengan alat masak portabel makanan akan disiapkan dengan mudah seperti memasak makanan kaleng. Begitu juga dengan persediaan air minum. Saat memasak nesting atau alat masak selalu dikaitkan dengan sebuah carabiner biar tidak tumpah serta tetap stabil.

Cara Buang air kecil dan BAB di jalur panjat

Camping ala pemanjat tebing
Panjat Tebing, Source : https://www.reddit.com/r/climbing

Pada saat ingin buang air kecil, yang perlu diperhatikan yakni tidak dilakukan di jalur panjat, anda harus bergeser beberapa meter dari jalur. Sementara kegiatan BAB biasanya pemanjat sanggup menahannya hingga 3 hari tetapi kalau terdesak ada kantong plastik yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Cara bersantai dan tidur di jalur tebing

kemping ala pemanjat tebing
Cara bersantai dan tidur di jalur tebing, Source : https://www.outsideonline.com/

Untuk sekedar santai atau istirahat dilakukan di portaledge, kalau cuaca cerah sanggup dilakukan tanpa memasang kain epilog (cover), dalam kondisi menyerupai ini pemanjat akan menerima bonus (view) pemandangan yang sangat indah tentunya dari ketinggian.

Kegiatan tidur pemanjat tebing menggunakan kain pelindung (cover), portaledge harus terpasang biar terlindung sehingga pemanjat bisa istirahat dengan nyaman. Sementara untuk menghemat ruang peralatan panjat bahkan stok makanan biasanya akan di gantung di luar portaledge.

Beberapa lokasi camping extreme paling terkenal di dunia seperti di pegunungan Himayala, Antartika, Taman Nasional Yosemite di California Amerika Serikat dan Afrika. Di Indonesia sendiri ada beberapa lokasi tebing yang cocok melaksanakan kegiatan tersebut, baik event panjat tebing ataupun sekedar untuk tujuan rekreasi terutama lokasi tebing tinggi seperti di gunung bendo Purwakarta, tebing citatah 125 Bandung, Lembah Harau di Sumatera Barat serta masih banyak lagi lokasi lainnya.

Demikianlah ulasan travel blog tentang olah raga ekstrim panjat tebing terkait dengan bagaimana cara  camping di jalur pendakian. Semoga dengan ulasan singkat diatas, olah raga panjat tebing di Indonesia terus dapat bersaing dengan mancanegara.  

Sejarah dan Teknik Melakukan Panjat Tebing Alam

Sejarah dan Teknik Melakukan Panjat Tebing Alam

Gambar Panjat Tebing
Gambar Panjat Tebing Alam

Panjat tebing pertama kali dimulai di daerah Eropa yaitu di pegunungan alpen, sebelum perang dunia I di Negara Austria pada tahun 1910. Baru sepuluh tahun setelahnya pemanjatan menggunakan tali dilakukan yaitu tahun 1920.

Mulai saat itu, panjat tebing alam mulai banyak dilakukan dari memanjat tebing-tebing kecil hingga yang tertinggi di daerah pegunungan alpen yaitu sekitar tahun 1930, puncaknya dikala perang dunia II meletus.

Saat perang dunia ke II minat orang dalam melakukan olahraga ini menurun drastis, akan tetapi setelah perang berakhir olahraga panjat tebing justru semakin favorit dilakukan dengan banyaknya peralatan memanjat yang tersedia di toko- toko yang menjual peralatan panjat tebing sehingga tak sulit untuk menemukannya.

Di daerah Yosimete tepatnya tahun 1970, para pemanjat dari Amerika membuatkan teknik memanjat tebing. Teknik-teknik tersebut hingga saat ini masih digunakan untuk memanjat tebing-tebing alam. Awalnya teknik pemanjatan terbagi-bagi berdasarkan Negara masing-masing.

Saat itu Negara yang paling mendominasi yaitu Inggris dan Amerika. Sehingga mereka menggunakan sistem dan teknik yang sama dalam memanjat. Perancis juga merupakan negara yang mempunyai andil besar dalam perkembangan olahraga panjat tebing alam. Hal ini dikarenakan salah satu Negara pertama yang menciptakan panjat tebing mengarah ke olahraga resmi.

Mulai disaat itu panjat tebing semakin favorit dan tersebar luas mulai dari Negara-negara di eropa, amerika hingga menjalar sampai ke asia sekitar tahun 1980 hingga balasannya melepaskan diri dari induknya yang awalnya bagian dari kegiatan mendaki gunung menjadi bangkit sendiri olahraga panjat tebing.

Perkembangan Olahraga Panjat Tebing Di Indonesia

Di Indonesia sendiri olahraga panjat tebing sudah dikenal semenjak tahun 1960-an dimana pada dikala itu sudah bangkit kelompok pencinta alam yaitu Mapala Universitas Indonesia dan WANADRI yang sudah mempunyai bidang untuk pendakian gunung.

Namun pada saat itu tahun 1975 panjat tebing bangkit sendiri. Kala itu ada beberapa orang yang dianggap berjasa membawa olahraga panjat tebing ini menjadi favorit di Indonesia yaitu Harry Suliztiarto, Agus Resmonohadi, Hery Hermanu dan Dedi Hikmat mereka melaksanakan latihan panjat tebing di tebing citatah, jawa barat.

Di tahun 1989 Kantor kementrian pemuda dan olahraga berafiliasi dengan CCF yaitu sentra kebudayaan Perancis. Dengan mengundang 3 orang pemanjat tebing professional yaitu Patrick Bernhault, Jean Baptise Tribout dan Corrine Lebrune untuk tiba ke Indonesia sehingga mereka memperkenalkan olahraga panjat tebing kepada masyarakat umum tentu ini semakin menciptakan olahraga ini menjadi kian terkenal hingga saat ini.

Jenis Panjat Tebing Berdasarkan Penggunaan Alat

Berdasarkan penggunaan peralatan, olahraga panjat tebing dikelompokan atau terbagi 2 (dua) yaitu :

1. Artificial Climbing

Memanjat tebing dengan teknik system artificial, berarti memanjat dengan menggunakan peralatan panjat sebagai faktor utama dalam suksesnya pemanjatan. Peralatan disini bukan hanya digunakan sebagai alat pengaman tetapi juga sebagai alat untuk mencapai puncak.

Sistem ini biasa digunakan untuk tebing-tebing alam yang tinggi walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan juga untuk tebing-tebing kecil. Namum kemampuan teknik dari pendaki tetap menjadi yang utama.

2. Free Climbing

Berbeda dengan System Artificial, dalam free climbing peralatan tidak digunakan untuk mencapai puncak akan tetapi hanya sebatas alat pengaman saat pemanjat terjatuh. Jadi disini peralatan sama sekali tidak mempengaruhi gerak si pemanjat. Pemanjat di amankan oleh seorang belayer yang selalu siaga, dan tak jarang juga belayer sesekali memberi arahan terhadap si pemanjat dalam merampungkan sebuah jalur pemanjatan.

Dalam perkembangannya free climbing ini terbagi dua yaitu:

a. Top Rope

Top rope yaitu jenis pemanjatan dimana tali sudah terpasang sebelumnya, tali tersebut akan dipasang pada pemanjat sebagai pengaman.

b. Solo

Solo dalam pemanjatan free climbing berarti proses memanjat dilakukan seorang diri dimana sipemanjat sendiri berperan sebagai Leader merangkap Cleaner dan Belayer. Sedangkan teknik pemanjatan solo sendiri juga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :

  • Solo Artificial Climbing
  • Solo Free Climbing

Jenis Panjat Tebing Berdasarkan Sistem Belay

Berdasarkan penggunaan dari metode system belay atau system pengamannya olahraga panjat tebing terbagi beberapa kategori antara lain :

1. Jenis Gym Climbing

Pada pemanjatan jenis ini, posisi belayer berada dibawah dan tali pengaman diarahkan oleh system anchor bisa menggunakan pulley atau carabiner yang dipasang di atas si pemanjat, kalau si pemanjat terjatuh maka beban si pemanjat akan di arahkan oleh anchor yang sebelumnya akan ditahan oleh belayer.

2. Top Roping

Pada pemanjatan jenis ini, posisi yang membelay (belayer) berada di atas (top) jadi tali pengaman akan ke bawah menuju si pemanjat. Agar belayer tidak terlalu besar menahan beban saat pemanjat terjatuh biasa dibentuk system pengalihan beban atau pembelok berfungsi juga untuk pengaman pembantu.

3. Lead Climbing

Pada jenis ini tali pengaman terpasang eksklusif ke pemanjat jadi tali dibawa sendiri oleh si pemanjat dari bawah diawal pemanjatan hingga atas (top). Disepanjang jalur panjat, si pemanjat memasang sendiri tali tersebut di titik-titik tertentu.

Jika si pemanjat terjatuh ia akan tertahan di pengaman yang terakhir dipasangnya. Belayer bertindak untuk menggunci tali pengaman sehingga pemanjat tetap tergantung diatas. Lead Climbing ini terbagi 2 (dua) antara lain :

a. Sport Climbing

Pada sport climbing jalur pemanjatan umumnya sudah dipasang alat untuk mengaitkan runner sebagai pengaman jadi sepanjang jalur pemanjatan sudah di bolted pada titik-titik di ketinggian tertentu.

Sport climbing bisa dilakukan di tebing alam bisa juga di dinding buatan. Pemanjatan jenis ini yang ditekankan yaitu factor olahraganya sama menyerupai main futsal atau olahraga lainnya.

b. Trad Climbing

Trad climbing abreviasi dari tradisional climbing atau sering juga disebut adventure climbing yaitu jenis pemanjatan yang lebih menitik beratkan pada sisi petualangannya, hanya dilakukan ditebing alam.

Kondisi jalur belum terpasang bolts apalagi sudah dicantol hanger jadi jalur benar-benar higienis karena tak ada pengaman buatan yang terpasang. Dilakukan oleh dua orang yaitu seorang leader dan belayer untuk jalur yang panjang biasa dipasang picth (station belay) bisa single ataupun multy picth.

Pemanjat harus membawa peralatan untuk pengamannya sendiri dan memasang pada saat memanjat dan belayer tetap pada posisinya dibawah untuk membelay. Pada titik-titik tertentu si pemanjat akan menciptakan picth (station belay) untuk membelay si pemanjat kedua (belayer), belayer akan memanjat sambil membersihkan semua pengaman yang dipasang oleh leader hingga keduanya berhasil berada diatas (top).

Jenis Panjat Tebing Berdasarkan Lama Pemanjatan Dan Ketinggian Jalur

Berdasarkan lamanya waktu pemanjatan dan ketinggian jalur, jenis panjat tebing terbagi menjadi beberapa macam antara lain :

1. Bouldering

Bouldering yaitu memanjat bebatuan besar atau tebing berukuran kecil, bouldering tidak memerlukan peralatan yang rumit menyerupai pemanjatan lainnya, untuk keamanan si pemanjat hanya dengan crashpad ini karena rute pemanjatan tidak terlalu panjang.

Gerakannya pun biasa tidak ke atas tetapi kesamping (traverse) atau diagonal. Selain punya kelas sendiri dalam panjat tebing banyak fungsi lain dari melaksanakan bouldering diantaranya yaitu :

  • Sebagai pemanasan sebelum melaksanakan panjat tebing
  • Melatih gerakan-gerakan yang sulit
  • Juga mempunyai kegunaan untuk melatih daya tahan (endurance)

2. Crag Climbing

Crag climbing yaitu memanjat tebing yang lebih tinggi, system yang digunakan bebas dan biasanya dalam merampungkan rute digunakan dengan cara memasang picth (station belay), picth disini ternagi 2 (dua) yaitu :

a. Single Picth Climbing

Pada memanjatan jenis ini hanya dipasang 1 picth (station belay) diatas yang mempunyai kegunaan untuk mengamankan si pemanjat kedua untuk naik.

b. Multi Picth Climbing

Untuk jenis ini biasa dilakukan di tebing yang lebih tinggi karena harus melaksanakan pergantian leader dalam proses pemanjatannya, setiap pemanjat akan bergantian di picth yang telah ditentukan. Dalam satu jalur bisa terdapat beberapa picth (station belay).

3. Big Wall Climbing

Big wall disini berarti tebing yang berukuran sangat besar juga tinggi, untuk merampungkan pemanjatan biasa membutuhkan waktu berhari-hari dengan peralatan yang sangat lengkap.

Big wall climbing yaitu jenis pemanjatan termahal dibanding jenis-jenis pemanjatan lainnya dalam panjat tebing. Dalam melaksanakan pemanjatan big wall climbing terbagi lagi menjadi 2 (dua) system yaitu :

a, Alpine Tactic

Sistem alpine tactic yaitu dimana sipemanjat tidak turun lagi ke bawah saat sudah memulai pemanjatan jadi semua peralatan pemanjat hingga perlengkapan tidur di bawa serta keatas hingga berhasil kepuncak. Pemanjatan jenis ini dapat dlihat dari:

  • Waktu pemanjatan biasa lebih singkat
  • Peralatan yang digunakan lebih sedikit
  • Perlu dilakukan load carry

b. Himalaya Tactic

Pada system ini si pemanjat akan turun kebawah, biasa pada sore hari untuk istirahat di basecamp sambil menyiapkan pemanjatan untuk keesokan harinya, tentu peralatan sebagian masih tertinggal di atas untuk memudahkan pemanjatan dihari berikutnya, dan ini terus dilakukan hingga berhasil menuju ke puncak. Himalaya tactic :

  • Waktu pemanjatan biasa lebih lama
  • Peralatan yang dibutuhkan juga menjadi lebih banyak
  • Tapi tidak membutuhkan load carry

Jenis Panjat Tebing Berdasarkan Kondisi Medan Dan Tingkat Kesulitan

1. Berdasarkan Kondisi Medan Pemanjatan

Berdasarkan kondisi medan teknik panjat tebing terbagi menjadi 6 Tahapan. Ulasan pembagian kelas atau tingkat berlaku juga diwaktu mendaki gunung. Diantaranya yaitu :

  • Tahapan I - Posisi tubuh masih tegak lurus berjalan tanpa peralatan
  • Tahapan II - Medan sudah agak sulit dan perlu pinjaman kaki dan tangan
  • Tahapan III - Medan mulai agak curam an sudah perlu teknik tertentu
  • Tahapan IV - Sudah mulai sulit, tali sudah digunakan sebagai pengaman
  • Tahapan V - Semakin sulit dan semakin banyak diharapkan pengaman
  • Tahapan VI - Pemanjatan sepenuhnya bergantung pada alat pengaman


2. Berdasarkan Tingkat Kesulitan

Berdasarkan Tingkat kesulitan (grading system) panjat tebing terbagi dalam beberapa tingkatan, antara lain :

a. Franch Grading System

Sistem ini banyak di gunakan di Negara-negara eropa menyerupai francis, pada system ini tingkat kesulitan di hitung berdasarkan pergerakan dan panjang atau tinggi lintasan medan pemanjatan.

Penulisannya menggunakan system penomoran dimulai dari nomor 1 yang artinya sangat mudah (very easy) dengan system terbuka artinya memungkinkan penambahan abjad dibelakangnya, teladan : 1, 2, 5b, 6c dan seterusnya. Namun dapat juga memungkinkan penambahan + untuk tingkat kesulitan yang lebih contohnya 7c+. Walau secara umum system ini digunakan di Negara-negara eropa tidak berarti tingkat kesulitannya sama pula.

b. Yosimete Decimal System

Sistem perhitungan ini digunakan di amerika dan menyebar ke Kanada juga ke daerah amerika lainnya, juga kenegara negara di asia termasuk Negara kita Indonesia umumnya menggunakan system ini. System ini mengacu pada 5 tingkat yang disusun oleh Sierra Club, yaitu :

Tahapan 1

Pada tahapan ini perjalanan biasanya tidak membutuhkan pinjaman tangan untuk mendaki atau menambah ketinggian. Disebut juga Cross Cuntry Hiking

Tahapan 2

Pada tahapan ini pendakian atau pemanjatan sudah memerlukan sedikit pinjaman tangan tapi masih bisa dilakukan tanpa tali di sebut juga Scrambing.

Tahapan 3

Sedikit diatas scrambing dengan medan bebatuan, menguasai teknik memanjat sangat membantu disini dan untuk pendaki yang kurang pengalaman sanggup menggunakan tali sebagai pengaman, disebut juga Easy Climbing.

Tahapan 4

Pada kelas ini tali sudah digunakan untuk pengaman yang dipasangkan di titik-titik anchor (penambat) baik anchor alami ataupun anchor buatan. Disebut juga Rope Climbing With Belaying.

Tahapan 5

Sampai pada system decimal yang menggunakan angka 5 berarti medan pemanjatan sudah sepenuhnya menggunakan tali dan dibutuhkan penguasaan teknik pemanjatan yang baik untuk hingga keatas.

Standar tingkat kesulitan ini dibentuk oleh amerika dan dibagi menjadi 11 tingkatan dimulai dari 5.1 hingga 5.14, semakin tinggi angka dibelakang 5 berati semakin sulit tingkat rute pemanjatan.

Kelas 5.7 dan 5.8

Ini mengambarkan tingkat kesulitan yang sangat mudah, dijalur pemanjatan masih banyak pegangan dan pijakan yang sangat banyak, berukuran besar praktis didapat dan sudut kemiringannyapun belum 90 derajat.

Kelas 5.9

Ditingkat ini jalur pemanjatan sudah mulai sulit ini ditandai dengan jarak antara pegangan dan pijakan sudah mulai berjauhan walau demikian masih dalam jumlah yang banyak berukuran besar.

Kelas 5.10

Pada tingkat ini jalur pemanjatan sudah lebih sulit karena komposisi pegangan dan pijakan sudah bervariasi ada yang besar dan ada yang kecil dan jarak antar pegangan juga pijakan pun sudah mujlai berjauhan, terdapat dua referensi tangan dan satu referensi kaki  jadi factor keseimbangan sangat besar lengan berkuasa ditingkat ini.

Kelas 5.11 dan 5.12

Tingkat kesulitan semakin tinggi ini dikarenakan letak antara pegangan sudah mulai berjauhan kecil-kecil bahkan banyak yang hanya bisa dipegang oleh beberapa jari saja. Posisi kakipun sudah mulai melebar semoga tetap bisa melaksanakan referensi untuk pijakan berikutnya.

Faktor keseimbangan tubuh sangat berpengaruh. Bentuk tebing pada lintasan pun sangat bervariasi antara tebing gantung dan atap (roof).

Kelas 5.13 dan 5.14

Ini tingkat tersulit untuk saat ini, kondisi jalur hampir mulus menyerupai kaca, dibutuhkan teknik, kekuatan dan daya tahan yang sangat cantik untuk bisa merampungkan rute ini. Dimana referensi untuk pegangan dan pojakan sangat minim di tingkat ini.

Tak jarang pemanjat hanya bertumpu pada satu kaki dan satu tangan. Teknik gesekan (friction) sudah sering digunakan bahkan fungsi kaki sesekali bermetamorfosis tangan (hooking) ditingkat ini.

Panjat Tebing berdasarkan Jenis Tingkatan A

Sistem pada kelas ini mengambarkan seorang pemanjat atau pendaki harus menggunakan alat, kelas ini dibagi menjadi 5 (lima) tingkatan yaitu A1 hingga A5. Misalkan :

Pada rute pemanjatan di tebing dengan grade 5.5 tidak bisa dilewati tanpa pinjaman alat A3, ini artinya tingkat kesulitan tebing tersebut menjadi 5.5 – A3

Masih ada beberapa pembagian kelas lagi dalam pengkategorian tingkat kesulitan dalam acara mendaki/panjat tebing ini menyerupai Ewbank System, British Grading System, Brazilian Grade System, Alaska Grade System dan Alpine Grade System dan akan penulis bahas dilain kesempatan.

Definisi, Motto Dan Etika Dalam Panjat Tebing

1. Definisi Panjat Tebing

Panjat tebing merupakan salah satu jenis acara olahraga di alam bebas yang menitik beratkan pada kemampuan merampungkan setiap rute pada permukaan tebing. Panjat tebing tentu tidak bisa hanya dilakukan dengan berjalan kaki.

Kemampuan membaca jalur, mempunyai kekuatan, dayatahan dan kelenturan serta bisa dekat dengan setiap pegangan dan pijakan sangat dibutuhkan dalam olahraga yang satu ini, berbicara soal andrenaline tampaknya hampir semua olahraga yang berbasis alam bebas selalu sanggup memicu andrenaline.

Pada umumnya panjat tebing dilakukan di kontur bebatuan tebing yang keras dengan posisi permukaan tebing bervariasi mulai dari sudut 90 derajat, 45 derajat, hingga 180 derajat.

Pada perkembangannya panjat tebing saat ini bukan hanya sebatas olahraga alam, dilihat dari tujuannya panjat tebing terbagi beberapa macam, antara lain :

a. Panjat tebing untuk kepuasan pribadi

Disini pemanjat melaksanakan kegiatan panjat tebing murni untuk kepuasan pribadi atau hobby, menciptakan rekor pribadi, mengukur batas kemampuan diri sendiri dan aneka macam motivasi lainnya.

b. Panjat tebing untuk mengejar prestasi

Pemanjatan untuk tujuan prestasi umumnya dilakukan di dinding panjat membawa nama pribadi, club atau organisasi hingga negara dan dibina mulai dari usia bawah umur untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan mulai tingkat daerah hingga kejuaraan internasional. Di Indonesia tubuh yang membawahi olahraga ini yaitu FPTI (Feredeasi Panjat Tebing Indonesia).

c. Panjat tebing sebagai mata pencaharian

Pada tahap ini panjat tebing sudah sebagai acara profesi untuk mencari nafkah, dengan kemampuan memanjat serta licenci yang dimiliki ia  bisa bekerja di aneka macam bidang dengan medan vertical. contohnya  adalah orang-orang yang bekerja di ketinggian.

2. Motto Panjat Tebing

Motto terkenal dalam olahraga panjat tebing yaitu Otak, Otot, Nasib. Motto ini bisa diartikan sebagai berikut :

a. Otak

Ini berarti seorang pamanjat tebing harus mempunyai kemampuan khusus dan menguasai teknik-teknik pemanjatan menyerupai membaca jalur, teknik gerakan, pegangan serta pijakan yang baik juga bisa menggunakan peralatan memanjat dengan baik.

b. Otot

Ini berarti seorang pemanjat selain harus mempunyai kemampuan teknis juga harus mempunyai kemampuan fisik yang baik. Seperti mempunyai kekuatan, daya tahan dan kelenturan tubuh yang baik, tentunya ini tidak  bisa didapat secara instan, semua harus melalui proses latihan yang terus menerus.

c. Nasib

Setelah Otak dan Otot factor terakhir yang menentukan suksesnya sebuah pemanjatan yaitu factor nasib atau factor keberuntungan, selalu berdoa sebelum memanjat dan selalu waspada yaitu cara terbaik untuk mendapatkan hal tersebut.

3. Etika dalam Panjat Tebing

Dalam setiap kegiatan atau olahraga niscaya ada tabiat atau kode etik yang harus dipatuhi apalagi olahraga yang dilakukan di alam bebas, tujuannya yaitu semoga proses acara berjalan dengan kondusif dan lancar juga meminimalisir kerusakan alam yang pada balasannya asset alam tersebut akan selalu terjaga dengan baik. Begitu juga dengan olahraga panjat tebing, beberapa tabiat atau kode etik tersebut antara lain :

  • Pemanjatan pertama bisa melaksanakan pencucian membuka jalur akan tetapi harus meminimalisir kerusakan flora dan bebatuan asli.
  • Dilarang merusak pegangan dan pijakan
  • Meminimalisir penggunaan Piton. Bor digunakan hanya sebagai alternative terakhir, begitu juga penggunaan magnesium hanya pada saat dibutuhkan saja.

Organisasi Dalam Panjat Tebing

Seperti halnya olahraga bola kaki dengan tubuh organisasi tertingginya yaitu FIFA begitu juga dalam olahraga panjat tebing juga mempunyai organisasinya sendiri, berikut ini penulis akan membahas mulai dari organisasi tertinggi hingga organisasi panjat tebing yang ada di Indonesia.

1. UIAA (Union Internationale des Associations d'Alpinisme)
Gambar Logo UIAA

UIAA yaitu suatu lembaga yang bertanggung jawab terhadap semua duduk masalah mencakup study dan solusi wacana gunung. Terbentuk di Chamonix, Francis pada bulan agustus tahun 1932.

Pada waktu itu ada 20 asosiasi gunung bertemu untuk kongres alpine. Salah satu tugasnya yaitu melaksanakan licency untuk peralatan pendaki ataupun panjat tebing. Makanya untuk sekarang ini semua peralatan memanjat layak digunakan kalau sudah ada lisensi dari UIAA.

2. IFSC (International Federation of Sport Climbing)

Logo IFSC

IFSC atau dalam bahasa indonesianya Federasi Internasional Panjat Tebing yaitu sebuah tubuh organiasi yang terbentuk pada tanggal 27 Januari 2007 yang merupakan kelanjutan dari rapat dewan untuk kompetisi panjat tebing dunia yang didirikan pada tahun 1997. IFSC yaitu sebuah organisasi not profit non pemerintah, ini yaitu tubuh resmi dunia untuk penyelenggaraan kompetisi memanjat tingkat olimpiade.

Tujuan dari tubuh ini yaitu untuk mengatur, mengarahkan, mempromosikan, dan melaksanakan pengembangan terus menerus terhadap olahraga panjat tebing dan kompetisinya di seluruh dunia.

3. FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia)

FPTI merupakan lembaga tertinggi yang menaungi olahraga panjat tebing di indonesia, terbentuk tanggal 21 april 1998. Tujuan utama dari organisasi ini yaitu melaksanakan pembinaan demi tercapainya prestasi dalam olahraga panjat tebing baik di tingkat nasional maupun internasional.

Logo FPTI

Selain itu FPTI juga bertujuan memupuk persaudaraan dan persahabatan antar bangsa. FPTI sendiri sudah menjadi anggota UIAA pada tahun 1992, dan dua tahun setelahnya sudah menjadi anggota KONI yaitu tahun 1994, dan menjadi anggota IFSC pada tahun 2007. Sampai saat ini FPTI sudah mempunyai 25 Pengurus Cabang (PENGCAB) mulai dari Aceh hingga Papua dan mungkin akan terus bertambah.

4. BSAPI (Badan Standarisasi Pemanjat Indonesia)

BSAPI yaitu forum independen yang bertugas mengembangkan, memelihara, dan mengelola standar pemanjat indonesia. Fungsi dari BSAPI ini antara lain menerbitkan dan mengelola database untuk aktifitas, peralatan dan juga kemudahan olahraga panjat tebing di Indonesia.

Dengan standard an sertifikasi dari BSAPI masyarakat pengguna menerima kepastian aturan mengenai status pelaku aktifitas, kemudahan atau pembuat produk panjat tebing.

5. LPS (Lembaga Pelatihan dan Sertifikasi) Panjat Tebing Indonesia

LPS panjat tebing Indonesia yaitu sebuah forum independen yang bangkit pada tanggal 28 Oktober 2010 dan menjadi sebuah forum dengan akte notaris yang dibentuk tanggal 9 mei 2011.

Tujuan utama dari forum ini yaitu mengelola pembinaan dan sertifikasi panjat tebing di Indonesia. Disetiap propinsi ada pengurus tingkat kota ataupun kabupaten. LPS Panjat tebing Indonesia sudah menerima ratifikasi dari Lembaga Akreditasi Nasional Keolahragaan (LANKOR).

Jenis bagian Permukaan Tebing

Dalam olahraga panjat tebing tentu yang menjadi media tempat memanjat yaitu jenis tebing kalau dinding namanya panjat dinding, seorang pemanjat yang baik tentu harus mengetahui seluk beluk tentang olahraga yang digemarinya, termasuk juga pengetahuan wacana media tebing itu sendiri.

Penting untuk diketahui karena disitulah nanti tempat kita berpegang juga berpijak sewaktu memanjat. Sebuah tebing mempunyai bagian-bagiannya sehingga membentuk tebing yang utuh mulai dari bagian bawah hingga atas, dibawah ini akan diulas tentang bagian-bagian dari permukaan tebing yang harus diketahui oleh pemanjat :

1. Permukaan Tebing Blank

Ini yaitu permukaan tebing yang tegak lurus membentuk sudut 90 derajat atau disebut juga vertical, biasanya ini yaitu bentuk permukaan tebing yang paling luas daripada bentuk permukaan tebing yang lain.

2. Permukaan Tebing Over Hank

Bentuk permukaan tebing yang miring besar sudut kemiringannya antara 10 – 80 derajat, semakin kecil sudutnya tentu semakin besar perjuangan yang dibutuhkan untuk bisa melewatinya.

3. Permukaan Tebing Roof

Roof atau atap, ini yaitu bentuk permukaan tebing dengan sudut 0 – 180 derajat, bagian ini biasanya tidak terlalu panjang pada sebuah tebing, dan mungkin bagian tersulit karena pemanjat harus merangkak horizontal dengan posisi dinding diatas dan tubuh dibawah.

Lagipula kalau harus melewati bentuk permukaan yang menyerupai ini disarankan jangan berlama-lama diarea tersebut karena sangat menguras tenaga.

4. Permukaan Tebing Teras

Secara spesifikasi sama dengan roof,mempunyai sudut 0 – 180 derajat, hanya saja teras yaitu kebalikan dari roof. Dalam pemanjatan multipicth, teras biasa dijadikan tempat memasang picth (station belay) untuk membelay pemanjat kedua.

5. Permukaan Tebing Top

Bagian simpulan dari sebuah tebing, tujuannya para pemanjat, walau gotong royong top bagi pemanjat tidak selalu harus kepermukaan paling atas dari tebing, bisa saja top itu di runner terakhir yang terpasang.

Persiapan Sebelum Melakukan Panjat Tebing

Sebaiknya sebelum memulai memanjat anda ditemani oleh seorang yang sudah cukup terlatih dibidang olahraga ini, hal ini dikarenakan olahraga panjat tebing akan berjalan kalau dilakukan setidaknya oleh dua orang, seorang bertindak sebagai pemanjat dan seorang lagi membelay.

Kecuali untuk bouldering dan itupun kalau anda sudah cukup mahir kalau belum sebaiknya juga ditemani oleh seorang patner yang sudah mahir, selain berfungsi untuk membackup diwaktu anda terjatuh anda akan banyak berguru cara memanjat dari patner anda.

Untuk pemula ada baiknya melaksanakan pemanjatan di dinding panjat terlebih dahulu, ini sangat bermanfaat untuk melatih mental dan teknik, teknik disini bukan hanya kemampuan dalam menguasai gerakan tetapi juga kemampuan menggunakan peralatan panjat sesuai dengan mekanisme.

Selain itu juga untuk meminimalisir kecelakaan yang bisa saja terjadi, karena bagaimanapun terbentur di dinding papan atau fiber tidak secetar di tebing asli. Saat ini hampir semua dareah sudah ada tempat untuk memanjat baik itu papan panjat dari Pengurus Cabang Federesi Panjat Tebing Indonesia ataupun dari komunitas panjat tebing yang sudah mulai banyak di setiap daerah.

Jangan ragu untuk mulai bergabung dengan komunitas - komunitas panjat tebing ataupun organisasi panjat tebing menyerupai FPTI, mereka akan sangat terbuka untuk mendapatkan setiap orang yang suka dengan olahraga ini. Bagi sebagian orang olahraga ini agak ‘seram’ kalau dilihat tetapi percayalah kalau sudah mencobanya anda malah ketagihan.

Beberapa persiapan atau mekanisme yang harus dilakukan sebelum melaksanakan pemanjatan antara lain :

1. Melakukan Pemanasan (Warming Up)

Tidak hanya dalam olahraga panjat tebing, pemanasan yaitu hal wajib yang harus dilakukan sebelum kita memulai sebuah olahraga, apalagi untuk panjat memanjat yang membutuhkan kekuatan, kelenturan dan variasi gerakan yang sangat komplek.

Lagipula manfaat dari melaksanakan pemanasan yaitu semoga tubuh tidak cedera waktu latihan memanjat. Lakukan pemanasan dengan serius mulai dari kepala hingga kaki terutama di tempat-tempat yang renta terhadap cedera menyerupai leher dan sendi lainnya. Pemanasan bisa dilakukan selama 10 menit hingga 30 menit.

2. Melakukan Pemeriksaan Peralatan panjat tebing

Melakukan pemeriksaan peralatan merupakan hal wajib yang harus selalu dilakukan sebelum dan setelah memanjat, karena waktu memanjat kita menggantungkan hidup pada peralatan tersebut.

Perhatikan apakah peralatan sudah sesuai dengan standar UIAA dengan kata lain semua peralatan harus berlisensi UIAA mulai dari harness, tali karnmantel dan lain sebagainya, perhatikan juga fisiknya karena akan sangat berbahaya untuk menggunakan peralatan yang sudah tidak layak pakai.

Perhatikan juga simpul-simpul yang digunakan haruslah sesuai standar, karena kesalahan penggunaan simpul juga sanggup berakibat fatal, penggunaan simpul tali yang benar selain menciptakan kondusif juga akan memperpanjang umur tali, oleh karena itu bagi pemanjat pemula sangat penting untuk selalu di bimbing oleh yang sudah mahir mengingat olahraga ini sangat beresiko.

3. Melakukakan Pendinginan

Setelah melakukan latihan pemanjatan maka lakukanlah pendinginan, pendinginan pasca latihan berfungsi untuk mengembalikan fungsi otot kembali ke keadaan normal dan juga berfungi untuk memperabukan asam laktat yang menempel di setiap tendon-tendon otot.

Asam laktat ini lah yang menyebabkan munculnya rasa nyeri pada otot keesokan harinya. Lakukan pendinginan selama 5 menit hingga 15 menit selesai latihan.

Teknik Dasar Umum Dalam Olahraga Panjat Tebing

Teknik dasar yang umum dalam panjat tebing disini yaitu hanya sebatas teknik gerakan dalam memanjat, hal ini harus dipahami ketika hendak memanjat tujuannya yaitu semoga proses memanjat menjadi lebih efektif jadi tidak ada energy yang terbuang percuma.

Walaupun dalam prakteknya tidak semua ketentuan-ketentuan dasar ini akan selalu dijumpai karena perbedaan jalur dan karakter setiap tebing akan tetapi prinsip dasar ini akan sangat membantu. Prinsip dasar yang harus diketahui yaitu :

1. Pertahankan 3 (tiga) titik kontak

Waktu memanjat ada 4 (empat) titik kontak yaitu kedua tangan dan kaki dan dalam proses memanjat sangat penting untuk tetap mempertahankan setidaknya 3 titik kontak, yaitu 1 (satu) kontak mencari pegangan atau pijakan sementara 3 (tiga) lainnya tetap menempel pada tebing.

Cara menyerupai ini sangat membantu semoga otot tidak praktis lelah ditambah lagi dengan mendapatkan titik keseimbangan yang sempurna.

2. Saat menggenggam boulder pada tebing usahakan posisi tangan selalu lurus

Gunakan jangkauan setinggi-tingginya dalam menggapai pegangan, ingat fungsi tangan semoga kita tetap menempel bukan menarik pegangan yang menbuat siku menjadi bengkok karena hal ini akan menciptakan otot tangan cepat lemas.

Setelah meraih pegangan segera jatuhkan tubuh dengan menekuk kedua lutut dengan demikian posisi tangan akan menjadi lurus. Dengan posisi ini kerja otot tangan akan berkurang karena dibantu oleh otot pundak dan dada.

3. Memanjat menggunakan kaki bukan dengan tangan

Ini merupakan prinsip dasar memanjat yang terkadang sering dilupakan oleh pemanjat terutama pemanjat pemula. Ibarat memanjat tangga vertical menyerupai tangga di tower telekomunikasi, kita menggunakan kaki untuk memanjat yaitu dengan meletakkan kaki di anak tangga lebih dahulu untuk mendorongnya keatas dan selalu kaki yang pertama di gerakkan untuk diikuti dengan perpindahan tangan.

Tangan hanya digunakan semoga kita tetap menempel di tangga tersebut. jangan terbalik, bisa dibayangkan betapa sulitnya untuk naik anak tangga tersebut menggunakan tarikan tangan sementara kaki hanya sekedar menempel tidak bekerja. begitu juga saat memanjat tebing gunakan kaki untuk menambah ketinggian bukan tangan, maksimalkan kerja kaki yaitu cara paling baik dalam proses memanjat.

4. Dalam penguasaan teknik memanjat

Pengetahuan wacana medan pemanjatan sangatlah penting, mengetahui jenis batuan tebing akan sangat membantu menentukan teknik apa yang diharapkan untuk merampungkan jalur tersebut, juga kemampuan membaca jalurpun harus diasah terus menerus semoga pemanjatan menjadi efesien.

Prinsipnya 1 (satu), biarkan tebing yang mendikte kita untuk bergerak biarkan tebing yang mengarahkan kita semoga harus melaksanakan ini dan itu, proses inilah yang menciptakan pemanjat lebih dekat dan dekat dengan alam. Oleh karena itu mengetahui nama-nama gerakan, pegangan, dan pijakan menjadi sangat perlu dengan demikian kita akan mengetahui setiap teknik yang akan digunakan untuk merampungkan pemanjatan tersebut.

Lagipula dengan mengetahui nama-nama gerakan, pegangan dan pijakan dalam memanjat kita akan praktis untuk berkomunikasi dengan pemanjat lain wacana bagaimana merampungkan satu jalur panjat tertentu.

5. Aba-aba dalam panjat tebing

Aba-aba merupakan cara seorang pemanjat berkomunikasi dengan rekan memanjatnya, bisa dengan belayer ataupun dengan memanjat lainnya. Hal ini penting semoga tidak terjadi miss komunikasi waktu proses memanjat.

Jangan biasakan berkomunikasi dengan cara sendiri yang hanya dimengerti oleh kalangan sendiri saja, akan tetapi gunakan bahasa yang telah disepakati dan telah digunakan oleh sesama pemanjat diseluruh dunia. Berikut ini beberapa arahan yang paling sering digunakan dikala memanjat :

Peralatan Dasar Dalam Panjat Tebing

Untuk mengetahui peralatan dasar dalam panjat tebing sangatlah banyak jenisnya, tergantung jenis pemanjatan yang dilakukan, peralatan untuk trad climbing contohnya akan sedikit berbeda dengan ice climbing, begitu juga peralatan untuk big wall climbing yang sangat banyak akan sangat tertolak belakang dengan beralatan yang biasa digunakan untuk bouldering.

Oleh karena itu untuk mempermudah pemahaman kali ini penulis hanya akan membahas peralatan yang biasa digunakan untuk sport climbing saja dan hanya yang paling sering digunakan saja akan tetapi peralatan ini secara umum hampir semua digunakan dibeberapa jenis pemanjatan lainnya.

1. Tali Kernmantel

Tali kernmantel

Tali kernmantel atau biasa disebut tali karmantel yaitu tali yang paling terkenal digunakan saat ini dalam olahraga panjat tebing. Kernmantle berarti tali yang terdiri dari inti (kern) yang diselimuti (mantle) sebagai pelindung.

Ada 2 (dua) jenis tali kernmantle yang biasa digunakan yaitu statis dan dinamis keduanya berbeda dalam hal persentase kelenturannya akan tetapi sangat besar lengan berkuasa terhadap jenis penggunaan dan prilaku dalam perawatannya. Untuk lebih dalam duduk masalah tali tersebut akan penulis bahas dilain kesempatan

Tali yang sering digunakan waktu memanjat yaitu dari jenis dinamis karena mempunyai tingkat kelenturan atau bisa merenggang hingga 30% dari total panjang tali dan ini sangat mempunyai kegunaan semoga tubuh tidak sakit dikala terjatuh.

Sementara tali jenis statis yaitu tali kaku yang hanya bisa merenggang hingga 5% saja, oleh karena itu sangat efektif digunakan untuk Single Rope Technic (SRT) tali statis ini menjadi tali wajib bagi para pekerja diketinggian (rope access) dan juga vertical rescue.

Kedua jenis tali ini mempunyai panjang yang bervariasi mulai dari 50 meter, 60 meter, 75 meter juga 80 meter, tergantung keperluan yang niscaya semakin panjang tali akan semakin sulit untuk dikelola. Diameter talipun berbeda-beda mulai dari 9.1mm, 10.2mm, 10.5mm, 11mm dan masih banyak lagi.

2. Harness


Gambar peralatan panjat tebing Harness
Harness

Harness yaitu penghubung antara tubuh dengan tali, kenyamanan waktu digunakan sangat penting untuk diperhatikan karena merupakan salah satu faktor yang buat tubuh tidak merasa sakit waktu terjatuh yaitu dengan menentukan harness yang sesuai, ukuran harness sama dengan menentukan pakayan mulai dari ukuran S, M, L, XL. Harness ada dua jenis yaitu seat harnees dan full body harness.

Untuk panjat tebing jenis seat harness paling banyak digunakan karena lebih sederhana sehingga tidak terlalu menggangu gerak tubuh. Sedangkan untuk Single Rope Technic (SRT) ataupun Vertical Rescue jenis Full Body Harness yang banyak digunakan.

3. Sepatu Panjat Tebing

Gambar Sepatu Panjat Tebing
Gambar Sepatu Panjat Tebing

Kalau memanjat dengan kaki telanjang kemampuan penggunaan kaki hanya 50% mungkin kurang maka dengan menggunakan sepatu panjat memampuan kaki akan menjadi 100%, jadi terang disini fungsi utama sepatu panjat bukan untuk melindungi kaki tetapi untuk memaksimalkan fungsi kaki setelah itu barulah untuk melindungi kaki.

Tanpa sepatu kita mungkin hanya bisa menggunakan tapak serta jempol kaki saja dikala memanjat itupun hanya untuk pijakan yang berukuran besar saja. Kita akan kesulitan untuk menggunakan bagian kaki yang lain.

Dengan menggunakan sepatu kita akan bisa menggunakan hampir seluruh bagian kaki, baik itu menggunakan sisi dalam kaki (inside edge) atau sisi luar (outside edge), heelhook ataupun toehook dan lain sebagainya. Oleh karena itu itu biasakan menggunakan sepatu dalam memanjat, pemilihan sepatu yang nyaman sangat besar lengan berkuasa terhadap proses memanjat.

Sepatu dibentuk untuk mengurangi slip pada kaki, perbedaan antara satu merek dengan merek lainnya yaitu pada material sol sepatunya yang dirancang khusus. Katanya merek nomor satu untuk sepatu panjat waktu ini yaitu la sprotiva, ini bisa jadi kalau dilihat dari banyaknya pemanjat professional tingkat dunia yang menggunakan merek ini.

4. Carabiner

Carabiner
Carabiner

Keterangan Gambar Carabiner
  1. Carabiner Oval
  2. Carabiner D
  3. Carabiner Asymmetrical D
  4. Carabiner Pear
  5. Carabiner dengan gerbang (gate) lurus
  6. Carabiner Bent Gate
  7. Locking Carabiner
  8. Wire Gate Carabiner


Carabiner atau cincin kait yaitu alat pengaman pada panjat tebing, hampir semua instalasi pada system tali temali pada panjat tebing menggunakan alat ini, terbuat dari materi alumunium alloy oleh karena itu alat ini sangat kuat dan ringan untuk digunakan.

Ada banyak tipe carabiner tapi secara umum hanya ada 2 (dua) tipe yang paling sering disebut yaitu carabiner jenis snap dan screw. Berbicara duduk masalah bentuk carabiner sangat bervariasi. Selalu perhatikan kondisi carabiner semoga selalu dalam keadaan bagus, karena retak seukuran rambut saja bisa mengurangi kekuatan carabiner hingga 50%. Perhatikan juga gate pada carabiner kalau macet segera dibersikan semoga kembali normal.

5. Kantong dan Bubuk Magnesium

Chackbag dan bubuk magnesium

Bubuk kapur magnesium carbonate (MgCO3) menjadi barang wajib dikala memanjat, karena fungsinya yang sangat bermanfaat yaitu untuk menyerap keringat yang ada pada telapak tangan, tangan yang berair sangat sulit untuk mencengkram tebing, resikonya kita akan terlepas dari jalur.

Tangan akan cepat sekali berkeringat saat memanjat salah satu faktornya yaitu karena tingkat stress yang tinggi dikala memanjat. Maka tidak heran ketika melihat seorang pemanjat sering kali memasukkan tangannya ke kantong kapur (chackbag). Chackbag yaitu kantong tempat diisi bubuk kapur yang diikat di sisi belakang pinggang pemanjat.

Saat ini bentuk kapur ada beberapa variasi mulai dari berbentuk kotak yaitu kapur yang sudah dipadatkan, bubuk, dan bentuk bola kantong yaitu bubuk kapur yang dimasukan dalam bola kain, selain itu ada juga dalam bentuk gel atau lotion.

Tapi umumnya di Indonesia penggunaan pakai bubuk masih terlalu populer, penulis pun lebih suka pakai bubuk, lebih gaya aja dikala digunakan walau sesekali buat batuk. Pemakaian bubuk magnesium ini pertama kali di populerkan oleh john gill, yang dikenal juga sebagai pencetus bouldering di USA.

6. Quick Draw / Runner

Gambar Quick Draw / Runner
Quick Draw / Runner

Di Indonesia lebih terkenal di sebut runner yaitu alat penghubung antara bolting yang tertanam pada tebing dengan tali panjat, runner terbentuk dari dua buah carabiner yang dihubungkan dengan sebuah sling.

Runner tersedia dalam aneka macam macam ukuran mulai dari yang pendek, sedang juga yang panjang. Agar jalur tali dan beban pada setiap runner seimbang dibutuhkan keahlian tersendiri dalam memasang ukuran runner pada jalur panjat.

7. Belay Device

Gambar Belay Device
Belay Device

Belay Device atau alat belay yaitu sebuah alat yang berfungsi untuk menghentikan laju tali, terpasang pada belayer untuk mengamankan sipemanjat dikala terlepas dari tebing ataupun bisa juga terpasang pada si pemanjat disaat akan menuruni tebing (rapperling).

Bentuk belay device yang paling umum yaitu menyerupai angka 8 biasa disebut figure of eight,terbuat dari materi yang sama dengan carabiner, figure of eight ini yaitu alat belay paling merakyat, paling banyak digunakan mungkin karena lebih murah dan instalasinya yang praktis dan cepat. Belay device ATC produksi Black Diamond atau pun Reverso dari Petzl  juga tidak kalah terkenal untuk saat ini.

Selain 3 (tiga) jenis alat belay diatas, ada 1 (satu) lagi yang juga sangat diminati sebagai alat belay yaitu Grigri produksi Petzl, walau alat ini lebih mahal tapi sebanding dengan fungsi yang dimilikinya. Grigri bekerja otomatis, alat ini akan otomatis menggunci dikala dibebani jadi bisa membelay dengan sendirinya.

Dari semua alat belay grigri mempunyai tingkat keamanan paling tinggi, kelemahannya yaitu ia hanya bekerja sesuai dengan ukuran tali yang telah ditentukan dan tidak efektif untuk tali berair atau beku.

8. Helmet

Helmet Panjat Tebing
Helmet Panjat Tebing

Alat pelindung kepala sangat mempunyai kegunaan dikala memanjat mengingat kepala yaitu alat paling vital dan paling rentan terjadi kecelakaan, lagipula tampaknya ini yaitu satu-satu alat yang digunakan sebagai pelindung dikala memanjat.

Bahaya kearah kepala bisa timbul dari pecahan kerikil yang jatuh dari atas ataupun tubuh yang terayun keras membentur kearah permukaan tebing. Mungkin helm kurang diperhatikan untuk pemanjatan di dinding panjat tetapi menjadi berbeda waktu kita memanjat di tebing asli.

9. Webbing

Webbing
Webbing

Tali berbentuk pita ini sangat banyak keuntungannya dalam olahraga panjat tebing, terdiri dari dua macam ada webbing sigle dan webbing double. Sling yaitu webbing yang di loop atau di bentuk melingkar kemudian disimpul. Salah satu fungsi sling dari webbing ini yaitu untuk menciptakan anchor bisa juga untuk menciptakan runner, harness dan lain sebagainya.

Dengan beberapa peralatan diatas, anda sudah bisa melaksanakan olahraga panjat tebing. akan tetapi untuk menciptakan jalur panjat pada tebing dibutuhkan beberapa peralatan lain menyerupai bor baik itu bor listrik ataupun bor tangan, palu, bolting, skyhook, brush dan lain-lain, akan penulis bahas dilain kesempatan dimasalah pembuatan jalur untuk panjat tebing.

Teknik Dasar Gerakan Panjat Tebing

Secara umum dikala memanjat tebing hanya ada 3 (tiga) teknik yang dilakukan yaitu teknik gerakan, pegangan dan pijakan, terlepas dari teknik penggunaan alat. Pelajari semuanya minimal ketahui yang paling sering digunakan atau yang paling banyak dijumpai waktu memanjat.

Hal ini sangat mempunyai kegunaan dikala anda akan membaca jalur sebelum pemanjatan selain itu dengan mengetahui jenis dan nama-nama gerakan, pegangan dan pijakan anda tidak kebingungan waktu rekan anda memberi petunjuk bagaimana cara merampungkan satu jalur pemanjatan dengan bahasa standar dalam olahraga panjat tebing.

Secara umum kalau dilihat dari bentuk permukaan tebing, hanya ada 3 (tiga) jenis bentuk permukaan dan cara pemanjatannya, yaitu :

  1. Face Climbing
  2. Friction/ Slab Climbing
  3. Fissure Climbing

1. Teknik Face Climbing Panjat Tebing Alam

Face climbing yaitu teknik memanjat di permukaan tebing yang mempunyai tonjolan ataupun rongga yang memadai untuk dijadikan pegangan, pijakan dan menjaga keseimbangan tubuh. Bentuk ini yaitu yang paling banyak ditemui pada sebuah tebing, wall climbing atau dinding panjat umumnya juga yaitu face climbing.

Setidaknya ada 5 (lima) gerakan yang paling sering digunakan untuk face climbing, antara lain :

  • Outside Edge
  • Flag
  • Twislock
  • Dropknee
  • Frog

a. Outside Edge

Outside edge yaitu gerakan dengan posisi pijakan menggunakan ujung kaki  sisi bagian luar, posisi ini paling banyak ditemui dikala memanjat, hanya dengan pertumpu pada satu kaki anda akan sangat praktis mendapatkan keseimbangan pada gerakan ini.

Outside edge Free Climbing
Outside edge

b. Flag

Kalau outside edge bertumpu menggunakan kaki bagian luar maka flag menggunakan ujung kaki bagian dalam, flag juga praktis untuk mendapatkan keseimbangan tubuh walau hanya dengan bertumpu dengan 1 (satu) kaki.

Flag Free Climbing
Flag

c. Twislock

Teknik gerakan yang satu ini mempunyai arti setelah menemukan pijakan kemudian memutar posisi kaki tersebut sedemikian rupa sehingga bisa memperpanjang jangkauan tangan, sangat baik digunakan pada gerakan diagonal (diagonal movement).

Twislock free Climbing
Twislock

d. Drop Knee

Teknik gerakan ini hampir sama dengan twislock ada putaran pada antara salah satu kaki, perbedaannya ada pada lebar referensi kaki, dengan kata lain teknik ini benar benar menggunakan salah satu kaki sebagai tumpuan.

Gambar Drop Knee Drop Knee
Drop Knee

e. Frog

Dari namanya sudah tergambar bagaimana posisi tubuh pada teknik ini, dengan kedua kaki sejajar dan kedua lutut di tekuk posisi ini menyerupai mirip katak, salah satu posisi paling nyaman waktu memanjat, dengan posisi ini tangan bisa lurus jadi tidak praktis lelah.

Frog Panjat Tebing
Frog

2. Teknik Friction / Slab Climbing Panjat Tebing Alam

Di Indonesia lebih terkenal disebut tebing slab, yaitu tebing yang tidak terlalu vertical tetapi mempunyai permukaan yang rata jadi untuk memanjatnya pun dengan teknik khusus biasa disebut teknik friction (gesekan). Gaya gesek terbesar sanggup diperoleh dengan cara membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu sangat berperan disini ditambah dengan pembebanan maksimal diatas kaki akan menciptakan pemanjatan jenis ini menjadi lebih mudah.

Friction / Slab Climbing
Friction / Slab Climbing

3. Fissure Climbing Panjat Tebing Alam

Teknik memanjat fissure ini dilakukan dengan memanfaatkan celah tebing, crack climbing masuk ke jenis ini, hanya saja pada fissure climbing celahnya masih sangat bervariasi, mulai dari celah yang hanya bisa dimasuki oleh jari-jari tangan hingga celah seukuran tubuh pemanjat bahkan hingga harus melebarkan kedua belah kaki untuk melewatinya. Dengan kondisi demikian artinya ada banyak teknik dalam fissure climbing ini tergantung lebar celah, antara lain :

a. Teknik Jamming

Jamming yaitu teknik memanjat pada celah tebing yang tidak begitu besar, mulai dari celah yang hanya jari dan telapak tangan hingga sebagian pundak anda saja yang bisa masuk ke celah tersebut.

Jenis ini anda benar-benar hanya memanfaatkan celah (crack) pada kala memanjat. Peralatan yang digunakanpun kebanyakan hanya pengaman sisip.

Jamming
Jamming

b. Teknik Chimneying

Pada jenis ini celah sudah lebih lebar dari untuk bisa masuk seluruh tubuh, untuk melewati jalur jenis ini anda bisa menggunakan punggung yang ditempelkan di sisi tebing bagian belakang dan menempelkan kaki di sisi tebing didepannya, kedua tangan juga ditempel disisi-sisi tebing untuk membantu gerak vertical anda.

gambar Chimneying Panjat Tebing
Teknik Chimneying Panjat Tebing

c. Teknik Bridging

Bridging yaitu teknik memanjat celah vertical yang bisa dibilang cukup besar (gullies). Anda harus merentangkan kedua kaki dan tangan untuk bisa melewati jalur tersebut yaitu dengan posisi kaki mengangkang sebagai referensi ditambah dengan rentangan tangan untuk menjaga keseimbangan anda.

Teknik Bridging Panjat Tebing

d. Teknik Lay Back

Teknik memanjat celah yang terbentuk di sudut tebing, satu sisi tebing berada di samping dan satu sisi lagi berada di depan. Celah biasanya tidak terlalu besar. Untuk memanjat jalur ini caranya yaitu dengan menempelkan kedua jari tangan ke celah dan menempelkan kedua kaki di sisi tebing yang terhadapan dengan kita. Dengan posisi tangan menarik dan kaki mendorong anda bisa bergerak vertical dengan cara ini.

Gambar Teknik Lay Back
Teknik Lay Back Panjat Tebing

e. Teknik Hand Traverse

Teknik gerakan menyamping bisa horizontal ataupun diagonal dan hanya mengandalkan kekuatan tangan untuk melewatinya karena tidak ada pijakan dijalur tersebut, Butuh kekuatan jari yang besar dan juga teknik menggunakan kaki sebagai pengganti tangan untuk menggantung (hooking) semoga kerja tangan bisa lebih ringan.

Teknik Hand Traverse
Teknik Hand Traverse

f. Teknik Mantel Self

Teknik memanjat teras-teras kecil pada tebing yang letaknya agak tinggi tetapi cukup besar digunakan sebagai tempat berdiri. Kedua tangan digunakan untuk menarik tubuh dibantu dengan gerakan kaki.

Kalau posisi teras setinggi dada maka tangan digunakan untuk menekan kebawah sehingga tubuh terdorong keatas. Memanjat dinding pagar beton atau waktu anda akan naik dari bak renang ke atas yaitu teladan dari gerakan ini.

Teknik Mantel Self
Teknik Mantel Self

Selain jenis-jenis gerakan diatas masih ada beberapa gerakan lagi yang biasa dilakukan dikala memanjat, yaitu :

4. Teknik Rest Panjat Tebing Alam

Teknik untuk menemukan tempat dan memposisikan tubuh senyaman mungkin untuk istirahat yaitu tujuan dari teknik ini. Kunci dari teknik ini yaitu sebisa mungkin beban tubuh ada pada pijakan jadi anda bisa melepaskan pegangan tangan secara bergantian untuk perenggangan. Perlu di ingat juga rest position juga dimanfaatkan untuk menentukan langkah pemanjatan selanjutnya.

5. Teknik Clipping Panjat Tebing Alam

Clipping yaitu cara memasukkan tali pengaman yang ada di harness ke runner yang tersedia di jalur, sebisa mungkin salah satu posisi tangan dalam keadaan lurus dan tangan satunya lagi dengan cepat memasukan tali utama ke runner setelah runner dalam jangkauan. Perhatikan posisi gate carabiner sebelum melaksanakan teknik clipping dengan demikian anda dengan cepat bisa menentukan metode yang digunakan untuk memasukan tali.

6. Teknik Dipping

Teknik waktu mengambil bubuk magnesium dikala dirasa perlu yaitu dengan cara memasukkan salah saatu tangan ke chackbag yang ada di pinggang bagian belakang. Usahakan disaat mengambil magnesium dalam posisi menguntungkan.

7. Teknik Strike Arm

Teknik yang digunakan pada saat rest position, clipping dan juga dipping, yaitu dengan memposisikan salah satu tangan yang menjadi referensi dalam keadaan lurus, posisi ini berfungsi semoga otot lengan tidak praktis lelah jadi bisa menghemat tenaga.

Teknik Dasar Pegangan dan Pijakan Panjat Tebing

1. Teknik dasar Pegangan Panjat Tebing

Sebenarnya jenis pegangan pada panjat tebing sangatlah banyak, akan tetapi penulis akan membahas beberapa yang paling sering digunakan waktu memanjat, antara lain :

a. Teknik JUG

Jug / bucket ini yaitu jenis pegangan yang paling disukai khususnya oleh para pemanjat pemula, bahkan ada yang menyebutnya dengan Thank-God Hold atau pegangan yang diberkahi tuhan. Bagi pemanjat yang sudah mahir kalau menemukan pegangan menyerupai ini bisa berhenti sejenan untuk ngopi atau makan indomie.

Jug merupakan jenis batuan yang menonjol bisa digenggam oleh seluruh telapak tangan untuk menggantung bebas.

teknik panjat tebing jug
Teknik Jug panjat tebing

b. Teknik Crimp

Crimp yaitu pegangan yang umumnya sangat digemari oleh pemanjat yang sudah mahir, pegangan yang tidak begitu besar tetapi sangat nyaman digenggam dengan menggunakan ke-empat jari tangan. Crimp digunakan pada saat arah pegangan normal yaitu menghadap ke atas. Teknik ini terbagi 3 (tiga) macam yaitu Clouse Crimp, Open Crimp dan Half Crimp. Perbedaannya terletak pada posisi ibu jari.

Gambar Teknik Crimp Panjat tebing
Crimp

c. Teknik Slopper

Slopper merupakan sebuah tonjolan yang bentuknya menyerupai kurva, besar yang sangat bervariasi, dengan permukaannya yang halusmenjadikan jenis pegangan ini sangat sulit untuk digenggam dan menjadi salah satu jenis pegangan yang paling ditakuti oleh para pemanjat 

Teknik Slopper
Teknik Slopper

d. Pinch

Teknik Pinch merupakan tonjolan kecil yang hanya bisa dipegang dengan cara dijepit dengan jari atau lebih menyerupai dicubit kalau bentuknya terlalu kecil. Kalau keseimbangan tubuh tepat pegangan jenis ini tidak begitu sulit sebaliknya kalau keseimbangan tubuh tidak tepat pegangan ini menjadi sangat menakutkan.

Gambar Teknik Pinch
Teknik Pinch

e. Teknik Pocket

Pocket atau kantung yaitu jenis pegangan berbentuk lubang atau rongga di permukaan tebing yang tidak begitu besar, hanya muat beberapa jari saja bahkan ada yang hanya untuk satu jari saja. 

Teknik Pocket
Teknik Pocket

f. Teknik Sidepull

Pegangan yang berada di sisi samping pemanjat, cara memegangnya yaitu dengan memegang dengan arah yang berlawanan. Apabila posisi pegangan disebelah kiri maka tarikan atau bebannya kea rah kanan begitupula sebaliknya.

Teknik Sidepull
Teknik Sidepull

g. Teknik Undercut

Undercut yaitu pegangan yang menyerupai dengan jug, yang membedakan yaitu arah pegangannya. Pada undercut pegangan dari arah bawah.

Teknik Undercut
Teknik Undercut

2. Teknik Pijakan dalam panjat tebing

Dengan menggunakan sepatu panjat anda bisa memaksimalkan fungsi kaki, hampir seluruh bagian dari kaki bisa dimanfaatkan untuk pijakan. Setidaknya ada 3 (tiga) jenis pijakan dalam panjat tebing yaitu :

  • Menggunakan sisi samping sepatu baik sisi luar ataupun sisi dalam (edging)
  • Menggunakan bagian bawah sepatu/tapak (smearing/frictions)
  • Menggunakan sisi sepatu bagian belakang/tumit ataupun sisi bagian atas (hooking).

a. Teknik Edging

Edging yaitu teknik pijakan yang paling umum dan paling banyak dilakukan dikala memanjat, menggunakan sisi sepatu bagian depan baik sisi luar ataupun bagian dalam. Dengan menggunakan sepatu panjat anda bisa melaksanakan pijakan jenis ini walau pijakan itu sangat kecil dan mustahil dilakukan dengan kaki telanjang.

Teknik Edging/Pijakan
Teknik Edging

b. Teknik Smearing atau Pijakan pada Panjat tebing

Smearing/frictions yaitu teknik pijakan menggunakan tapak sepatu, anda bisa menggunakan sebagian atau keseluruhan dari tapak sepatu untuk memanjat, apalagi dengan materi sol sepatu yang baik teknik ini sangat efektif pada jenis tebing dengan kemiringan kurang dari 90 derajat (slab).

Smearing
Teknik Pijakan pada Panjat tebing

c. Teknik Hooking

Hooking yaitu teknik pijakan yang digunakan untuk mengganti fungsi tangan dikala menggantung atau menempel di tebing, ada 2 (dua) jenis hooking, yaitu :

Heelhook: yaitu teknik pijakan menggunakan sisi sepatu bagian belakang atau tumit, biasa digunakan untuk mengganti fungsi tangan dikala menggantung sehingga berat tubuh akan terbagi dan menjadi lebih ringan, dengan teknik ini juga bisa menambah panjang jangkauan tangan.

Toehook: mempunyai fungsi yang sama dengan heelhook tetapi menggunakan sisi sepatu bagian atas, biasa dilakukan untuk jangkauan yang melebar ke samping.

Simpul Dasar Dalam Panjat Tebing

Mengingat panjat tebing yaitu salah satu olahraga alam bebas yang beresiko tinggi dan dalam kegiatannya hampir tidak pernah lepas dengan tali-temali, bahkan berdasarkan pengalaman penulis seorang pemanjat tebing lebih dipercaya oleh rekan-rekannya dalam urusan tali-temali dibanding dari bidang olahraga alam bebas yang lain. Oleh karena itu pengetahuan tentang simpul dan tali temali mutlak harus dikuasai oleh seorang pemanjat tebing.

Ada banyak sekali jenis simpul, tercatat ada sekitar 4000 jenis simpul yang ada didunia ini dalam aneka macam bidang penerapan, termasuk didalamnnya yaitu simpul dalam bidang panjat tebing. Tetapi yang perlu di ingat kita sudah bisa memanjat dengan menguasai beberapa simpul saja.

Semua jenis-jenis simpul dibentuk tergantung dari tujuan, penggunaan, serta tingkat efektifitasnya. Terkadang kita membutuhkan sebuah simpul yang kuat tetapi yang praktis dilepas dilain waktu kita membutuhkan simpul yang kuat dan tidak praktis lepas dan lain sebagainya.

1. Defenisi Simpul pada panjat Tebing

Terdapat perbedaan antara simpul, tali dan jerat dan ini sering dicampur adukkan pengertiannya, padahal ketiga unsur tersebut sangat berbeda satu sama lainnya. Tali yaitu bendanya dan Simpul yaitu hasil bentukan dari dua buah tali atau lebih.

Sederhananya simpul yaitu pertemuan antara tali dengan tali. Sementara jerat yaitu pertemuan antara tali dengan benda lain bisa berupa kayu, batu, besi atau benda-benda lainnya. Contohnya yaitu Fisherman knot (simpul), Clovehitch (jerat), Karmantel (tali).

Untuk melihat simpul yang baik dan benar, bisa dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut :

  • Praktis untuk dibuat
  • Praktis untuk dilihat kebenaran lilitannya
  • Aman, tidak praktis bergeser dan tidak bertumpuk wajtu dibebani
  • Praktis juga untuk dilepas
  • Simpul harus seminimal mungkin mengurangi kekuatan tali

2. Simpul Dasar dalam panjat tebing

Seperti yang telah disinggung diatas gotong royong sangat banyak jenis simpul termasuk yang biasa digunakan dalam panjat tebing, tapi bagi seorang pemanjat hanya butuh mengetahui beberapa simpul saja sudah bisa memanjat.

Disini penulis membatasi simpul yang biasa digunakan pada jenis pemanjatan sport climbing tingkat pemula dengan jalur yang sudah tersedia. Berdasarkan pengalaman penulis hanya dengan menguasai 3 (tiga) jenis simpul ini kita sudah bisa untuk memanjat, antara lain :

a. Simpul Figure Of Eight Follow Through pada Panjat tebing

Simpul ini yaitu salah satu variasi dari dasar simpul delapan (figure of eight), setidaknya ada 6 variasi dari simpul delapan yang penulis ketahui dan akan dibahas dilain kesempatan. Mengingat simpul ini yaitu simpul wajib yang harus dikuasai oleh setiap pemanjat.

Gambar Simpul Figure Of Eight Follow Through

Figure Of Eight Follow Through

Semua pemanjat harusnya hafal mati dengan simpul ini,karena hampir 90% pemanjat dunia menggunakan simpul ini. Kalau ada yang ngaku pemanjat namun tidak tahu simpul ini perlu dipertanyakan kemampuan memanjatnya ataupun jangan manjat sama dia.

Fungsi simpul ini yaitu sebagai simpul pengaman utama, simpul penghubung antara tali karmantel dengan harness si pemanjat juga sering digunakan sebagai simpul untuk menciptakan anchor. Cara membuatnya yaitu dengan terlebih dahulu menciptakan simpul depalan tunggal kemudian ujung talinya di masukan ke harness, setelah itu ujung tali dimasukan lagi mengikuti bentuk simpul delapan tunggal tadi. 

Kelebihan simpul ini yaitu :

  • Simpul ini praktis dibentuk dan praktis diperiksa kebenaran lilitannya.
  • Simpul ini mempunyai kekuatan 70% - 80% jadi lebih kuat dari simpul bowline.

Kelemahan simpul ini yaitu :

Kalau terlalu sering diberikan beban contohnya sering terjatuh akan sulit untuk melepas simpul ini. Tetapi menjadi laba kalau anda ingin terus memanjat karena tali terikat makin kuat.

Salah satu cara melepasnya dengan memegang kedua sisi angka delapannya kemudian menggoyang-goyangkan tangan keatas dan kebawah dengan demikian simpul akan elastis dan praktis untuk dilepas.

b. Simpul Fisherman Knot

Simpul ini biasa disebut juga simpul nelayan, salah satu simpul terkuat untuk menyambung tali yang berbentuk bundar dan sama besar, sangat efektif digunakan pada kodisi kering ataupun berair dan licin.

Cara membuatnyapun tidak terlalu rumit yaitu dengan menggabungkan kedua ujung tali dengan simpul double overhand knot. Dalam panjat tebing simpul ini biasa digunakan untuk menyambung tali yang akan dibentuk untuk anchor.

Gambar Simpul tali Fisherman Knot
Gambar Simpul tali Fisherman Knot 

c. Simpul Tali Overhand Follow Through

Simpul ke -3 (tiga) yang harus anda kuasai sebelum memanjat yaitu Overhand Follow Through atau Water knot, banyak juga yang menyebutnya dengan simpul pita, simpul ini mempunyai fungsi yang sama dengan simpul nelayan.

Perbedaannya ada pada penggunaan tali, simpul pita ini sangat efektif digunakan pada tali berbentuk pipih menyerupai webbing. Webbing sangat banyak keuntungannya dalam panjat tebing contohnya untuk menciptakan anchor ataupun runner dan lain sebagainya.

Simpul Tali Overhand Follow Through
Simpul Tali Overhand Follow Through