Cara Mudah Pengolahan Crakers Ikan Bandeng

Cara Mudah Pengolahan Crakers Ikan Bandeng

Industri Perikanan - Crackers bandeng merupakan salah satu alternative cemilan kaya protein berbahan dasar terigu dan ikan bandeng, proses pengolahannya dicetak secara manual dan dipanggang. Produk ini dikonsumsi langsung sebagai cemilan.

Bahan Cracker Ikan Bandeng

Berikut Bahan Cracker Ikan Bandeng :
  • Lumatan daging ikan bandeng 60 g    Atau tepung ikan 15 g
  • Tepung terigu 210 g   
  • Tepung tapioka 90 g   
  • Margarin 45 g   
  • Mentega putih 45 g   
  • Susu bubuk 45 g   
  • Gula halus 105 g   
  • Garam 4,5 g   
  • Minyak goring 30 g    (Ditimbang)
  • Fermipan/ragi kue 0,6 g    (dilarutkan dengan sedikit air hangat)
  • Soda kue bubuk 0,6 g   
  • Vanili bubuk 0,2 g    (diaduk dengan daging ikan bandeng)
  • Air ± 90 ml    (ditambahkan hingga adonan kalis)

Bahan Pengisi Lapisan :

  • Tepung terigu                    90 g 
  • Margarin                          30 g 
  • Garam                             1,2 g

Peralatan:

  • Mixer
  • Timbangan
  • Piring kecil
  • Sodet plastic
  • Penggiling
  • Platik lebar 1 meter
  • Loyang stainless steel
  • Kuas kecil
  • Oven

Cara Pengolahan :

  • Ikan bandeng dipisahkan dagingnya;
  • Penimbangan bumbu-bumbu;
  • Proses mixer margarin, mentega dan garam selama 5 menit;
  • Campurkan daging ikan bandeng ke dalam adonan dan tambahkan vanili bubuk, tepung terigu, susu, soda kue, minyak goring, dan fermipan;
  • Tambahkan air sedikit demi sedikit hingga adonan menjadi kalis;
  • Diamkan dan tutup adonan dengan kain basah selama 30 menit;
  • Siapkan bahan pengisi, tepung terigu margarin dan garam aduk hingga homogeny;
  • Penipisan adonan dasar dengan alat penggiling;
  • Pengisian setengah bahan dengan bahan pengisi. Ulangi pengisian sebanyak dua kali;
  • Diamkan adonan selama 10 menit;
  • Cetak dan bentuk adonan sesuai yang diinginkan;
  • Panggang dengan suhu 1500 selama 7 menit, atau 1750 selama 5 menit, atau 2000 selama 3 menit;
  • Crackers bandeng siap disajikan.

Alur Pengolahan Cracker Ikan Bandeng

Cara Pembuatan Surimi Naget Ikan Renyah dan Gurih

Cara Pembuatan Surimi Naget Ikan Renyah dan Gurih


Surimi, merupakan daging yang dilumatkan, menjadi produk makanan dari ikan atau bahan baku lainnya yang dihaluskan hingga membentuk seperti pasta. Sehingga dengan surimi produsen dengan mudah membentuk dan membuat diverifikasi produk sesuai dengan keinginan.

Naget ikan adalah salah satu produk fish jelly dimana bentuk dan olahannya berupa adonan yang dicelupkan kedalam butter kemudian dilumuri tepung roti (bread crumb) dan digoreng (flash fry). Bahan baku ikan yang digunakan bias dari fillet ikan atau adonan dari lumatam daging ikan (minced fish atau surimi).

Bahan Baku :
  • Lumatan daging ikan 84 % 700 gr
  • Garam 1,5 % 10,5 gr
  • Tepung terigu 3,5 % 41,66 gr
  • Air es 6 % 21 gr
  • Minyak sayur 3 % 24,5 ml
  • Gula putih 1,5 % 10,5 gr
  • Tepung roti Secukupnya Secukupnya
  • Seasoning (10:8)
  • Bawang merah 3,46 gr
  • Bawang putih 4,2 gr

Bahan Butter Mix :

  • Tepung terigu 30 % 300 gr
  • Garam 2 % 20 gr
  • Tepung maizena 15 % 150 gr
  • Baking powder 0,5 % 5 gr
  • Lada 1,5 % 15 gr
  • Air es 60 % 600 ml

Peralatan yang dibutuhkan:

  1. Food processor/silent cutter/mixer
  2. Timbangan, pisau, blender, talenan
  3. Set pengukus
  4. Cetakan naget ikan
  5. Baskom/wadah plastik

Cara Pengolahan :

  • Lumatan daging ikan atau surimi yang telah dipotong-potong kemudian dilumatkan didalam silent cutter/food processor/mixer.
  • Lakukan pengadukan hingga terbentuk adonan yang lengket. Selanjutnya tambahkan bumbu-bumbu lainnya dan cmpur hingga benar-benar homogeny. Pengadukan dilakukan selama 10 – 15 menit.
  • Cetak dengan menggunakan cetakan naget, lalu celupkan dalam adonan butter dan lumuri dengan tepung roti serta simpan dalam suhu beku.

Cara Pembuatan Butter Mix

Masukkan semua formula, aduk dengan mixer hingga merata sampai kental dan selanjutnya untuk pencelupan produk.
Cara Penanganan Ikan diatas Kapal Agar Kualitas terjaga

Cara Penanganan Ikan diatas Kapal Agar Kualitas terjaga


ikan segar

Dalam industri dan bisnis perikanan, kesempurnaan penanganan ikan segar memegang peranan penting. Baik buruknya penanganan akan menentukan mutu dan kualitas ikan sebagai bahan makanan atau bahan baku untuk pengolahan ikan. Kalau penanganannya buruk, maka ikan akan cepat busuk sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Penanganan ikan agar tetap segar bertujuan mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu selama mungkin. Atau setidak-tidaknya kondisi ikan masih cukup segar pada saat sampai ditangan konsumen. Jadi setelah ikan tertangkap dan diangkut ke atas kapal, harus secepat mungkin ditangani dengan baik dan hati-hati. Demikian tindakan selanjutnya, sampai ikan disimpan beku (cold storage) atau diolah, atau langsung dimasak menjadi hidangan.

Proses awalnya tindakan penanganan dapat dilakukan diatas kapal atau setelah ikan itu didapatkan. Penanganan ikan harus cepat dilakukan dalam proses rantai dingin diatas kapal.

Bagaimanapun baiknya penanganan ikan dilakukan, tidak akan mungkin membuat ikan tetap segar. Namun yang diusahakan adalah menghambat proses pembusukan sehingga dapat disimpan lebih lama dalam kondisi baik dan masih layak dikonsumsi. Daging ikan (termasuk hasil laut lainnya, seperti udang dan kerang) sangat cepat membusuk karena sebagian besar tubuh ikan (60-80%) terdiri atas cairan yang terdapat di dalam sel, jaringan, dan ruangan-ruangan antar sel.

Dalam penanganan ikan segar, diusahakan suhu selalu rendah mendekati 0º C. Selain itu dijaga pula jangan sampai suhu ikan naik, misalnya terkena sinar matahari langsung atau kekurangan es selama transportasi. Sebab makin tinggi suhu, kecepatan membusuk juga makin besar. Sebaliknya bila suhu ikan dipertahankan serendah-rendahnya, maka proses pembusukan bisa diperlambat.

Untuk itu, dalam pembenahan dan transportasi ikan segar harus diusahakan agar es tidak cepat mencair. Caranya adalah dengan menggunakan kotak-kotak atau wadah berinsulasi (insulated box) , atau diangkut dengan truk-truk yang dilengkapi dengan unit pendingin (Refrigerated truck).

Cara penanganan ikan di kapal

Setidak nya ada 2 cara penanganan ikan di kapal agar ikan tetap segar sehingga layak di konsumsi dan harga ikan juga standar, yakni.

1. Penanganan ikan di atas dek

Lantai geladak dan setiap alat yang di pakai dalam penanganan ikan segar harus di bersihkan sebelum di pakai. Setelah dinaikkan ke kapal, jika kondisi memungkinkan ikan segera disiangi (dikeluarkan isi perut dan insangnya) kemudian dicuci bersih dengan air laut. Umumnya penyiangan hanya di lakukan terhadap ikan-ikan yang berukuran besar; ikan-ikan kecil seperti lemuru dan kembung tidak praktis untuk di siangi di kapal.

Pencucian dilakukan dengan menggunakan air laut. Sisa-sisa darah dan sisa isi perut dihilangkan, demikian pula lendir-lendir yang ada. Selanjutnya jika kondisi memungkinkan, ikan disortir menurut jenis dan ukurannya dan masing-masing disimpan di palka secara terpisah, baik didalam kotak-kotak maupun menggunakan rak yang terpisah.

Selama bekerja di geladak, ikan harus di lindungi dari sinar matahari dan hujan, misalnya dengan memasang tenda. Ikan yang bertumpuk banyak karena menunggu disiangi dapat di tutup dengan terpal basah. Geladak harus di cuci bersih setelah pekerjaan pencucican ikan selesai sebelum hasil tangkapan yang lain dinaikkan ke kapal.

2. Penyimpanan ikan di Palka

Palka untuk menyimpan ikan segar harus dibersihkan sebelum dimasuki ikan. Pekerjaan mengangkut ikan ke dalam palka harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai ikan. Melemparkan atau menuangkan ikan kedalam palkah atau menginjak ikan adalah praktek yang tidak baik.

Penyusunan ikan di palka dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu :

  1. Menimbun (bulking),
  2. Susun lapis menggunakan rak / sekat datar (shelfving)
  3. Menggunakan kotak-kotak (boxing)
  4. Merendam ikan di dalam air dingin.

Nah berikut ini akan disajikan penjelasan tentang praktek penyusunan ikan didalam palka untuk menjaga agar ikan tidak cepat membusuk.

Cara Penyusunan Ikan di dalam Palka

1. Menimbun ikan di palka (bulking)

Kegiatan menimbun ikan di palka adalah menumpuk ikan di lantai palka tanpa menggunakan penyekat datar atau kotak.

Cara ini pada umumnya dilakukan dikapal ikan yang kecil dan palkanya rendah. Sebelumnya palka terlebih dahulu dilapisi es setebal +15 cm (atau lebih tebal jika dinding palka tidak diisolasi). Ikan ditumpuk di atas lapisan es itu setebal 10-12 cm; di atasnya diberi lapisan es lagi, kemudian lapisan ikan; demikian seterusnya sampai tingginya cukup; lapisan paling atas adalah lapisan es.

Tinggi tumpukan ikan sebaiknya tidak melebihi 60 cm. Penimbuanan yang lebih tinggi lagi dapat merusak ikan pada lapisan yang di bawah, karena menerima tekanan yang cukup besar. Biasanya setiap 1 ton ikan yang disimpan di palka dengan cara penimbunan membutuhkan ruang palka yang bervolume 2- 2,5 m3.

2. Menyimpan bersusun lapis (shelfing). 

Cara penyimpanan ini umumnya di lakukan di kapal ikan yang palkanya cukup besar dengan tinggi palka> 140 cm. Palka disiapkan dengan konstruksi khusus: di lengkapi dengan rak-rak vertikal dan horisontal yang hidup (dapat di lepas).

Sekat-sekat vertikal berjarak 1 meter atau kurang, sedangkan sekat-sekat horisontal berjarak 20-35 cm. Biasanya rak-rak itu disusun membujur, di sisi kiri dan kanan, sedang ditengah-tengahnya dipakai sebagai lorong.

Ikan disusun di atas rak-rak horisontal dengan diselimuti es. Ikan yang besar di tata membujur.

Pemakaian rak-rak di palka ini dapat menghasilkan ikan yang lebih baik karena ikan tidak terlalu banyak menerima tekanan, tetapi diperlukan penanganan yang lebih banyak dan di butuhkan ruang yang lebih besar. Tiap 1 ton ikan membutuhkan ruang palkah 3-4,5 m3 tergantung dari ukuran ikan.

3. Menyimpan ikan di palka dengan kotak (boxing)

Lemari untuk menyimpan ikan di kapal umumnya dibuat dari kayu atau plastik yang dirancang dengan ukuran yang disesuaikan dengan kemampuan manusia setempat, yaitu 20-30 kg.

Ukuran yang labih besar direncanakan untuk diangkut oleh 2 orang. Kotak dari plastik lebih mudah dibersihkan. Kotak kayu hendaknya dibuat dari papan yang diserut halus dan dengan sudut-sudut yang mudah di bersihkan.


Ikan di susun di dalam lemari dengan di campur dan di selimuti es. Karena kotak-kotak itu akan di tumpuk di palka, maka pengisian ikan / es tidak dapat melebihi permukaan kotak agar ikan tidak tertekan kotak diatasnya. Dengan cara penyimpanan ini, tiap 1 ton ikan membutuhkan ruang palka 2,5 - 3 m3.

4. Merendam ikan dalam air dingin

Palka ikan dibangun berupa tangki-tangki khusus untuk menampung air laut yang di dinginkan. Ikan direndam di dalam tangki-tangki tersebut sampai saat dibongkar di pelabuhan. Jika dilakukan dengan baik, cara ini menghasilkan ikan dengan mutu yang lebih baik; pendinginan berlangsung lebih cepat, ikan tidak menerima tekanan. Ikan-ikan besar seperti tuna dan ikan-ikan kecil seperti lemuru dan kembung dapat diperlakukan dengan cara ini.

Air laut didinginkan dengan mesin pendingin yang sudah mulai dilakukan sejak kapal meninggalkan pelabuhan menuju daerah penangkapan, dengan maksud agar air sudah cukup dingin pada waktu hasil tangkapan pertama dinaikkan. Sering kali tangki-tangki diisi dengan sejumlah es sebelum kapal meninggalkan pelabuhan.

Apabila cara penanganan ikan yang tidak baik, maka proses pembusukan akan mengakibatkan menurunnya mutu dan harga ikan. Hal ini sangat merugikan bagi nelayan atau pengusaha yang berkecimpung di dalam dunia bisnis perikanan.

Pengenalan Thermal Arrest Time dalam Pembekuan Ikan

Pengenalan Thermal Arrest Time dalam Pembekuan Ikan

Pembekuan Ikan

Thermal Arrest Time merupakan laju pembekuan ialah pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu produk pada titik yang paling lambat menjadi dingin atau beku, dihitung dari saat tercapainya titik beku awal sampai tercapainya tingkat suhu yang diinginkan di bawah titik beku produk tersebut. Heldman dan Singh (1981)

Ikan cepat membusuk adalah permasalahan yang harus ditangani dan diketahui oleh produsen yang produknya tergantung oleh bahan baku ikanTubuh ikan sebagian besar (60-80%) terdiri atas cairan yang terdapat di dalam sel, jaringan, dan ruangan-ruangan antar sel. Sebagian besar dari cairan itu (+67%) berupa free water dan selebihnya (+5%) berupa bound water. Bound water dalam tubuh ikan adalah air yang terikat kuat secara kimia dengan substansi lain dari tubuh ikan. Ikan mulai membeku pada suhu antara -0,60C sampai -20C, atau rata-rata pada -10C. Free water membeku terlebih dahulu kemudian disusul oleh bound water.

Laju Pembekuan

Salah satu pertimbangan pemilihan suatu proses dalam industri pembekuan pangan beku adalah laju pembekuan. Laju pembekuan tidak saja menentukan struktur akhir produk beku, tetapi juga mempengaruhi lama pembekuan (Heldman dan Singh, 1981). Menurut Lembaga Refrigerasi International (1971), laju pembekuan suatu massa pangan adalah ratio antara jarak minimal antara permukaan dengan titik pusat termal dibanding dengan waktu yang diperlukan oleh produk pangan mencapai suhu 00C pada permukaan bahan sampai mencapai suhu -50C pada pusat termal bahan.

Thermal Arres Time

Salah satu variasi terhadap definisi Lembaga Refrigerasi International ialah Thermal Arrest Time (TAR), merupakan laju pembekuan ialah pengukuran waktu yang dibutuhkan menurunkan suhu dari titik yang paling lambat membeku pada produk, untuk 0oC menjadi –5oC. Sedangkan Heldman dan Singh (1981) mengatakan laju pembekuan ialah pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu produk pada titik yang paling lambat menjadi dingin atau beku, dihitung dari saat tercapainya titik beku awal sampai tercapainya tingkat suhu yang diinginkan di bawah titik beku produk tersebut.

Proses tersebut terbagi atas 3 tahapan yaitu:

  1. Tahap pertama suhu menurun dengan cepat sampai 00C yaitu titik beku air
  2. Tahap kedua suhu turun perlahan-lahan untuk merubah air menjad kristal-kristal es. Tahap ini sering disebut periode ”thermal arrest time”.
  3. Tahap ketiga suhu kembali turun dengan cepat ketika kira-kira 55% air telah menjadi es. Pada tahap ini sebagian besar atau hampir seluruh air membeku

Berdasarkan panjang pendeknya waktu thermal arrest ini pembekuan dibagi menjadi 2 yaitu :
  1. Pembekuan lambat (slow freezing), yaitu bila thermal arrest time lebih dari 2 jam. Kristal-kristal es yang terbentuk selama pembekuan dapat berbeda-beda ukurannya tergantung pada kecepatan pembekuan. Pembekuan cepat menghasilkan kristal-kristal yang kecil-kecil di dalam jaringan daging ikan. Jika dicairkan kembali, kristal-kristal yang mencair diserap kembali oleh daging dan hanya sejumlah kecil yang lolos keluar sebagai drip.
  2. Pembekuan cepat (quick freezing), yaitu pembekuan dengan thermal arrest time tidak lebih dari 2 jam. pembekuan lambat menghasilkan kristal-kristal yang besar-besar. Kristal es ini mendesak dan merusak susunan jaringan daging. Tekstur daging ketika ikan dicairkan menjadi kurang baik, berongga, keropos dan banyak sekali drip yang terbentuk. Ikan yang dibekukan dengan lambat tidak dapat digunakan sebagai bahan bagi pengolahan-pengolahan tertentu misalnya pengalengan, pengasapan, dan sebagainya.

Atas pertimbangan-pertimbangan diatas, maka disamping untuk menyingkat waktu dan menghasilkan output yang tinggi maka ikan mutlak dibekukan dengan cepat.

King (1971) membagi laju pembekuan ke dalam 3 golongan yaitu ;

  1. Pembekuan lambat, jika waktu pembekuan adalah 30 menit atau lebih untuk 1 cm bahan yang dibekukan,
  2. Pembekuan sedang , jika waktu pembekuan adalah 20-30 menit atau lebih untuk 1 cm bahan yang dibekukan dan,
  3. Pembekuan cepat, jika waktu pembekuan adalah kurang dari 20 menit untuk 1 cm bahan yang dibekukan. Pembekuan cepat didefinisikan oleh mereka yang menganut teori kristalisasi cepat sebagai proses dimana suhu bahan pangan tersebut melampaui zona pembekuan 32 sampai 250 F dalam waktu 30 menit atau kurang.

Memang selama ini belum terdapat definisi yang pasti tentang kapan dikatakan pembekuan cepat dan pembekuan lambat, ada beberapa negara yang membuat standar pembekuan cepat dan pembekuan lambat, Inggris menentukan batas waktu tidak lebih daripada dua jam untuk melewati daerah kritis sebagai pembekuan cepat, sedangkan Jepang memberikan kriteria kurang dari 30 menit untuk melewati daerah kritis sebagai pembekuan cepat, sementara Amerika Serikat menggunakan waktu 70-100 menit untuk membedakan pembekuan cepat dan lambat. Inggris menentukan batas waktu tidak lebih daripada dua jam untuk melewati daerah kritis sebagai pembekuan cepat, sedangkan Jepang memberikan kriteria kurang dari 30 menit untuk melewati daerah kritis sebagai pembekuan cepat, sementara Amerika Serikat menggunakan waktu 70-100 menit untuk membedakan pembekuan cepat dan lambat.

Menurut Ir. Eddy Afrianto & Ir. Evi Liviawaty, Perbedaan yang dapat dijumpai pada pembekuan cepat dan pembekuan lambat adalah :
  1. Daerah kritis akan cepat terlewati pada pembekuan cepat
  2. Suhu Pembekuan, saat proses aktivitas penyebab proses pembusukan menjadi terhambat atau terhenti. sehingga semakin cepat proses pembekuan terjadi, maka aktifitas proses pembusukan akan terhambat
  3. Secara ekonomis, proses pembekuan akan menguntungkan secara waktu, karena ikan akan lebih cepat beku, sehingga tidak menghambat proses selanjutnya
  4. Untuk pengolahan tertentu, ternyata ikan yang dibekukan secara lambat tidak dapat dipakai menjadi bahan baku.

Kerusakan Ikan Pada saat Proses Pembekuan

Freezer Burn, yaitu kondisi rusaknya penampakan permukaan daging (terlihat sebagai spot-spot putih kusam dipermukaan daging) yang disebabkan oleh pengeringan karena penguapan air dari permukaan daging ke udara didalam freezer. untuk mencegah freezer burn hendaknya melakukan pengemasan sebelum ikan dibekukan. Daging ikan hendaknya tidak dibekukan dan dicairkan berulang-ulang, karena proses pembekuan berulang dapat menyebabkan teksturnya menjadi rusak, cairan daging ikan keluar (termasuk juga komponen nutrisi yang larut air) dan rasa juicy dari daging ikan menjadi hilang (daging terasa kering). Jadi, kemaslah daging ikan dalam porsi yang sesuai dengan jumlah yang akan digunakan atau akan dikonsumsi. 

Untuk mencegah terjadinya Freezer Burn :

Bekukan Daging Ikan secara cepat dan tepat, sebelum ikan kita bekukan sebaiknya kita menghilangkan sumber-sumber bakteri yang terdapat pada ikan, misalnya : insang, isi perut, lendir pada ikan. Atau kita dapat melakukan dengan fillet produk ikan tersebut. Setelah itu ikan dicuci dengan bersih. Rantai dingin / cold chain harus tetap dijaga sebelum daging ikan kita bekukan. Setelah itu ikan dikemas dan siap untuk dibekukan. Jangan biarkan ikan yang sudah fillet didiamkan dalam suhu kamar tanpa perlakuan apapun, karena mikroorganisme dan bakteri akan berkembang biak dengan cepat, sehingga bisa mempengaruhi kesehatan kita.

cara penanganan ikan

Gunakan wadah yang tepat, jika kita membekukan ikan/fillet dalam air dan disimpan dalam wadah tertutup, maka sisakan sedikit ruang dalam wadah tersebut. Karena pada saat proses pembekuan air tersebut akan mengembang, sehingga sedikit ruang akan mencegah kerusakan pada wadah. dan sebaliknya, jika kita ingin langsung membekukan ikan dalam wadah tertutup, maka kita tidak perlu menyediakan sedikit ruang.
Bekukan dalam keadaan vacuum jika kita menyimpan dalam waktu lama, maka daging ikan/fillet harus dikemas dengan rapat.
Cara Memilih Ikan Segar Untuk Produk Olahan berbabasis Ikan

Cara Memilih Ikan Segar Untuk Produk Olahan berbabasis Ikan

Cara Memilih Bahan Baku Olahan berbasis Ikan

Banyak aneka produk perikanan yang beredar di pasaran saat ini, Bakso ikan, kaki naga ikan, otak-otak ikan dan masih banyak lagi yang memakai produk perikanan untuk dapat dikonsumsi oleh konsumen. Artikel berikut ini akan membahas cara memilih bahan baku ikan untuk produk olahan berbasis ikan. Konsumen dan produsen harus cermat dan cerdas dalam memilih bahan baku yang aman untuk dikonsumsi.

Untuk mendapatkan hasil produk yang baik meski harus didapatkan bahan baku yang baik. Dari bahan baku yang sehat, dihasilkan produk-produk yang sehat dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat pengguna.

Jadi jika menginginkan produk perikanan yang baik, maka dibutuhkan ikan yang masih segar pula, baik ikan itu mau dibakar, dibuat makanan atau produk lainnya, dan produsen tidak bisa kita mengubah ikan yang busuk untuk dijadikan produk olahan maka hasil olahan bahan baku ikan busuk akan menghasilkan produk yang sehat dan aman untuk dikonsumsi. Pemilihan bahan baku yang baik menjadi kunci utama sebelum kita membuat/memasak olahan berbasis ikan.

Sebelum membahas tentang cara memilih ikan untuk dijadikan bahan baku olahan, maka sebelumnya akan dilihat sejauh mana fungsi dan keuntungan serta manfaat mengkonsumsi ikan bagi manusia: 

Manfaat ikan bagi manusia

  • Menjadi sumber energi dalam menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari 
  • Membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh 
  • Mempertinggi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit 
  • Memperlancar proses-proses fisiologis dalam tubuh

Keuntungan mengkonsumsi ikan

  • Dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani 
  • Daging ikan relative lunak sehingga mudah dicerna tubuh 
  • Ikan dapat cepat dan mudah disajikan dalam berbagai bentuk olahan 
  • Harga ikan relative murah jika dibanding dengan sumber protein hewani lain. 
  • Kandungan protein daging ikan cukup tinggi 
  • Bagi yang kelebihan kolesterol, ikan tidak berbahaya karena kadar kolesterol rendah 
  • Ikan mengandung mineral yang sangat dibutuhkan tubuh manusia 
  • Daging ikan dapat diterima oleh segenap masyarakat baik dari segi agama, kesehatan, suku bangsa, maupun tingkat perekonomian

Kelemahan mengkonsumsi daging ikan

  • Ikan merupakan komoditi yang cepat membusuk karena tubuh ikan mengandung kadar air tinggi (80%) yang cocok sebagai media pertumbuhan bakteri pembusuk. 
  • Daging ikan mengandung banyak asam lemak tak jenuh dan dapat mudah beroksidasi sehingga sering timbul ketengikan ikan. 
  • Daging ikan sangat mudah dicerna oleh enzim autolysis sehingga daging mudah lunak dan merupakan media perumbuhan mikroorganisme.

Cara Menjaga Kualitas Ikan 

Cara untuk tetap mempertahankan kualitas ikan adalah dengan melakukan pengolahan dan pengawetan ikan. Beberapa metode dalam pengolahan untuk mempertahankan kualitas ikan itu adalah:

1. Menggunakan suhu rendah

Teknik ini menerapkan penggunaan suhu hingga 0oatau lebih rendah lagi.Missal dengan penggunaan es, air dingin, dimasukkan ke dalam lemari es atau menggunakan freezer.

2. Menggunakan suhu tinggi

Teknik ini menggunakan suhu 80oC – 90oC karena pada suhu ini bakteri pembusuk, jamur atau enzyme dapat dihentikan. Missal pada proses pengalengan ikan, pengasapan ikan.

3. Mengurangi kadar air

Sebagian besar tubuh ikan terdiri dari air. Dengan menurunkan kadar air pada tubuh ikan maka media hidup bakeri dapat dihilangkan dan aktivitas bakteri dapat dikurangi

4. Menggunakan zat antiseptic

Zat kimia yang bisa digunakan dalam pengawetan dan pengolahan ikan adalah asam asetat (cuka), natrium benzoate, natrium nitrat dan natrium nitrit

5. Menggunakan ruang hampa udara

Penggunaan teknik ini bertujuan untuk menghindari terjadinya oksidasi lemak yang sering menimbulkan bau tengik

Cara Memilih Bahan Baku Ikan yang baik

Dalam memilih bahan baku perlu diketahui parameter kesegaran ikan. Parameter dimaksud terdiri atas :

1. Faktor fisikawi

Parameter fisikawi kesegaran ikan akan dapat ditentukan dengan memperhatikan tanda-tanda secara visual. Yang tergolong faktor fisikawi parameternya adalah sebagai berikut : 

  • Penampakan luar 
  • Kelenturan daging ikan 
  • Keadaan mata 
  • Keadaan daging 
  • Keadaan indang dan sisik 
  • Keadaan ruas badan dan ruas kaki

2. Sensorik/organ oleptik

Hampir sama dengan faktor fisikawi yang juga mengamati kondisi ikan secara visual. Namun secara aplikasinya yang membedakan penggunaan teknik ini. Parameter sensorik/organoleptik umumnya yang banyak dilakukan dalam praktik. Terutama pada lingkungan pabrik-pabrik pengolahan ikan karena cara ini sangat mudah, tidak membutuhkan biaya mahal, tidak banyak alat yang harus digunakan dan lebih cepat digunakan. Sampai saat ini kita tahu cara ini menggunakan beberapa orang sebagai penilai atau penguji atau dalam bidang organoleptik dinamakan panelis.

Tekniknya adalah dengan memberikan skor pada objek yang akan diuji/dinilai kesegarannya. Untuk masing-masing produk atau bahan mentah perikanan sudah terdapat standarnya sehingga seorang panelis tidak akan mengalami kesulitan untuk memberikan penilaian. Cara ini lebih banyak terkait dengan pengamatan secara visual yaitu citarasa (flavor), warna dan kenampakan.

3. Faktor kimiawi

Yang tergolong dalam parameter ini adalah kandungan pH daging ikan, kadar hipoksantin, kadar amonia, kadar trimetilamine.

4. Faktor mikrobiologi

Paling umum yang sering digunakan adalah dengan menentukan jumlah bakteri. Proses ini biasanya dilakukan di laboratorium perikanan.

Faktor yang menggunakan parameter fisikawi prinsipnya hampir sama dengan parameter sensorik/organoleptik. Namun perbedaannya adalah bahwa pada metode sensorik memerlukan tenaga manusia lagi sebagai panelis atau penguji.

Dari beberapa faktor di atas, di lingkungan masyarakat nelayan atau pelaku usaha bidang pengolahan hasil perikanan sering menggunakan parameter fisikawi, karena tidak menggunakan biaya atau alat yang mahal. Bahkan tidak mengeluarkan biaya apapun untuk melakukan penilaian dengan parameter ini. Prosesnya pun sederhana dan tidak memakan waktu lama.

Cara organoleptik dapat juga dilakukan secara detail di laboratorium seperti halnya pada parameter kimiawi dan mikrobiologi, yang tentunya membutuhkan biaya dan waktu yang relatif banyak karena memerlukan beberapa fasilitas dan sarana yang mahal.

Namun cara sensorik tetap menjadi pilihan para pedagang ikan di pasar dalam menentukan kesegaran ikan karena murah dan mudah hanya dengan menggunakan penglihatan, penciuman dan perasaan.

Ciri-ciri Ikan Segar dan Ikan Busuk Secara organoleptik, ikan dapat diidentifikasi kesegarannya melalui citarasa (flavor), warna dan kenampakannya.

Ciri Ciri Ikan Segar dan Tidak Segar

Berikut tabel ciri-ciri ikan segar dan tidak segar

PARAMETER
IKAN SEGAR
IKAN TIDAK SEGAR
Kenampakan
Cerah, terang, mengkilat, tidak berlendir
Suram, kusam, berlendir
Mata
Menonjol ke luar
Cekung, masuk ke dalam rongga mata
Mulut
Terkatup
Terbuka
Sisik
Melekat kuat
Mudah terlepas
Insang
Merah cerah
Merah gelap, kecoklatan
Daging
Kenyal, lentur
Tidak kenyal, lunak
Anus
Merah jambu, pucat
Merah, menonjol keluar
Bau
Segar
Busuk, bau asam
Lain-lain
Tenggelam dalam air
Terapung dalam air

Tanggung jawab atas baik dan amannya produk olahan ikan seperti bakso ikan dan olahan lainnya terletak pada produsen yang cerdas dalam memilih bahan baku yang aman untuk di konsumsi.

Hal ini juga menjadi bahan promosi bagi produsen, sehingga produk yang mereka hasilkan benar dan baik untuk di konsumsi oleh khalayak ramai.

Cara memilih bahan baku ikan untuk produk olahan ikan haruslah diketahui oleh setiap produsen, tidak hanya menjaga kesehatan konsumen akan tetapi juga akan berdampak bagi usaha yang sedang dijalani. Apalagi bagi pemula yang ingin membuka usaha di sektor pengolahan berbasis ikan, haruslah dapat memahami dan cerdas dalam memilih bahan baku. 

Resep Pembuatan Surimi Bahan Baku Ikan Bentuk Kaki Naga

Resep Pembuatan Surimi Bahan Baku Ikan Bentuk Kaki Naga

cara membuat surimi ikan

Surimi, merupakan daging yang dilumatkan, menjadi produk makanan dari ikan atau bahan baku lainnya yang dihaluskan hingga membentuk seperti pasta. Bahan ini biasanya dikemas plastik dan dalam keadaan beku, untuk kemudian dilelehkan dan diolah menjadi makanan jadi.

Dalam pemasaran untuk menarik konsumen berbagai bentuk produk dipasarkan. Kaki naga ikan adalah salah satu produk diversifikasi yang telah diperdagangkan scara komersil dengan variasi menggunakan bahan baku udang atau ikan. Produk ini berbentuk bulat lonjong ditusuk sebagai pegangan.

Bahan Baku
  • Surimi/lumatan daging 58% 700 gr

Bahan Tambahan & Bahan Pembantu

  • Garam 14,7 gr
  • Gula 10,5 gr
  • Tepung Terigu 70 gr
  • Lada 1,4 gr
  • MSG 2,1 gr
  • Bawang Putih 35 gr
  • Bawang Bombay 35 gr
  • Wortel 35 gr
  • Kembang Tahu 21 gr
  • Putih Telur 70 gr
  • Tusuk Sumpit (diameter cukup Besar)
  • Tepung Roti Secukupnya

Peralatan yang dibutuhkan :

  1. Food processor/silent cutter/mixer
  2. Timbangan
  3. Pisau
  4. Blender
  5. Talenan
  6. Set pengukus

Cara Pembuatan :

  • Lumatan daging ikan atau surimi yang telah dipotong-potong kemudian dilumatkan didalam silent cutter/food processor/mixer.
  • Tambahkan garam sambil terus diaduk hingga terbentuk adonan yang lengket. Selanjutnya tambahkan bahan-bahan lain sambil terus diaduk hingga homogeny.
  • Adonan dibentuk lonjong/bulat dan ditusukkan pada tusukan yang telah disiapkan.
  • Selanjutnya bulatan adonan yang telah dibentuk dan ditusuk dengan sumpit kemudian dibalutkan dengan tepung roti.
  • Kukus dalam dandang/pengukus selama 15-20 menit.

Produk diversifikasi bahan baku surimi ikan ini bisa saja menggunakan bahan baku lainnya seperti udang, tentu rasanya akan berbeda.