12 Kerajaan Tertua di Asia Tenggara Yang Layak Diketahui #2

12 Kerajaan Tertua di Asia Tenggara Yang Layak Diketahui #2

Wisata, Travel, Tourism, Heritage, budaya, Candi, Kerajaan
Wisata Heritage Candi Prambanan

kerajaan tertua di Asia Tenggara, saat ini admin melanjutkan postingan kerajaan-kerajaan tertua di Asia Tenggara. Mau tahu, berikut kelanjutan postingan nya :

11. Wisata Sejarah Kerajaan Mataram  (1500’s – 1700’s)

Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah berdiri pada abad ke-17. Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan, yang mengklaim sebagai suatu cabang ningrat keturunan penguasa Majapahit. 

Asal-usulnya adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang, berpusat di "Bumi Mentaok" yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya. Raja berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Panembahan Senapati), putra dari Ki Ageng Pemanahan.

12. Wisata Sejarah Kerajaan Pattani (1516–1771)

Pattani merupakan salah satu provinsi (changwat) di selatan Thailand. Provinsi-provinsi yang bertetangga (dari arah selatan tenggara searah jarum jam) adalah Narathiwat (Menara), Yala (Jala) dan Songkhla (Senggora). Masyarakat Melayu setempat menyebut provinsi mereka, Patani Darussalam atau Patani Raya.

13. Wisata Sejarah Kerajaan Maguindanao (1520-1800)

Kesultanan Maguindanao adalah sebuah pemerintahan Melayu Islam yang memerintah sebagian Mindanao di Filipina selatan. Pengaruh kesultanan ini berkembang dari semenanjung Zamboanga ke teluk Sarangani. Di masa keemasannya, kesultanan ini memerintah seluruh Mindanao dan juga pulau-pulau yang berdekatan.

14. Wisata Sejarah Kerajaan Banten (1526–1813)

Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan.

15. Wisata Sejarah Kesultanan Perak (1528–sekarang)

Perak Darul Ridzuan adalah salah satu dari 14 negara bagian Malaysia dan yang terbesar kedua di Semenanjung Malaysia. Nama Perak kemungkinan berasal dari warna perak timah, sumber daya alam Perak dahulu kala.

Ibukota Perak terletak di Ipoh sedangkan ibukota kerajaannya berada di Kuala Kangsar.  Kota-kota penting lainnya termasuk Taiping dan Teluk Intan (dahulu bernama Teluk Anson).

16. Wisata Sejarah Kesultanan Johor  (1528–sekarang)

Sejarah Johor dimulai pada masa pemerintahan Kesultanan Malaka. Sebelumnya daerah Johor merupakan bagian dari Kesultanan Malaka, kemudian Malaka jatuh akibat penaklukan Portugal pada tahun 1511. Berdasarkan Sulalatus Salatin, setelah wafatnya Sultan Malaka, Mahmud Syah tahun 1528 di Kampar, Sultan Alauddin Syah, salah seorang putra raja Malaka, menjadikan Johor sebagai pusat pemerintahannya dan kemudian dikenal sebagai Kesultanan Johor.

17. Wisata Sejarah Kerajaan Pajang (1568–1586)

Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kerajaan Demak. Kompleks keraton, yang sekarang tinggal batas-batas fondasinya saja, berada di perbatasan Kelurahan Pajang, Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

18. Wisata Sejarah Kesultanan Terengganu (1725–sekarang)

Negeri Terengganu Darul Iman adalah salah satu negara bagian Malaysia. Terengganu terletak di Pantai Timur Semenanjung Malaysia, di antara garis bujur 102.25 dengan 103.50 dan garis lintang 4 hingga 5.50. Di bagian utara dan barat lautnya berbatasan dengan Kelantan dan di bagian selatan dan barat daya berbatasan dengan Pahang.

19. Wisata Sejarah Kesultanan Selangor (Pertengahan Abad 18 –sekarang)

Negeri Selangor (juga disebut Selangor Darul Ehsan) merupakan salah satu dari tiga belas negeri yang membentuk Malaysia. Ia terletak di tengah-tengah Semenanjung Malaysia di pantai barat dan mengelilingi Kuala Lumpur dan Putrajaya. Negeri ini juga berbatasan dengan Negeri Perak di utara, Pahang di timur, Negeri Sembilan di selatan dan Selat Malaka di sebelah barat.

20. Wisata Sejarah Kesultanan Yogyakarta  (1755–sekarang)

Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Zelfbestuurlandschappen/Daerah Swapraja, yaitu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813.

21. Wisata Sejarah Kerajaan Champa (1485-1832)

Kerajaan Champa (bahasa Vietnam: Chiêm Thành) adalah kerajaan yang pernah menguasai daerah yang sekarang termasuk Vietnam tengah dan selatan, diperkirakan antara abad ke-7 sampai dengan 1832. Sebelum Champa, terdapat kerajaan yang dinamakan Lin-yi (Lam Ap), yang didirikan sejak 192, namun hubungan antara Lin-yi dan Campa masih belum jelas.

Komunitas masyarakat Champa, saat ini masih terdapat di Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Pulau Hainan (Tiongkok). Bahasa Champa termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.Setelah abad ke-10 dan seterusnya, perdagangan laut dari Arab ke wilayah ini membawa pengaruh budaya dan agama Islam ke dalam masyarakat Champa.

22. Wisata Sejarah Kesultanan Palembang (1550 – 1823)

Kesultanan Palembang Darussalam adalah suatu kerajaan Islam di Indonesia yang berlokasi di sekitar kota Palembang, Sumatera Selatan sekarang. Kerajaan ini diproklamirkan oleh Sri Susuhunan Abdurrahman dari Jawa dan dihapuskan oleh pemerintah kolonial Belanda pada 7 Oktober 1823.

Objek Wisata Cagar Budaya Benteng Indra Patra, Aceh Besar

Objek Wisata Cagar Budaya Benteng Indra Patra, Aceh Besar


Tempat Wisata, Wisata Sejarah

Wisata Aceh - Objek Wisata Heritage Benteng Indra Patra berjarak 19 Km kearah Barat dari Ibukota Propinsi Aceh, tepatnya dekat pantai Ujung Batee, Gampong Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar yang berada di Teluk Krueng Raya, atau sekitar 30 menit dengan berkendara kendaraan bermotor dari Banda Aceh.

Sejarah Benteng Indrapatra

Situs Cagar Budaya ini merupakan peninggalan kerajaan Hindu pertama di Aceh yang dibangun pada masa Pra-Islam, yaitu oleh Raja Kerajaan Lamuri yang merupakan Kerajaan Hindu Pertama di Aceh, tepatnya pada abad ke VII Masehi.

Setelah kita menaiki atau masuk ke benteng ini banyak terowongan-terowongan yang dalam imajinasi kita di sinilah tempat berlindung para pejuang-pejuang dalam menghindari serangan musuh.

Artikel terkait:

Pesona Wisata Alam Pulo Batee, Aceh Besar

Tempat Wisata yang berada di Aceh Besar ini merupakan salah satu bagian dari 3 (tiga) benteng peninggalan zaman Hindu-Budha yang bila dihubungkan menjadi Aceh Lhee Sagoe (Indrapatra, Indrapuri dan Indrapurwa).

Benteng Indrapuri terletak di Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini dijadikan sebagai Mesjid Indrapuri disebut juga Mesjid Tuha. Benteng Indrapurwa sendiri terletak di Gampong Lambadeuk, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar namun saat ini benteng tersebut tidak bisa dijumpai lagi, menurut beberapa sumber pondasi benteng sudah tergerus oleh laut.
Tempat Wisata Benteng Indrapatra
Benteng Indra Patra berukuran besar dan terbuat dari susunan batu gunung setebal 2 meter. Perekat dinding benteng diperkirakan berupa campuran kapur, tanah liat, putih telur, dan tumbukan kulit kerang. Benteng paling besar berukuran 70 x 70 meter setinggi 3 meter. Ada ruangan besar yang kokoh berukuran 35 x 35 meter setinggi 4 meter. Di sebelah dalam benteng utama terdapat 2 buah sumur yang dinaungi oleh bangunan berbentuk kubah.

Sekitar benteng masih banyak pondasi-pondasi lain yang tidak jelas bentuknya dan roboh disebabkan oleh kondisi alam. Pemugaran benteng ini pernah dilakukan setelah tsunami di Aceh tahun 2004. Kini Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Nasional Aceh terus merenovasi benteng tersebut.

Benteng ini dibangun pada abad ke-VII Masehi oleh Putra Raja Harsa dari Kerajaan Lamuri, yaitu Kerajaan Hindu pertama di Aceh (Indrapatra) sebelum kedatangan pengaruh islam. Posisi benteng sangat strategis karena berhadapan langsung dengan Selat Malaka sehingga berfungsi sebagai benteng pertahanan dari serangan armada portugis.

Pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M), benteng ini menjadi salah satu pertahanan Kerajaan Aceh Darussalam dari serangan Portugis yang datang dari Selat Malaka yang dipergunakan oleh Laksamana Malahayati, seorang Laksamana wanita pertama.

Benteng Indra Patra, Benteng Inong Balee, Benteng Kuta Lubok dan beberapa benteng lainnya menjadi pusat pertahanan Aceh terutama dalam menghadang serangan dari arah laut. Posisi benteng yang berhadapan dengan Benteng Inong Balee di seberang timur Teluk Krueng Raya berperan strategis dalam mencegah armada Portugis memasuki Aceh melalui teluk ini.

Keunikan lainnya benteng ini pada susunan konstruksinya yang kokoh terbentuk oleh struktur yang terbuat dari bongkahan batu-batu gunung yang saling merekat kuat satu sama lain. Rahasianya terletak pada adonan yang merekatkan bongkahan-bongkahan batu gunung tersebut. Adonan tersebut terbuat dari bahan campuran kapur, tumbukan kulit kerang, tanah liat dan putih telur. Bahan perekat ini pula menjadi bahan pada bangunan-bangunan kuno di beberapa daerah di indonesia, seperti Candi Borobudur dan candi lainnya di Provinsi Jawa.

Tari Likok Pulo Dari Pulo Breuh, Aceh Besar

Travellink Map

Wisata Religi Asal Usul Makam 44 Aulia Pulau Sabang

Wisata Religi Asal Usul Makam 44 Aulia Pulau Sabang

Wisata Religi Asal Usul Makam 44 Aulia Pulau Sabang
Pamplet Makam Ummu Sarah Rubiah
Wisata Religi Sabang - Pulau Weh atau pulau sabang banyak mengandung sejarah dan religi. Dahulu Pulau ini pernah menjadi tempat transit bagi umat islam yang ingin menunaikan haji. Kekayaan alam yang dan pesona pulau weh pasti akan membuat anda berdecak kagum baik bagi wisatawan hobi diving, mountaineering bagi wisatawan hobi mendaki gunung dan begitu juga dengan wisata sejarah dan religi.

Sejarah Makam 44 Aulia

Cerita religi di Pulau Weh ini, pada abad ke 16-17 ada beberapa kelompok yang hendak menunaikan ibadah ke tanah suci Mekkah, mereka berasal dari berbagai suku dan negara, salah satunya dari negara China, Bangladesh dan Philipina. Mereka semua sudah menetap di kesultanan islam di berbagai daerah di Indonesia, dan berkumpul di daerah Padang.

Setelah sekitar 127 orang berkumpul hendak naik kapal laut ke tanah suci namun musibah datang berupa gelombang laut yang sangat besar, sehingga kapal yang dinaiki menjadi rusak sehingga terdampar di beberapa pantai di Pulau Weh.

Keadaan ini membuat mereka bermufakat untuk menyebarkan ajaran islam ke berbagai pelosok sambil menunggu pembuatan kapal baru. Namun musibah kembali menimpa mereka, gempa bumi yang dahsyat kembali merusak kapal mereka, sehingga mereka semua berkumpul untuk bermufakat agar menetap di Sabang.

Nama dan Tempat Makam 44 Aulia

Berikut nama-nama dan tempat Makam 44 Aulia yang ada di Pulau Weh :
  1. Makam Tgk. Ibrahim, di kawasan Ujoung Teungku Kelurahan Iboih 
  2. Makam Tgk. Paya Dua, di kawasan Teupin Layeu Kelurahan Iboih. 
  3. Makam Tgk. Gaupang, di kawasan Gapang Kelurahan Iboih. 
  4. Makam Tgk. Cot Bak Ulim, di komplek Teuku Muhammad Daud. 
  5. Makam Tgk. Dipasi, di kawasan Blang Tunong Kelurahan Balohan. 
  6. Makam Tgk. Di Ujoueng Guha Cot Neuhoet, di kawasan Kelurahan Jaboi 
  7. Makam Tgk. Cot Bak Manee, di kawasan Kuala Balohan. 
  8. Makam Tgk. Cok Bak Cuh, di kawasan Jaboi tepatnya di jalan menuju Gunung Berapi. 
  9. Makam Tgk. Jauboi, di kawasan teluk Jaboi Kelurahan Jaboi. 
  10. Makam Tgk. Beurawang, di kawasan Kelurahan Beurawang. 
  11. Makam Tgk. Bungong, di kawasan Kelurahan Keuneukai. 
  12. Makam Tgk. Mangeota, di kawasan Kelurahan Batee Shok. 
  13. Makam Tgk. Ie Masen, di kawasan Kampung Haji Kelurahan Kuta Timu. 
  14. Makam Tgk. Seuke Pulot Pandan, di kawasan Tapak Gajah Kelurahan Kuta Ateuh. 
  15. Makam Tgk. Ie Meulee, di kawasan Jurong Keramat Kelurahan Ie Meulee. 
  16. Makam Tgk. Taupit Bieudok, di kawasan Kelurahan Ujoung Kareung. 
  17. Makam Tgk. Ujoung Meutigo, di kawasan Kelurahan Anoi Itam. 
  18. Makam Tgk. Ujoung Seukee, di kawasan Ujoung Seukee Kelurahan Balohan. 
  19. Makam Tgk. Anoui Raya, di kawasan Gunung Anoi Raya. 
  20. Makam Umi Cot Pouriah/Poriah, di kawasan Pasie Gampong Pria Laot. 
  21. Makam Tgk. Siukudooe, di kawasan Ujoung Seukeundo. 
  22. Makam Tgk. Ujoung Mueruong, di kawasan Ujoung Muroeng. 
  23. Makam Tgk. Ujoung Ba'u, di kawasan Ujoung Ba'u/dekat pos radar AU. 
  24. Makam Umi Siti Rubiah, di kawasan Pulau Rubiah
  25. Makam Umi Cut Keumala, di kawasan Air Terjun Pria Laot. 
  26. Makam Umi Cut Kumairah Dewi, di kawasan Air Terjun Pria Laot. 
  27. Makam Tgk. Saurong Kreeh, di kawasan Gunung Sarung Kreeh. 
  28. Makam Tgk. Peulau Teumpureung/Ba'ue, di kawasan Pulau Rondo. 
  29. Makam Tgk. Hananan, di kawasan Teupin Layeu. 
  30. Makam Tgk. Yunus, di kawasan Kelurahan Aneuk Laot. 
  31. Makam Umi Khatijah, di kawasan Aneuk Laot (Istri Tgk. Yunus). 
  32. Makam Tgk. Zulkarnain, di kawasan Gunung Labu. 
  33. Makam Tgk. Usman, di kawasan Gunung Labu. 
  34. Makam Tgk. Abdul Wahab, di kawasan Gunung Labu. 
  35. Makam Umi Siti Mariah, di kawasan Ujoung Asam Kelurahan Kuta Barat. 
  36. Makam Tgk. Keuroung Raya, di kawasan Kelurahan Krueng Raya. 
  37. Makam Tgk. Cot Ba'u, di kawasan Kelurahan Cot Ba'u. 
  38. Makam Tgk. Said Husein Sempos, di kawasan Kebun Merica Kelurahan Kuta Barat. 
  39. Makam Umi Kalsum, di kawasan Ujoung Muroeng (Istri Tgk. Ilyas). 
  40. Makam Umi Mangeota, di kawasan Kelurahan Batee Shok. 
  41. Makam ....?? 
  42. Makam ....?? 
  43. Makam ....?? 
  44. Makam ....??
Anda ingin berlibur ke sabang tidak hanya panorama begitu juga anda dapat mendalami dan berziarah ke objek wisata religi makam ke 44 makam aulia tersebut. Selamat berlibur di pulau sabang dengan menjajaki Wisata Religi Asal Usul Makam 44 Aulia Pulau Sabang
Foto : Pulauwehaceh