Di sebuah partai politik yang sedang berkembang, terdapat seorang koordinator bernama Pak Hamdan. Ia dikenal sebagai pribadi yang alim dan taat beribadah. Namun, di balik penampilannya yang saleh, Pak Hamdan memiliki kebiasaan yang kurang disukai oleh rekan-rekannya di partai.
Pak Hamdan sering kali mencampuri urusan orang lain, bahkan yang bukan menjadi tanggung jawabnya. Ia selalu ingin terlibat dalam setiap keputusan, bahkan dalam hal-hal kecil yang seharusnya diserahkan kepada tim pelaksana di lapangan. Sikapnya yang tidak fleksibel dalam pelaksanaan program sering kali menyulitkan anggota lain untuk mengimplementasikan ide-ide inovatif mereka. Setiap kali ada usulan baru, Pak Hamdan selalu menemukan alasan untuk menolaknya, dengan dalih menjaga serapan Anggaran dan tidak ada output yang tertulis dalam perencanaan.
Selain itu, Pak Hamdan juga memiliki sifat narsis. Ia selalu ingin dipuji dan diakui atas segala pencapaiannya, meskipun kadang kala itu adalah hasil kerja keras timnya. Ia sering memanfaatkan kesempatan dalam rapat untuk membanggakan diri sendiri, tanpa memberikan apresiasi yang layak kepada anggota tim yang juga berkontribusi.
Yang paling menyulitkan adalah kecenderungan Pak Hamdan untuk bermain sebagai korban. Setiap kali ada kritik atau masalah, ia selalu menyalahkan faktor eksternal atau orang lain, dan tidak pernah mengakui kesalahannya sendiri. Hal ini membuat suasana kerja di partai menjadi tidak nyaman, dan beberapa anggota mulai merasa frustrasi dengan kepemimpinannya.
Konflik ini akhirnya mencapai puncaknya ketika beberapa anggota muda partai memutuskan untuk berbicara dan mengungkapkan ketidakpuasan mereka. Mereka mengadakan pertemuan rahasia untuk membahas masa depan partai dan bagaimana mereka bisa mengatasi tantangan yang dibawa oleh sikap Pak Hamdan.
Dalam pertemuan tersebut, mereka menyusun strategi untuk mengajukan pendekatan baru dalam menjalankan program partai, yang lebih inklusif dan memungkinkan inovasi. Mereka juga sepakat untuk menghadapi Pak Hamdan secara langsung dan memberikan umpan balik yang konstruktif tentang perilakunya.
0 Comments
Posting Komentar