Usaha budidaya lele secara ekonomis, sangat menguntungkan dan tidak membutuhkan perawatan yang tidak terlalu rumit. Namun dalam usaha ini kebutuhan akan pakan yang mesti diperhatikan karena pakan merupakan biaya produksi terbesar usaha budidaya lele yaitu berkisar antara 80-85% dari total biaya produksi.
Saat ini kendala terbesar dalam budidaya lele adalah mahalnya harga pakan. Berdasarkan hal tersebut, salah satu teknik yang dapat dicoba oleh pembudidaya lele adalah dengan teknologi bioflok yang dapat mengurangi biaya produksi pakan dan mahalnya harga pakan di pasaran.
Teknologi bioflok dapat mengolah limbah menjadi pakan dan juga dapat meminimalkan limbah sekaligus mendaur ulang limbah sehingga menciptakan kawasan yang ramah lingkungan, berkelanjutan, efisien.
Bioflok merupakan kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing, dll) yang tergabung dalam gumpalan (flok). Teknologi ini pada mulanya merupakan adopsi dari teknologi pengolahan limbah lumpur aktif secara biologi dengan menyertakan aktivitas mikroorganisme.
Dampak Positif teknologi bioflok
Kelebihan teknologi bioflok apabila diterapkan antara lain :
- Efisien dalam penggunaan air
- Tidak tergantung pada sinar matahari;
- Jumlah Tebar Lele lebih banyak (bisa mencapai 3.000 ekor/m3);
- Produktivitas tinggi;
- Efisiensi dalam pemberian pakan;
- Efisiensi dalam pemanfaatan lahan;
- Limbah lebih sedikit;
- Ramah lingkungan.
Persyaratan umum budidaya lele ramah lingkungan:
- konstruksi kolam harus kuat (beton, terpal, fiber);
- Kedisiplinan dan ketelitian yang tinggi;
- Keuletan;
- Perlu peralatan untuk aerasi dan pengadukan;
- Pemahaman terhadap teknologi budidaya.
Teknis Budidaya Ikan Lele Intensif Dengan Bioflok
- Persiapan kolam
- Melakukan pengeringan dan desinfeksi dengan menggunakan kaporit 10%.
- Mengisi air kolam sampai ketinggian air 80-100 cm.
- Memasang peralatan (pompa beserta perlengkapannya).
- Perlakuan (treatment) air dilakukan dengan cara :
- Kapur tohor sebanyak 100 gr per m3; kaptan 200 gr per m3; mill 150 gr per m3.
- Garam krosok (non-iodium) ; sebanyak 3 kg per m3 air.
- Probiotik sebanyak 5 cc per m3. Jenis probiotik yang bisa digunakan adalah bakteri heterotrof antara lain Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Bacillus megaterium, Bacillus polymyxa.
- Molase (tetes tebu) sebanyak 100 cc per m3 atau gula pasir 75 gr per m3.
- Kemudian air dibiarkan selama 7 hari atau air terlihat berubah warna atau terasa lebih licin.
- Kolam siap ditebar.
- Melakukan pengadukan dan aerasi. Pengadukan dapat dilakukan dengan menggunakan alat blower 100 watt yang bisa dimanfaatkan untuk 6 unit kolam bundar yang dipasang mulai dari awal pemeliharaan.
Penebaran benih
Benih lele yang ditebar berukuran 7-8 cm (SNI Nomor 01-6484.2-2000) dengan padat tebar 1.000 ekor/m2.
Manajemen pakan Ikan Lele bioflok
Setelah benih ditebar ke dalam kolam, selanjutnya benih dipuasakan selama 2 hari untuk proses adaptasi dengan lingkungan baru sambil menunggu isi lambung bener-bener kosong/bersih.
Program Pakan untuk Ikan Lele
Untuk Pemberikan Pakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Budidaya ikan lele dengan menggunakan sistem bioflok dapat selain meningkatkan hasil pendapatan, Mutu dan kualitas terjamin dan juga sudah terbukti ramah lingkungan
Sistem dan teknik bioflok patut di coba dan merupakan peluang usaha budidaya ikan yang menjanjikan.