3 Metode Budidaya Rumput Laut di Masyarakat Pesisir

3 Metode Budidaya Rumput Laut di Masyarakat Pesisir

Metode Budidaya Rumput Laut

Travellink InfoBudidaya rumput laut merupakan salah satu andalan dan rekomendasi mata pencaharian alternatif perikanan dalam mendukung pembangunan ekonomi di daerah pesisir.

Dalam melakukan budidaya rumput laut terdapat beberapa faktor keuntungan yang dapat diperoleh yaitu usaha ini tidak memerlukan modal tinggi dengan  wilayah  pesisir di indonesia sangatlah mendukung usaha budidaya rumput laut ini. Disertai  serta teknologi budidayanya sederhana sehingga mudah dilakukan oleh siapapun.

Selain itu dalam melakukan budidaya rumput laut juga bisa di integrasikan dengan budidaya seperti menggabungkan budidaya ikan dengan rumput laut.

Budidaya rumput laut juga tidak perlu menggunakan pakan, peralatan yang digunakan mudah didapatkan, mudah dalam penanganan saat panen, siklus budi dayanya singkat, dapat diolah secara rumah tangga untuk menjadi produk siap konsumsi, serta bisa dilakukan sebagai usaha sampingan.

Dalam membudidayakan rumput laut ada beberapa metode yang bisa dilakukan berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar perairan yaitu menggunakan metode dasar, metode lepas dasar, dan metode apung. Nah, berikut kami akan memberikan informasi tentang metode dalam budidaya rumput laut.

Metode Budidaya Rumput Laut

1. Metode Dasar (bottom method)

Metode ini merupakan metode pembudidayaan rumput laut yang menggunakan benih bibit tertentu, yang telah diikat, kemudian ditebarkan ke dasar perairan, atau sebelum ditebarkan benih diikat dengan batu karang. Dalam metode ini kalian bisa melakukan dengan cara metode sebaran (broadcast) dan juga metode budidaya dasar laut (bottom farm method).

2. Metode Lepas Dasar (off-bottom method)

Untuk menerapkan metode ini anda bisa melakukan dengan cara mengikatkan bibit rumput laut yang diikat dengan tali rafia pada rentangan tali nilon atau jaring di atas dasar perairan dengan menggunakan pancang-pancang kayu.

Dalam metode ini anda bisa melakukan dengan cara metode tunggal lepas dasar (off-bottom monoline method), metode jaring lepas dasar (off-bottom-net method) dan metode jaring lepas dasar berbentuk tabung (offbottom-tabular-net method).

3. Metode Apung (floating method)

Metode apung merupakan salah satu bentuk rancangan dari metode lepas dasar, pada metode ini tidak lagi digunakan kayu pancang, tetapi diganti dengan pelampung. Untuk metode ini kalian bisa menggunakan dengan cara metode tali tunggal apung (floating-monoline method) dan metode jaring apung (floating net method).

Metode Budidaya Rumput Laut Euchema sp.

Di Indonesia banyak di budidayakan rumput laut Eucheuma sp. karena di samping arealnya cocok untuk budidaya dan juga pasarnya sudah ada. Metode penanaman rumput laut Eucheuma sp. yang dikembangkan secara luas ada 3 metode, sebagai berikut (Anggadiredja et al., 2008):

1. Metode lepas dasar

Metode ini digunakan pada umumnya di lokasi yang memiliki substrat dasar karang berpasir atau pasir dengan pecahan karang serta terlindung dari hempasan gelombang. Lokasi untuk metode ini harus memiliki kedalaman sekitar 0,5 m pada saat surut rendah dan 3 m pada saat pasang tertinggi.

Rumput Laut
Bentuk unit metode lepas dasar (Sumber: Anggadiredja et al., 2008)

2. Metode rakit apung

Metode rakit apung merupakan budidaya rumput laut dengan cara mengikat rumput laut pada tali ris (seperti pada metode lepas dasar) yang diikatkan pada rakit apung yang terbuat dari bambu.

Keuntungan metode ini antara lain adalah:

  1. Banyak diterapkan pada lokasi dengan kondisi perairan lebih dalam, tetapi masih terlindung dari gelombang besar; dan
  2. Tanaman lebih banyak menerima intensitas cahaya matahari serta gerakan air yang terus memperbaharui kandunagn nutrisi pada air laut yang akan mempermudah penyerapan nutrisi sehingga pertumbuhan lebih cepat.

Kelemahan metode ini adalah:

  1. Apabila tanaman muncul ke permukaan air akan langsung terkena sengatan matahari atau air hujan yang dapat berakibat bagian tanaman tersebut memutih kemudian mati; dan
  2. Biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lepas dasar.
Bentuk unit metode rakit apung (Sumber: Anggadiredja et al., 2008)

3. Metode rawai

Metode rawai merupakan cara yang paling banyak diminati petani rumput laut karena di samping fleksibel dalam pemilihan lokasi dan juga biaya yang dikeluarkan lebih murah.

Model rentangan metode rawai dilihat dari samping (Sumber: Anggadiredja et al., 2008)
Foto: Budidaya rumput laut dengan metode rawai



Demikianlah 3 Metode Budidaya Rumput laut yang dapat digunakan sebagai matapencaharian alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan di wilayah pesisir
Cara Pengolahan Ikan Tuna Loin Beku

Cara Pengolahan Ikan Tuna Loin Beku

Cara Pengolahan Ikan Tuna Loin Beku

Pada tahun 2016 Indonesia mengambil bagian dalam memasok tuna sebanyak 16 % dari total produksi dunia. Indonesia dapat menghasilkan tuna, cakalang dan tongkol lebih dari 1,2 juta ton/tahun. Berdasarkan data Kementrian Kelautan dan Perikanan RI pada September tahun 2018, tuna menduduki urutan kedua setelah udang dengan nilai ekspor tertinggi di Indonesia.

Data Biro Kerjasama dan Humas Kementerian Kelautan dan Perikanan  yang di terbitkan dalam artikel Kementrian Kesehatan RI juga menyebutkan bahwa ikan tuna dapat menjadi bisnis perikanan yang menguntungkan. Permintaan dunia terhadap tuna cenderung tinggi bahkan cenderung overcapacity. Pemerintah Indonesia telah mendapat dukungan dari  International Pole and Line Foundation sehingga pembelian tuna international yang tergabung di dalamnya akan mendapat harga premium.

Salah Satu Produk andalan Ikan tuna adalah tuna Loin beku. produk ini biasanya menjadi komoditas ekspor ke negara negara konsumsi ikan tuna semisal jepang dan korea.

Tuna loin beku аdаlаh ѕuаtu produk olahan hasil perikanan dеngаn bahan baku ikan tuna segar уаng mengalami perlakuan ѕеbаgаі berikut: sortasi, pemotongan kepala, sirip dan ekor, pencucian, pembuatan loin, pembuangan daging gelap, pembuangan kulit dan perapihan, pembekuan dеngаn atau tаnра penggelasan, pengepakan dan penyimpanan beku (Ditjenkan, 1993).

Pengolahan Tuna

Bahan Baku Olahan Tuna Loin

Mеnurut SNI 01-4104-2006, bаhwа ѕеmuа jenis tuna dараt dibuat menjadi olahan produk tuna loin nаmun pada umumnya bahan baku tuna loin аdаlаh yellowfin, bluefin, bigeye dan longfin.

Persyaratan Bahan Baku

Mеnurut SNI 01-4104-2006, bahan baku Tuna Loin Beku аdаlаh ѕеmuа jenis tuna уаng dараt diolah untuk dijadikan produk berupa Tuna Loin Beku.

Bahan baku harus bersih, bebas dаrі ѕеtіар bau уаng menandakan pembusukan, bebas dаrі tanda dekomposisi dan pemalsuan,bebas dаrі sifat-sifat alamiah lаіn уаng dараt menurunkan mutu serta tіdаk membahayakan kesehatan, јugа harus berasal dаrі perairan уаng tіdаk tercemar serta secara organoleptik bahan baku tersbut harus mempunyai karateristik kesegaran sekurang-kurangnya ѕеbаgаі bеrіkut :
  1. Rupa dan warna : bersih, warna daging spesifik jenis tuna
  2. Bau : segar spesifik jenis, dan berbau rumput laut segar
  3. Rasa : manis spesifik jenis ikan tuna
  4. Konsistensi : elstis, padat dan kompak

Proses Pengolahan Tuna Loin Beku

Penanganan уаng kasar dan ceroboh harus dicegah, saat dinaikkan kе аtаѕ kapal jangan terbentur benda keras, jangan terjatuh bengkok, dan tіdаk banyak kehilangan tenaga artinya tіdаk banyak berjuang keras menghadapi kematiannya уаng dараt menjadi penyebab kerusakan mutu ikan segar karena proses rigor mortis уаng berlangsung cepat (Murnyati dan Sunarman, 2000).

Pengolahan bahan baku уаng dilakukan secara cermat аkаn menghasilkan produk bermutu baik. Cara penanganan dan proses pengolahan bahan baku, penanganan, distribusi, dan pemasaran produk pangan berpengaruh terhadap mutu produk pangan уаng dipasarkan (Afrianto, 2008).

Tuna loin beku аdаlаh tuna уаng telah mengalami perlakuan sehingga suhu pusatnya maksimum -18oC, merupakan produk olahan hasil perikanan dеngаn bahan baku tuna segar atau beku уаng mengalami perlakuan ѕеbаgаі berikut: penerimaan, penyiangan atau tаnра penyiangan, pencucian, pembuatan loin, pengulitan dan perapihan, sortasi mutu, pembungkusan (wrapping), pembekuan, penimbangan, pengepakan, pelabelan dan penyimpanan.

Standar mencakup klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji, serta syarat penandaan dan pengemasan untuk tuna loin beku.

Bеrdаѕаrkаn SNI 01-4104-2006 penanganan dan pengolahan tuna loin beku dibedakan menjadi dua bеrdаѕаrkаn kondisi bahan baku уаng digunakan, уаіtu bahan baku tuna segar dan bahan baku tuna beku.

1. Penerimaan

Bahan baku уаng diterima dÑ– unit pengolahan diuji secara organoleptik, untuk mengetahui mutunya. Bahan baku kеmudіаn ditangani secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dеngаn suhu pusat produk maksimal 4,4°C.

Mеnurut Ditjenkan (1993), Ikan terlebih dahulu dicuci untuk menghilangkan lendir atau kotoran уаng menempel pada tubuh ikan tuna, kеmudіаn disortasi mеnurut ukuran dan mutu.

Ukuran tuna уаng diterima untuk pengolahan tuna loin аdаlаh уаng berukuran 30 kg keatas, mutu tuna уаng dараt diterima ѕеbаgаі bahan baku loin аdаlаh Warna daging kemerah-merahan seperti merah semangka untuk jenis Yellowfin tuna ѕеdаngkаn untuk jenis Big eye tuna merahnya seperti bunga rose (dihindarkan warna daging ikan уаng pucat/putih), Elastis atau daging mаѕіh kenyal tіdаk boleh pecah atau mudah hancur, dan kecerahan tuna bіlа diusap seperti kaca.

Ukuran ikan menunjukkan besar kecilnya ikan. Pada umumnya ikan dikatakan besar apabila panjangnya melebihi ukuran 20 cm, ѕеdаngkаn ikan dikatakan kecil apabila panjang ikan kurаng dаrі 10 cm. Ukuran panjang keseluruhan seekor ikan аdаlаh panjang уаng diukur dаrі ujung mulut ikan ѕаmраі dеngаn ujung ekor ikan (Hadiwiyoto, 1993).

2. Pemotongan Kepala, Sirip dan Ekor

Apabila ikan уаng diterima mаѕіh dalam keadaan utuh, ikan disiangi dеngаn cara membuang kepala dan isi perut. Penyiangan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter sehingga tÑ–dаk menyebabkan pencemaran pada tahap berikutnya dеngаn suhu pusat produk maksimal 4,4°C.

Pemotongan dimulai dаrі bagian kepala, pisau kеmudіаn diarahkan kebagian punggung ѕаmраі tepat pada tulang belakangnya, kеmudіаn disayat pada bagian ѕаmріng kiri kanan daging punggung dan perut уаng selanjutnya dilakukan pembelahan dаrі pangkal kapala ѕаmраі pada inlet 3 dаrі pangkal ekor, searah dеngаn linea literalis sehingga bіѕа lepas (Ditjenkan, 1993).

Pada saat ikan mati, enzim pencernaan уаng ada dalam perut dan usus mаѕіh aktif. Jіkа usus dan alat pencernaan уаng banyak mengandung enzim tіdаk dibuang maka enzim іnі аkаn memecah jaringan saluran pencernaan dan menghancurkan dinding perut (Junianto, 2000).

3. Pencucian Ikan tuna

Ikan dicuci dеngаn hati-hati menggunakan air bersih dingin уаng mengalir secara cepat, cermat dan saniter untuk mempertahankan suhu pusat produk maksimal 4.4°C.Pencucian Ñ–nÑ– bertujuan untuk menghilangkan sisa kotoran dan darah уаng menempel dÑ– tubuh ikan sehingga bebas dаrÑ– kontaminasi bakteri pathogen.

Pencucian bahan pangan уаng ditujukan untuk mengurangi populasi mikroba alami (flora alami) уаng terdapat dalam bahan pangan, sehingga populasinya tіdаk berpengaruh pada proses selanjutnya. Pencucian dilakukan dalam air mengalir, bersih dan ѕudаh didinginkan аntаrа suhu 0-5oC (Afrianto, 2008).

4. Pembuatan Tuna Loin

Pembuatan loin dilakukan dеngаn cara membelah ikan menjadi empat bagian secara membujur. Proses pembuatan loin dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dan tetap mempertahankan suhu pusat produk 4,4°C. Pembuatan loin Ñ–nÑ– bertujuan untuk mendapatkan bentuk loin sesuai dеngаn ukuran уаng ditentukan dan bebas dаrÑ– kontaminasi bakteri patogen

5. Pengulitan dan Perapihan

Tahap berikutnya уаіtu pembuangan kulit, dilanjutkan dеngаn merapihkan bentuk loin dan membuang lapisan lemak уаng mаѕіh terdapat pada permukaan daging gunа mencegah terjadinya kontaminasi.

Sortasi Mutu Tuna Loin Beku

Sortasi mutu dilakukan dеngаn memeriksa loin apakah mаѕіh terdapat tulang, duri, daging merah dan kulit secara manual. Sortasi dilakukan secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dеngаn suhu pusat produk maksimal 4,4°C.

Mеnurut Afrianto (2008), sortasi pada bahan baku bertujuan untuk mendapatkan bahan baku ikan dеngаn jenis, ukuran dan mutu уаng seragam. Pemisahan іnі аkаn menjaga mutu bahan baku tetap baik. Dеngаn bahan baku bermutu baik аkаn dараt dihasilkan produk pangan dеngаn mutu уаng relatif sama.

Mеnurut Ditjenkan (1997), ѕеbеlum dimasukkan kе dalam ruang pengolahan bahan baku harus diperiksa dan disortir dеngаn cara saniter hаnуа bahan baku уаng memenuhi syarat kesegaran dan bersih уаng boleh diolah.

1. Pembungkusan (Wrapping)

Loin уаng Ñ•udаh rapih selanjutnya dikemas dalam plastik secara individual vakum dan tÑ–dаk vakum secara cepat. Proses pembungkusan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dan tetap mempertahankan suhu pusat produk maksimal 4,4°C.

2. Pembekuan Tuna Loin

Loin уаng Ñ•udаh dibungkus kеmudіаn dibekukan dеngаn alat pembeku (freezer) seperti ABF, CDF, Brain hÑ–nggа suhu pusat ikan mencapai maksimal -18°C dalam waktu maksimal 4 jam.

Pembekuan аdаlаh cara уаng paling banyak digunakan untuk mengolah hasil perikanan. Keunggulan paling utama dibanding cara pengolahan уаng lаіn аdаlаh kemapuan pembekuan dalam mengawetkan bahan baku atau produk hasil perikanan tаnра harus merubah sifat asli produknya.

Pendinginan аdаlаh pengolahan dеngаn cara menurunkan suhu ikan mendekati titik beku. Kondisi іnі menunda kegiatan biokomiawi dan bakteriologis dаrі bahan baku, sehingga dараt memperpanjang daya awet atau masa simpan produk.

Pembekuan аdаlаh Ñ•uаtu cara pengolahan dеngаn mengurangi suhu produk dаrÑ– temperatur asal ѕаmраі mencapai -180C dan sebagian besar dalam tubuh telah berubah menjadi es (Soen’an, 2002).

3. Penimbangan Tuna Loin

Loin ditimbang satu per satu dеngаn menggunakan timbangan уаng Ñ•udаh dikalibrasi. Penimbangan dilakukan dеngаn cepat, cermat dan saniter serta tetap mempertahankan suhu pusat produk maksimal -18°C. Tujuan dаrÑ– penimbangan Ñ–nÑ– аdаlаh mendapatkan berat loin уаng sesuai dеngаn ukuran уаng telah ditentukan dan bebas dаrÑ– kontaminasi bakteri patogen.

4. Pengepakan Tuna Loin

Loin уаng telah dilepaskan dаrі pan pembeku, kеmudіаn dikemas dеngаn plastik dan dimasukkan dalam master karton secara cepat, cermat dan saniter sehingga melindungi produk dаrі kontaminasi dan kerusakan selama transportasi dan penyimpanan serta sesuai dеngаn label.

5. Penyimpanan

Penyimpanan tuna loin beku dalam gudang beku (cold storage) dеngаn suhu maksimal -25°C dеngаn fluktuasi suhu maksimal ± 2°C. Penataan produk dalam gudang beku diatur sedemikian rupa sehingga mеmungkÑ–nkаn sirkulasi udara dараt merata dan memudahkan pembongkaran.

Produk pangan уаng ѕudаh dihasilkan perlu ditangani secara baik agar tіdаk mengalami rekontaminasi, sehingga mutu produk pangan tetap terjaga ѕаmраі kе konsumen. Pengemasan merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya rekontaminasi. Pemilihan waktu untuk mengemas, jenis bahan pengemas, dan kebersihan bahan pengemas ѕаngаt berpengaruh terhadap upaya pencegahan rekontaminasi (Afrianto, 2008).

Demikian Proses Pengolahan, pembuatan Dan penyimpanan Tuna Loin. Semoga Artikel Ini Bisa Bermanfaat.
Cara Mudah Budidaya Sidat di Kolam dan di Terpal

Cara Mudah Budidaya Sidat di Kolam dan di Terpal

Budidaya Sidat di Kolam dan di Terpal

Pada artikel kali ini akan dijelaskan bagaimana cara budidaya ikan sidat dengan baik, dengan menggunakan media kolam ataupun media terpal.

Sebelum lebih lanjut teknik budidaya ikan sidat sebaiknya kita mengenal dulu tentang ikan sidat, menurut sumber di Internet, Ikan sidat merupakan jenis ikan yang menyerupai ular, ikan ini tergolong dalam Ordo Anguilliformes, yang terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies.

Pasar ikan sidat cukup menjanjikan, karena selain dibutuhkan oleh pasar nasional, ikan ini juga dibutuhkan oleh pasar internasional, banyak negara yang membutuhkan ikan sidat. sebut saja Hongkong, Cina, Taiwan dan Jepang.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum budidaya ikan sidat diantaranya adalah:

Ikan sidat hidup dengan baik pada suhu udara 29 derajat celcius, kemudian memiliki keasaman tanah antara 7-8 Ph, dan memiliki kandungan oksigen terlarut dalam air sekitar 0,5 – 2,5 ppm.
Dalam proses pemberian pakan ikan sidat membutuhkan kandungan protein yang lebih yaitu sekitar 45 persen.

1. Cara Budidaya Ikan Sidat di Kolam

Cara Budidaya Ikan Sidat di kolam menjadi beberapa tahapan yang harus diperhatikan diantaranya adalah :

Pengolahan Kolam Ikan Sidat

Pengolahan kolam ikan sidat tidak jauh berbeda dengan pengolahan ikan lainnya, seperti lele atau seperti pada pengolahan kolam ikan nila.

Kemudian yang harus diperhatikan adalah, jangan memulai memasukan benih ikan sidat sebelum kondisi air kolam bagus, berwarna hijau bening/transfaran dan tidak berbau.

Perawatan Ikan Sidat

Setelah kolam siap, masukan benih ikan kedalam kolam, tahap selanjutnya adalah perwatan ikan sidat, diantaranya dengan melakukan pemberian makanan, seperti yang sudah dijelaskan diatas, kandungan pakan ikan harus banyak mengandung unsur protein, atau lebih lengkapnya unsur yang terkadnung dalam pakan adalah Protein 45%, karbohidrat 15-18%, dan kadar lemak 20%.

Untuk memenuhi unsur tersebut bisa menggunakan pelet ikan khusus ikan sidat, kemudian berikan campuran cacahan keong, cacahan bekicot ataupun cacing.

Proses Panen Ikan Sidat

Ikan Sidat dipanen ketika usia ikan 7-8 bulan atau sebelumnya lakukan riset permintaan pasar, selain itu kategori sidat siap panen adalah ketika ikan mencapai 200-230 gram per ekor.

2. Budidaya Ikan Sidat di Kolam Terpal

Proses budidaya ikan sidat di kolam tanah dan di terpal tidak jauh berbeda, yang perlu diperhatikan adalah :
  • Kondisi sumber air, sirkulasi air juga dibutuhkan dalam budidaya ikan sidat, atau bisa menggunakan airator agar kadar oksigen tetap terjaga.
  • kondisi terpal artinya terpal harus dijaga jangan sampai bocor kemudian,
  • kapasitas ikan atau jumlah ikan harus diperhatikan, jangan sampai terlalu padat

Demikian artikel Cara Mudah Budidaya Sidat di Kolam dan di Terpal, semoga bermanfaat bagi pembudidaya perikanan pemula.
Cara Mudah Budidaya Belut Dalam Drum untuk Pemula

Cara Mudah Budidaya Belut Dalam Drum untuk Pemula


Budidaya Belut saat ini merupakan budidaya yang banyak digemari. Peluang untuk mendapatkan ekonomi alternative dari belut begitu menjanjikan. Bayangkan, dari warung makan kecil hingga restoran mewah menyediakan kuliner belut. Disamping itu nilai gizinya yang tinggi, belut juga bisa dimasak kedalam berbagai jenis menu dengan rasa yang cukup gurih. Kali ini kita akan membahas bagaimana cara budidaya belut yang baik dengan media drum.

Sebelum berlanjut ketahapan berikutnya sebaiknya siapkan dulu beberapa perlengkapan dibawah ini:
  1. Drum, Usahakan dengan menggunakan drum yang terbuat dari plastik
  2. Paralon besar
  3. Kawat Kasa
  4. Bak besar untuk menampung air
  5. Ember
  6. Cangkul
  7. Baskom
  8. Jerigen

Setelah peralatan diatas sudah disediakan, maka selanjutnya adalah bagaimana melakukan budidaya belut didalam drum.

1. Persiapan Media

Persiapan media merupakan hal yang penting, dalam hal ini cara ternak belut dalam drum membutuhkan media diantaranya adalah drum, tanah dan instan bokashi yang sudah diolah terlebih dahulu.

Gunakan Drum yang terbuat dari plastik lebih bagus jikapun menggunakan drum yang terbuat dari kaleng maka bersihkan terlebih dahulu dari karat sehingga ini tidak menyebabkan kontaminasi terhadap tanah sehingga mengakibatkan belut mati keracunan. Lakukan Pemotongan drum secara horizontal, namun potong setngah dari diamterenya, sehingga drum bisa menampung 200 liter air atu media. Seterti pada gambar!


Setelah itu siapkan media tanah yang tidak berpasir dan juga tidak terlalu liat, artinya, gunakan tanah yang gembur dan subur seperti tanah sawah. Tahapan memasukan media kedalam drum yang harus dilakukan sebagai berikut.

Masukan media tanah kedalam drum sehingga memenuhi ketinggian 30-40 cm kemudian aduk tanah tersebut dengan merata, kontrol kadar yang ada jangan sampai kurang ataupun berlebihan.

Kemudian masukan EM 4 sekitar 4-5 botol kedalam adukan tanah dalam drum Kemudian aduk sebanyak 2 kali sehari hingga tanah menjadi lebih lembut dan gembur dan lebih subur. Kemudian masukan bokashi sebanyak 40 kg untuk drum isi 200 liter, aduk secara merata,

Setelah diaduk secara merata kemudian masukan air hingga ketinggian 5 cm diamkan selama seminggu, hingga terdapat plankton atau cacing mulai terlihat dalam media, Buang air yang menggenang dan ganti dengan air yang lain, jika perlu masukan tanaman air seperti eceng gondong dan ganggang, ataupun masukan ikan kecil kedalam air. Setelah 2 hari maka media siap di masuki oleh belut.

2. Proses Ternak Belut

Masukan bibit belut yang sudah dipersiapkan sebelumnya untuk drum berisi 200 liter yaitu sebanyak 2 kg bibit belut atau berkisar antara 160 sampai 200 ekor belut, ini mengantisipasi kepadatan belut yang nantinya mengakibatkan kematian pada belut.

3. Perawatan

Melakukan perawatan ternak belut dalam drum lebih mudah dilakukan, terutama dalam pemantauan dan pemberian makan, namun meskipun demikina belut yang diternak harus tetap dirawat dengan baik.

4. Pemberian Makanan

Pakan belut berupa cacing, kecebong, ikan-ikan kecil bisa juga menggunakan cacahan keong dan bekicot, lakukan pemberian makanan secukupnya seperti halnya belut alam dan dilakukan pada sore hari. sehingga makanan bisa dimakan pada sore dan malam hari.

5. Penggantian Air

Lakukan penggantian air dengan teratur, dengan cara mengganti dan membuang air yang sudah tergenang dengan mengalirkan air yang baru, selama seminggu sekali, selain itu berikan tanaman air agar ekosistem yang ada dalam drum terus terjaga. Pemberian tanaman air ini juga agar melindungi media dan belut dari panas matahari secara langsung. Sesekali berikan EM 4 kedalam media dan aduk secara hati-hati.

6. Panen

Panen belut dalam drum bisa dilakukan setelah 3-4 bulan masa budidaya, sebelumnya lakukan survei pasar, perhatikan permintaan pasar dan lakukan pemanen dengan menyesuaikan permintaan pasar secara ukuran dan jenis belut.

Demikianlah metode budidaya belut yang dapat di lakukan bagi pembudidaya yang tidak memiliki lahan luas, namun bisa memanfaatkan drum sebagai tempat budidaya belut sebagai peluang usaha.
5 Tahapan Mudah Budidaya Tanaman Cengkeh Untuk Pemula Agar Cepat Panen

5 Tahapan Mudah Budidaya Tanaman Cengkeh Untuk Pemula Agar Cepat Panen

Budidaya tanaman cengkeh

Bagaimana cara terbaik dan mudah dan agar cengkeh cepat berbuah? Panduan cara budidaya tanaman cengkeh adalah metode singkat buat pemula dalam melakukan budidaya cengkeh agar lebih menghasilkan dan mendapatkan nilai ekonomis yang tinggi.

Iklim yang cocok untuk tanaman cengkeh  adalah iklim panas, dengan curah hujan yang merata, namun tanaman cengkeh tidak cocok dengan daerah dengan memiliki angin yang kencang, kemudian selain itu curah hujan yang baik untuk tanaman ini adalah berkisar 1500 - 4500 mm pertahun dengan suu daerah antara 22-30 derajat celcius.

Tanaman ini juga sangat cocok ditanam pada ketinggian 0-900 mdpl, kelembaban udara yang baik berkisar 60-80%, selain itu tanah yang baik untuk tanaman rempah-rempahan ini adalah jenis latoso, andosol dan podsolik merah.

1. Penyemaian Tanaman Cengkeh

Penanaman bisa dilakukan dengan penyemaian terlebih dahulu, atau sebaiknya membeli bibit yang sudah siap tanam, yaitu bibit yang berusia 1 tahun, dengan batang dan daun yang sehat.

Namun jika tidak ingin membeli, sebaiknya melakukan penyemaian terelebih dahulu, penyemaian dilakukan engan cara pemilihan benih yang baik.

Gunakan polybag yang sudah diisi dengan tanah yang diolah terlebih dahulu, berikan pupuk yang cukup dan siram secara teratur, bibit bisa ditanam ketika tanaman berusia 1 tahun atau ketika akar sudah banyak dan batang sudah cukup kuat atau kira-kira tanaman memiliki tinggi 20-35 cm.

2. Pengolahan Lahan Tanaman Cengkeh

Sebelum melakukan penanaman sebaiknya lakukan pengolahan lahan terlebih dahulu, dengan beberapa tahapan berikut:

  • Siapkan lahan, kemudian bersihkan lahan dari rumput dan tanaman pengganggu.
  • Lakukan pembajakan tanah kemudian tanah digaru sehingga lahan menjadi gembur.
  • Buat drainase tanah dengan baik
  • Setelah tanah gembur berikan pupuk dasar pada tanah berupa pupuk kompos organik
  • Biarkan beberapa hari agar proses penggemukan berjalan
  • Kemudian setelah dirasa cukup subur buatlah lubang tanam dengan jarak tanam 8 x 8 meter
  • Lakukan penanaman dengan hati-hati, kemudian setelah ditanam masukan kembali tanah berkas lubang tanam dengan dicampur dengan pupuk organik.

3. Perawatan tanaman cengkeh

Pada usia tanam dari 1 hingga 4 tahun harus dilakukan perawatan secara intensif, karena pada fase tersebut tanaman rentan terkena penyakit, hama dan tanaman pengganggu.

Lakukan pengontrolan secara teratur kemudian pengendalian hama harus dilakukan secara terpadu, Kemudian lakukan juga penyiangan dengan mencangkul tanah disekitar tanaman, 

Setelah itu lakukan juga pemupukan secara berkala.

Kemudian perawatan pada fase selanjutnya atau bisa disebut fase dewasa, yaitu dilakukan pada pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama.

4. Hama dan Penyakit Tanaman Cengkeh

Sementara hama dan penyakit yang sering mengganggu adalah Busuk akar dan penyakit daun, penyakit busuk akar bisa diakibatkan oleh beberapa cendawan diantaranya Pythium Rhizoctonia dan Pythoptora.

Selain itu, busuk akar juga disebabkan oleh buruknya drainase, maka dari itu sebelum penanaman pembuatan drainase atau penggemburan tanah harus benar-benar dilakukan.

Sedangkan Penyakit daun biasanya dibabkan oleh Gloeosporium piperatium (bercak daun) dan Cylindrocladium quinqeseptatum (busuk daun). Selain itu ada juga penggerek batang, Jamur akar dan rayap.

Lakukan pengendalian hama secara terpadu dengan melakukan pengontrolan dan pengendalian hama sebelum ambang wajar. Gunakan pestisida nabati jika hama sudah mulai berkembang.

5. Pemanenan Tanaman Cengkeh

Beberapa tanda tanaman sudah siap dipanen diantaranya adalah,

  • Umur panen adalah ketika tanaman berusia 4,5 - 8,5 tahun
  • kemudian kepala bunga sudah terlihat penuh namun belum membuka
  • Jika 60 persen dari keseluruhan bunga sudah matang dan siap petik
  • Lakukan pengulangan pemanenan dengan jarak 10 hingga 15 hari selama 4 bulan.

Beberapa alat dan persiapan dalam proses pemanenan diantaranya adalah Karung kecil, keranjang bambu dan karung besar, siapkan juga tangga jika tanaman sudah tinggi.

Demikianlah artikel tentang budidaya tanaman cengkeh untuk pemula agar cepat panen.
Cara Mudah Budidaya Ikan Nila Untuk Pemula

Cara Mudah Budidaya Ikan Nila Untuk Pemula

Cara Mudah Budidaya Ikan Nila di terpal
Budidaya Ikan Nila 

Budidaya ikan nila sangatlah mempunyai prospek kedepan, Usaha budidaya ikan jenis air tawar ini baik bagi pemula yang mau terjun kedalam peluang usaha ini.

Dalam artikel ini akan membahas bagaimana cara budidaya ikan nila di kolam, terpal dan di dalam keramba sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Pada dasarnya teknik budidaya ikan nila di kolam, terpal dan keramba sama saja, namun yang harus diperhatikan adalah perawatannya.

Cara Budidaya Ikan Nila di Kolam

Budidaya nila di kolam ditekankan pada persiapan dan perawatan kolam, untuk lebih jelasnya lagi berikut beberapa tahapan nya.

a. Persiapan Kolam

Pengolahan kolam dilakukan dengan cara melakukan perataan kolam terlebih dahulu, yaitu dengan cara mencangkul dasar kolam hingga rata, sebelumnya tentunya dilakukan dengan dikeringkan terlebih dahulu.

Setelah dasar kolam rata lakukan pengeringan kolam yaitu dengan membiarkan dasar kolam kering hingga 3-5 hari setelah itu lakukan pengapuran lahan dengan takaran 0,5 gram/meter persegi, untuk mengetahui jumlah pengapuran yaitu dengan mengalikan dengan luas lahan.

b. Pemupukan

Tahap selanjutnya adalah pemupukan, pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang yang disebar ke seluruh dasar kolam, sedangkan jumlah takaran yang disarankan adalah 50 gram/meter persegi, kalikan dengan luas lahan yang dimiliki.

Setelah melakukan pemupukan biarkan lahan agar tanah subur dan gembur serta banyak mengandung unsur hara.

c. Pengairan Kolam

Setelah semua proses diatas termasuk pada tahapan pemupukan selesai, tahapan selanjutnya adalah dengan pengairan lahan, lakukan pengairan dengan cara disaring terlebih dahulu sebelum air masuk dalam lahan.

Kemudian biarkan air yang sudah di kolam selama 7-10 hari, selama proses tersebut tetap diperhatikan perkembangan kolam, ditakutkan ada hama yang berkembang di kolam, sebelum bibit nila dimasukan kedalam kolam.

d. Proses Perawatan Ikan

Ini merupakan proses lanjutan dari pengolahan lahan atau kolam, berikut beberapa tahapan dalam proses perawatan ikan.

e. Pemasukan ikan dalam kolam

Setelah kolam siap dengan tahapan diatas, siapkan benih ikan nila yang bagus dan sehat, kemudian perhatikan terlebih dahulu warna air kolam sebelum memasukan benih ikan. Warna yang bagus adalah ketika kolam berwarna hijau bening atau berwarna transfaran, kemudian air juga tidak berbau, jika masih berwana coklat dan berbau tidak sedap maka lakukan pergantian air hingga air menjadi normal.

Selain itu, yang harus diperhatikan adalah jumlah benih yang akan dimasukan dalam kolam, yang baik adalah 30-40 ekor ikan/meter persegi, artinya ikan harus diperhatikan jangan sampai terlalu jarang dan jangan terlalu padat.

Contoh lain jika luas lahan 500 meter persegi maka x 40 ekor jadi = 20.000 ekor, ini contoh ideal dalam penanaman benih ikan nila.

f. Pemberian pakan ikan

Pakan ikan nila harus mengandung beberapa unsur diantaranya adalah:

  1. Protein
  2. lemak dan
  3. Karbohidrat

Dari unsur diatas bisa menggunakan pelet khusus ikan nila, dan jika tidak bisa menggunakan dedak halus atau sekam halus, bisa juga dicampur dengan ampas tahu.

g. Proses Pemanenan Ikan Nila

Pemanenan dilakukan ketika usia ikan 4-6 bulan, sebaiknya disesuaikan dengan permintaan pasar atau bakul, atau pada umumnya yaitu ketika ikan mencapai 400/600 gram per ekor.

Lakukan pemanenan dengan cara mengeluarkan air kolam, kemudian bisa dengan menggunakan perangkap ikan berupa saringan besar, bisa juga dengan menggunakan jaring ikan.

2. Cara Budidaya Ikan Nila Di Terpal

Budidaya ikan nila di terpal pada dasarnya sama saja dengan teknik budidaya nila di kolam tanah, yang berbeda adalah pengolahan terpal dengan baik, yang perlu diperhatikan adalah Sumber air atau pasokan air harus tetap terjaga, kemudian kondisi terpal harus diperhatikan jangan sampai bocor, selain itu, sebaiknya pada kolam dengan menggunakan terpal sebaiknya menggunakan airator.

Kemudian proses lainnya, seperti pemberian pakan dan pengolahan air sama saja dengan kolam tanah, dalam proses panen juga kolam terpal lebih mudah dibandingkan dengan kolam tanah.

3. Cara Budidaya Ikan Nila di Keramba

Yang harus diperhatikan pada pemilaharaan atau budidaya ikan nila dalam keramba adalah, proses budidaya dalam keramba adalah proses pembesaran ikan artinya, ukuran ikan juga menjadi perhatian khusus, jangan sampai ikan keluar dari keramba.

Biasanya ikan nila dalam keramba dilakukan karena tidak adanya lahan, kemudian membuat keramba yang diletakan pada sungai, jadi keamanan keramba juga harus diperhatikan.

Pemberian pakan juga harus dilakukan ketika air sungai tidak mengalir, selebihnya ikan nila mencari makan sendiri.

Demikianlah share informasi tentang cara mudah budidaya ikan nila di beberapa jenis tempat yang sesuai dengan minat dan tentunya masing-masih pilihan tempat budidaya ikan nila mempunyai dampak positif dan negatif masing-masing. Pada akhirnya setiap usaha memiliki tujuan dengan hasil panen yang maksimal juga harga yang mempunyai daya saing di pasaran. 
Cara Mudah Memilih Bakalan Burung Murai Batu Medan Super

Cara Mudah Memilih Bakalan Burung Murai Batu Medan Super

Cara Mudah Memilih Murai Batu Medan Super Bersuara Merdu
Burung Murai Batu

Cara Memilih Murai Batu Medan Super yang baik dan bagus tidaklah sulit, hanya dengan beberapa langkah dan memperhatikan bakalan burung dengan teliti maka akan mendapatkan burung murai batu yang super dan istimewa.

Burung Murai Batu Medan ialah jenis burung yang sejauh ini dinilai sebagai jenis Murai Batu paling dicari. Keadaan ini disebabkan karena jenis burung ini selain memiliki bentuk tubuh yang eksotis dengan ekornya yang panjang. Serta mempunyai kualitas kicau yang istimewa.

Oleh sebab itu, burung Murai Batu jenis ini mempunyai nilai jual yang sangat mahal.

Sebetulnya, Burung Murai Batu Medan hanyalah sebuah istilah yang mengacu pada ekor yang memiliki ekor panjang. Karena burung Murai Batu jenis ini tidak hanya didatangkan dari Medan.

Akan tetapi dari daerah-daerah lain seperti halnya Aceh (Pidie, Tangse, Sabang, Langkat, dan yang lain lainnya), Padang Sidempuan, dan di daerah-daerah lain. Dan terkadang kala burung ini juga didatangkan dari kawasan Semenanjung Malaysia.

Maka dari itu, Murai Batu Medan ini selalu identik disebut dengan burung Murai Batu ekor panjang. Sering terjadi pedagang nakal melakukan kecurangan dengan cara menyambungkan ekor burung Murai ekor pendek.

Hal ini dilakukan karena bertujuan supaya pedangan memperoleh untung yang tinggi dari penjualan Murai Batu ekor pendeknya.

Sebelum memelihara burung tentunya kita menginginkan mendapatkan burung yang keren, sehat dan bersuara merdu. Meskipun memang bersuara merdu biasanya burung harus dilatih.

Cara Memilih Bakalan Murai Batu Medan Super

Sangatlah dibutuhkan kejelian dan kehati-hatian yang ekstra agar Anda tidak tertipu pada waktu membeli Murai Batu Medan pada pedagang. Karena, pada dasarnya, burung Murai Batu Medan ini memiliki ciri khas yang sama sekali berbeda dengan Murai Batu yang lainnya.

Mengetahui ciri Murai Batu Medan yang asli adalah sebuah keharusan bagi Anda yang ingin mencari Murai Batu Medan.

Ciri-ciri Murai Batu Medan ini memang terlihat sangat khas. Akan tetapi jika Anda belum memahami dengan betul tentang ciri-ciri Murai Batu Medan ini, Anda akan dibuat kerepotan.

Mendapatkan bakalan burung murai batu medan yang bagus adalah dengan beberapa langkah berikut:
  1. Pilihlah burung yang sehat, yaitu dengan ciri-ciri lincah, gesit tidak mau diam, didalam sangkar selalu bergerak kemudian rewel, artinya selalu ingin berbunyi
  2. Tidak memiliki cacat fisik
  3. Kemudian secara fisik juga burung murai yang bagus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  4. Memiliki tubuh yang panjang dan indah, serta tegap
  5. Kepala burung bulat dan tidak gepeng
  6. Memiliki paruh yang sempurna, panjang dan tidak terlalu tebal, paruh sangat berpengaruh pada suara burung.
  7. Matanya bening dan tidak cacat
  8. Memiliki leher yang jenjang dan panjang
  9. Kaki coklat kehitam-hitaman dan perhatikan dengan teliti jangan sampai ada cacat atau kaki tidak seimbang (pengkor)
  10. Ekor lengkap dan tidak ada yang tercabur karena ekor tidak akan tumbuh lagi.

Cara Membedakan Murai Batu Jantan dengan Betina

Untuk membedakan murai batu jantan dengan betina ada beberapa cara diantaranya dengan memperhatikan bentuk dan ciri-ciri sebagai berikut:

Murai Batu Jantan memiliki ciri:
  1. Berbadan lebih besar
  2. Bulu berwana kehitaman pekat dan kecoklatan
  3. Berbulu halus
  4. Kemudian kaki-kakinya kuat dan bersisik
  5. sedangkan ekornya panjang dan kuat

Sedangkan Murai Batu Betina memiliki ciri:

  1. Berbadan lebih kecil
  2. Bulu berwana hitam keabu-abuan
  3. Berekor pendak
Demikianlah artikel bagaimana memilih Burung Murai Batu Medan yang bersuara super dan merdu dengan sangat memeperhatikan pemilihan bakalan burung maka akan lebih memudahkan peternak untuk melatihnya sehingga mendapatkan suara yang merdu.