Dalam mengalokasikan sumber ekonomi itu maka manusia mengenal 3 idiologi ekonomi yang sampai saat ini berkembang dan diterapkan di berbagai negara seperti:
- Sistem Kapitalisme
- Sistem Sosialisme / Komunisme
- Sistem Ekonomi Islam
Ilmu Ekonomi timbul karena sifat dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas sedangkan sumber-sumber untuk memenuhinya sangat terbatas. Ilmu ekonomi melahirkan lembaga bisnis.
Kemudian dalam pengelolaan bisnis ini lahirlah ilmu manajemen yang membahas bagaimana cara manusia bekerjasama mencapai tujuan. Ilmu manajemen berkembang dan bercabang antara lain muncullah ilmu akuntansi, ilmu budgeting, pengambilan keputusan, dan sebagainya.
Sistem ini akan dijabarkan secara singkat sebagai berikut:
3 Idilogi Sistem Ekonomi Yang diterapkan saat ini
1. Sistem Ekonomi Kapitalisme
Kapitalisme menetapkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan manusia maka biarkanlah manusia itu melakukan tindakan ekonomi secara bebas dan serahkan pioneer penggerak ekonomi itu kepada pemilik modal (capitalist). Menurut asumsi system kapitalis ini, seseorang yang memiliki modal, diberikan kebebasan hak, pemilikan hak pribadi, iklim persaingan. Jika ini dilakukan maka manusia akan terdorong melakukan kegiatan investasi.
Kegiatan ini akan menimbulkan kesempatan kerja (employment). Kesempatan ini akan menimbulkan dampak dalam peningkatan pendapatan masyarakat.
Jika masyarakat menikmati peningkatan pendapatan maka modal akan bertambah dalam bentuk saving yang akhirnya akan masuk ke lembaga perbankan dan menjadi modal baru yang dapat diinvestasikan, sehingga menimbulkan multiplier effect pada peningkatan pendapatan masyarakat lagi. Hal ini akan menambah “kue” nasional yang menurut asumsinya pada akhirnya akan menetes (trickle down) kepada semua masyarakat yang mau bekerja.
Kapitalisme sekarang sebenarnya sudah tidak menerapkan konsep aslinya lagi. Konsep ini telah disempurnakan secara terus menerus dengan melihat pada prinsip:
- Keyakinan pada prinsip ilmiah.
- Keyakinan pada paham demokrasi
- Prinsip yang terbuka untuk dikoreksi
- Tuntutan masyarakat yang terus berubah
Akhirnya karena keterbukaannya kepada perubahan, paham ini masih bertahan dan mendominasi system ekonomi negara maju dan negara sedang berkembang saat ini, tetapi sekali lagi konsep ini sudah jauh dari konsep awalnya. Para pekerja semakin lama semakin mendapatkan hak-haknya.
Kekuasaan dan dominasi pemilik modal semakin dikontrol oleh negara sehingga redistribusi pendapatan semakin adil. Namun di negara-negara dunia ketiga dimana perangkat hukum dan kekuasaan rakyat masih lemah, posisi kapitalis jauh lebih kuat dan menjadi seperti keadaan aslinya sebagaimana yang dikhawatirkan oleh Karl Marx.
2. Sistem Ekonomi Sosialisme/Komunisme
Persepsi kapitalis ini dibantah oleh kaum sosialis. Menurut mereka khususnya paham ekonomi Karl Marx, tidak benar asumsi ini akan berjalan karena pemilik modal akan menjadi suatu golongan yang akan menghisap kepentingan buruh, sehingga muncul kelas buruh atau proletar dan kelas borjuis penindas.
Menurut Marx buruh sebagai gilongan tertindas harus bersatu mengambil alih peraan kapitalis dan faktor produksi dan akhirnya hasilnya akan diberikan secara merata kepada pemenuhan kebituhan kaum pekerja.
Namun kenyataannya konsep Marx ini gagal total, terbukti dari pengalaman Uni Soviet yang telah mencoba menerapkan konsep ini dibawah kendali Stalin dengan dimulai dari Revolusi Bolshwijk-nya. Uni Soviet dan negara sekutunya menjadi berantakan dan berlomba menerapkan ekonomi pasar sebagaimana konsep kapitalis.
Anehya justru di negara kapitalis, buruh yang dinilai Marx akan dihisap ternyata menikmati kekuasaan ekonomi melalui penguasaan modal dana pension seperti dikemukakan Peter Drucker dalam bukunya Post Capitalyst Society.
3. Sistem Ekonomi Islam
Dalam kaitan ekonomi makro maupun mikro, belakangan ini pengkajian pada system ekonomi religius menjadi sangat intens khususnya ekonomi islam. System ekonomi islam ini telah menjadi bahan kajian kembali sejak awal abad ke-19 dan sudah menjadi bagian pembahasan diberbagai pusat kajian islam di beberapa universitas di Eropa, Kanada, Amerika, dan juga di Timur.
Konsep ini tidak memberikan supremasi kepada satu pihak, tidak pada kapitalis dan tidak pada proletar. Ia berdiri diatas kepentingan Ilahiah atau ketuhanan yang memang semua agama menganggap tidak berpihak kepada siapapun. Sistem ekonomi ini menolak sistem riba yang dinilai mengorbankan pekerja dan menganakemaskan kapitalis. Ia tidak menginginkan praktek-praktek penipuan, ketidakadilan, spekulasi, ketidakjujuran, dan sebagainya. Islam membolehkan kepemilikan akan tetapi terbatas karena ha katas semua kekayaan yang ada adalah ditangan Tuhan.
Memang menurut berbagai penulis sistem ekonomi kapitalis yang terus menerus memperbaiki diri menjadi condong dan cenderung menuju konsep sebagaimana yang digariskan dalam islam. Beberapa fenomena ini dapat kita lihat sebagai berikut:
- Berkembangnya konsep equity financing, join ventures, venture capital, cooperatives, dan sebagainya.
- Mulai memudar ekonomi “interest” atau ekonomi rente.
- Meningkatnta hak-hak kaum buruh dan kaum papa, lain misalnya dengan adanya Pajak, dana bantuan sosial, keperdulian pada masalah sosial, terjaminnya hak-hak buruh dan lain sebagainya.
Keadaan ini menyebabkan seorang penulis menggambarkan bahwaekonomi kapitalis dan ekonomi islam memiliki tingkat compatability yang tinggi. Dan memang kenyataannya di Barat sistem ekonomi kapitalis ini tidak mampu menghilangkan praktek pemerasan pada kaum lemah, kemiskinan, ketidakadilan, mafia penipuan dan sebagainya. Sehingga penulis beranggapan justru kutub ekonomi kapitalis dan Islam suatu waktu akan menyatu dalam konsep. Ternyata konsep ekonomi islam itu pada dua decade terakhir ini semakin berkembang baik ditingkat internasional maupun ditingkat nasional. Hal ini terbukti antara lain dari perkembangan Lembaga Bank yang dijalankan secara syariat antara lain sifatnya yang noninterest, demikian juga lembaga asuransi takaful, pasar modal Islami, pegadaian Islami, dan sebagainya.
Lembaga keuangan ini bukan saja berkembang di negara Islam tetapi juga sudah dipraktekkan oleh negara nonmuslim seperti di Eropa, Philipina, Bahamas, Luxemburge, Swiss, dan sebagainya. Bahkan secara mikro pembangunan ekonomi yang sekarang ber wawasan manusia atau Anthropo Centris dinilai merusak ekosistem dan akhirnya ditawarkan Theo Centris, pembangunan yang berwawasan ketuhanan, dimana kegiatan ekonomi harus mempunyai etika dan mengindahkan aturan-aturan Tuhan.
Demikianlah artikel tentang 3 Idiologi ekonomi negara yang sampai saat ini berkembang di berbagai negara. Sistem Ekonomi Islam, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Kapitalis merupakan alat untuk memajukan masyarakat dalam suatu negara, namun hanya pendekatan dan pemahaman nya saja berbeda sesuai dengan karakter wilayah atau kawasan idiologi ekonomi tersebut.
0 Comments
Posting Komentar