Sertifikat yang Di Butuhkan Dalam Pengolahan Hasil Perikanan (SPI)

Sertifikat yang Di Butuhkan Dalam Pengolahan Hasil Perikanan (SPI)

Sertifikat Pengolah Ikan

Pengolahan Hasil Perikanan - Produk hasil perikanan merupakan produk yang bersifat mudah busuk. Melihat sifatnya yang demikian, maka perlu ada jaminan bahwa sebuah produk hasil perikanan telah melalui berbagai proses dan tahapan yang aman sehingga produk akhirnya layak dan aman untuk dikonsumsi.

Sertifikat Pengolahan Hasil Perikanan

Salah satu hal yang dapat dijadikan sebagai jaminan akan kelayakan dan keamanan sebuah produk hasil perikanan dapat berupa sertifikat. Terdapat beberapa sertifikat yang dijadikan sebagai jaminan bahwa sebuah produk hasil perikanan layak dan aman untuk kita konsumsi. Sertifikat-sertifikat tersebut antara lain:

1.Sertifikat Pengolahan Ikan (SPI)

Sertifikat yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan yang menerangkan bahwa seseorang telah memperoleh pendidikan tertentu dan menguasai pengetahuan di bidang pengolahan ikan.

2.Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP)

Sertifikat yang diberikan kepada UPI yang telah menerapkan Cara Pengolahan Yang Baik (Good Manufacturing Practices/GMP) dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Sanitasi Standar (Standard Sanitation Operating Procedure/SSOP).

Sertifikat Kelayakan Pengolahan berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama. Untuk memperoleh sertifikat Kelayakan Pengolahan Pelaku Usaha Industri Pengolahan Ikan harus mengajukan permohonan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

Permohonan sertifikat Kelayakan Pengolahan harus disertai dengan kelengkapan dokumen paling sedikit berupa:

  • Identitas pemohon;
  • Akte pendirian Industri Pengolahan Ikan bagi perusahaan; dan 
  • Rekomendasi Kelayakan Pengolahan dari Pengawas Mutu.

3.Sertifikat Penerapan PMMT

Sertifikat penerapan program manajemen mutu terpadu diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada Pelaku Usaha Industri Pengolahan Ikan yang telah memenuhi dan menerapkan persyaratan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Sertifikat penerapan program manajemen mutu terpadu berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama.

Untuk memperoleh sertifikat penerapan program manajemen mutu Pelaku Usaha Industri Pengolahan Ikan harus mengajukan permohonan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

Permohonan sertifikat penerapan program manajemen mutu terpadu harus disertai dengan kelengkapan dokumen paling sedikit berupa:

  • Identitas pemohon;
  • Panduan manajemen mutu berdasarkan konsepsi hazard analysis critical control point; dan
  • Fotokopi sertifikat Kelayakan Pengolahan.

4.Sertifikat Kesehatan (HC)

Sertifikat kesehatan Produk Pengolahan Ikan diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada Pelaku Usaha Industri Pengolahan Ikan yang telah memperoleh sertifikat Kelayakan Pengolahan dan sertifikat penerapan manajemen mutu terpadu. Sertifikat kesehatan produk Pengolahan Ikan berlaku untuk 1 (satu) kali ekspor.

Untuk memperoleh sertifikat kesehatan Produk Pengolahan Ikan, Pelaku Usaha Industri Pengolahan Ikan harus mengajukan permohonan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Permohonan sertifikat kesehatan Produk Pengolahan Ikan harus disertai dengan kelengkapan dokumen paling sedikit berupa:

  • Identitas pemohon;
  • Fotokopi sertifikat Kelayakan Pengolahan;
  • Fotokopi sertifikat penerapan program manajemen mutu terpadu; dan
  • Rekomendasi dari Inspektur Mutu.

Sumber ;
1.Peraturan Pemerintah No 57 Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan
2.Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor : Per.09/DJ-P2HP/2010 tentang Persyaratan, Tata Cara Penerbitan, Bentuk dan Format Sertifikat Kelayakan Pengolahan
Pengaruh Ikan Spesies Asing Invasif Terhadap Spesies Ikan Asli Dan Cara Penyebaran Di Indonesia

Pengaruh Ikan Spesies Asing Invasif Terhadap Spesies Ikan Asli Dan Cara Penyebaran Di Indonesia

Travellinkinfo - Ikan Spesies Asing Invasif (SAI) merupakan definisi yang menjelaskan tentang spesies baik berupa tumbuhan, hewan, ikan, mikroorganisme, dan organisme lain yang bukan bagian dari suatu ekosistem yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati, kerusakan ekosistem, lingkungan, kerugian ekonomi dan/atau kesehatan manusia.

Bahan dampak terburuk khususnya di dunia perikanan di Indonesia akibat masuk dan tersebarnya SAI berupa punahnya suatu spesies ikan asli atau endemik. Hal ini baik secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan kelestarian sumberdaya alam hayati di Indonesia.

Pengaruh SAI terhadap spesies asli dan ekosistem sangat beragam, dapat sebagai kompetitor, predator, patogen dan parasit. SAI mampu merambah semua bagian ekosistem alami dan menyebabkan punahnya spesies-spesies asli.

Cara Penyebaran Spesies Asing Invasif

Pada dasarnya SAI dapat masuk ke suatu perairan melalui berbagai cara. Beberapa spesies berkembang dan menyebar secara alamiah dan dapat dipercepat oleh kegiatan manusia.

Beberapa cara masuknya SAI ke suatu lingkungan perairan antara lain sebagai berikut :

  1. Spesies ditebar secara sengaja dengan tujuan tertentu (dapat disebut jengan dengan istilah spesies introduksi);
  2. Spesies terlepas dari tempat/wadah budidaya;
  3. Spesies yang terbawa dalam air penyeimbang kapal (ballast water) yang ditumpahkan ke perairan laut;
  4. Spesies yang terbawa sebagai pencemar biologis (biofouling) pada lambung kapal, yang terlepas pada perairan yang baru;
  5. Spesies dari akuarium yang sengaja dilepaskan pemiliknya ke perairan;
  6. Spesies yang terbawa pada spesies inang yang lepas ke perairan;
  7. Kegiatan penelitian, misalnya pertukaran materi genetik tanaman, specimen biologi, koleksi kultur mikroba, alat-alat laboratorium, dll.

Demikianlah artikel Pengaruh Ikan Spesies Asing Invasif Terhadap Spesies Ikan Asli, terimakasih sedah berkunjung ke blog travel semoga bermanfaat.

https://id.wikipedia.org/wiki/Spesies_invasif. Anonim, 2014. “Daftar Pisces Yang Berpotensi Sebagai Spesies Asing Invasif Di Indonesia”. Pusat Karantina Ikan, BKIPM, KKP. Jakarta

Perbedaan Ikan Tuna Sirip Kuning dan Jenis Ikan Tuna Biru

Perbedaan Ikan Tuna Sirip Kuning dan Jenis Ikan Tuna Biru

Potensi sumber daya laut yang melimpah membuat perairan Indonesia jadi incaran kapal asing untuk melakukan pencurian ikan. Satu diantara banyaj jenis ikan yang paling diburu yaitu ikan tuna sirip kuning (tuna yellowfin) lantaran harga nya yang sangatlah mahal di pasaran khususnya Jepang.

Perbedaan Ikan Tuna Sirip Kuning dan Jenis Ikan Tuna
Ikan Tuna Sirip Kuning

Seekor ikan tuna yellowfin setinggi manusia harga nya bisa menyamai 1 buah mobil Alphard. Jadi memanglah nilainya tinggi sekali, kata Ketua Unit Pekerjaan (Satgas) Anti Illegal Fishing Mas Achmad Santosa.

Ikan ini mempunyai nilai ekonomi yang sangatlah tinggi lantaran rasanya yang enak di banding type ikan lain. Tidak heran, beberapa konsumen cukup rela merogoh kocek dalam-dalam untuk memperoleh ikan ini. Pasar tuna yellowfin paling besar yaitu Jepang, Taiwan, Korea Selatan sampai Amerika Serikat.

Perbedaan Ikan Tuna Sirip Kuning dengan Jenis Tuna Biru

Yellowfin Tuna adalah satu diantara beberapa spesies tuna yang besar, dapat meraih bobot lebih dari 180 kg, namun pada umumnya lebih kecil dari tuna sirip biru Atlantik serta Pasifik, yang dapat mencapai sekitar lebih dari 450 kg, serta sedikit lebih kecil dari bigeye tuna serta tuna sirip biru selatan.

Biologis Ikan Tuna Sirip Kuning

Ukuran di kenali dalam literatur sekitar panjang 2,4 m serta 200 kg beratnya. The International Game Fish Association (IGFA) rekor untuk spesies ini berdiri di 176 kg, untuk ikan yang di tangkap pada tahun 1977 di dekat San Benedicto Pulau di perairan Pasifik Meksiko. Pada tahun 2010, suatu yellowfin 184-kg tertangkap lepas ujung Meksiko Baja Peninsula. dengan panjang 2,2 mtr panjang.

Hasil tangkapan masih tetap menanti verifikasi oleh IGFA. Pada tahun 2012, seseorang nelayan di Baja California menangkap 193-kg sirip kuning. Bila tangkapan di konfirmasi oleh IGFA, nelayan bakal terima hadiah sebesar $ 1 juta

Perbedaan Ikan Tuna Sirip Kuning dan Jenis Ikan Tuna Lainnya

Achmad juga mengatakan satu diantara tanda-tanda besarnya uang yang dikantongi beberapa pencuri ikan ini yakni mereka rela berputar-putar di laut untuk menghindari beberapa aparat hukum yang lakukan patroli. Itu berarti betapa besarnya untung yang dicapai dapat menutupi tingginya biaya operasional kapal itu.

Tindakan pencurian ikan yang dilakukan kapal asing memanglah telah merugikan bangsa ini. Bank Dunia mencatat Indonesia kehilangan pendapatan US$ 20 miliar atau setara Rp 283 triliun (kurs : Rp 14. 172 per dolar AS) per tahun. " Bukan sekedar sumber daya ikan yang hilang namun juga kehancuran ekosistem laut, " ungkap Achmad.

Menurut Informasi, Indonesia adalah satu diantara produsen paling besar ikan tuna. Tuna yang umum di tangkap di perairan Indonesia, diantaranya type yellowfin tuna, big eye tuna atau umum dimaksud tuna mata besar, albacore, serta southtern blue fin tuna.

Potensi tuna sirip kuning yang paling besar di Indonesia diprediksikan ada di Laut Flores serta Selat Makassar, dengan luas ruang penangkapan seputar 605 ribu km. persegi.

Cukup miris ya melihat kekayaan negara tercinta kita ini di curi dalam jumlah besar selama bertahun tahun, Semoga para pejabat pemerintahan, Polisi Air dan TNI terus mengawasi dan menindak tegas para pencuri ikan di lautan Indonesia

Demikianlah artikel Perbedaan Ikan Tuna Sirip Kuning dengan Jenis ikan tuna biru. semoga dengan membaca artikel ini dapat menambah wawasan anda suputar dunia ikan.

Manfaat Terumbu Karang Secara Ekologi dan Ekonomi

Manfaat Terumbu Karang Secara Ekologi dan Ekonomi

Foto Terumbu Karang

Manfaat Terumbu karang - Terumbu Karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.

Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel.

Habitat terumbu karang

Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.

Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine).

Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal.

Kondisi Optimum

Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20oC. Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang.

Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis.

Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya. Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien (oligotrofik).

Fotosintesisi

Proses fotosintesis oleh alga menyebabkan bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan karbon dioksida dan merangsang reaksi kimia sebagai berikut

Ca(HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O + CO2

Fotosintesis oleh algae yang bersimbiosis membuat karang pembentuk terumbu menghasilkan deposit cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, kira-kira 10 kali lebih cepat daripada karang yang tidak membentuk terumbu (ahermatipik) dan tidak bersimbiose dengan zooxanthellae.

Manfaat Terumbu Karang

Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.

Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah :

1. Pelindung ekosistem pantai

Terumbu karang akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.

2. Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di laut

Banyak biota laut menjadikan terumbu karang sebagai tempat perlindungan dari ancaman predator, sehingga peranan terumbu karang menjadi utama bagi satwa laut.

3. Terumbu karang bagaikan oase di padang pasir untuk lautan

Karenanya banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk mencari makan, memijah, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini artinya terumbu karng mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan maupun mata pencaharian mereka.

Diperkirakan, terumbu karang yang sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 500 juta orang di dunia menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang, termasuk didalamnya 30 juta yang bergantung secara total  pada terumbu karang sebagai penhidupan.

4. Sumber obat-obatan

Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.

5. Objek wisata

Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga meyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitra 20 juta penyelam , menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun.

6. Zona Penelitian

Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui ‘misteri’ laut tersebut.

Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.

Kerusakan Terumbu Karang

Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia.

Dewasa ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami.

Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya.

Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang :

  1. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
  2. Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
  3. Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
  4. Pengunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
  5. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
  6. Terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
  7. Penambangan
  8. Pembangunan pemukiman
  9. Reklamasi pantai
  10. Polusi
  11. Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan.

Demikian artikel tentang terumbu karang yang bermanfaat bagi lingkungan juga bagi kehidupan manusia sehingga kita harus menjaga kelestariannya untuk generasi yang sehat selanjutnya.

Faktor Pentingnya Produk Perikanan Perlu Dilakukan Pengolahan dan Penanganan

Faktor Pentingnya Produk Perikanan Perlu Dilakukan Pengolahan dan Penanganan


Industri Perikanan - Sebagai salah satu sumber daya alam yang sangat banyak diminati dan sebagai sumber utama protein dan gizi manusia, ikan memberikan nilai ekonomi yang lebih terhadap kehidupan masyarakat. Ikan juga memiliki banyak kandungan gizi yang sangat dibutuhkan oleh manusia dengan harga yang relatif terjangkau sehingga menjadikan ikan sebagai salah satu produk pangan yang paling dicari.

Sebagai produk utama bagi konsumsi manusia, maka produk perikanan harus dilakukan penanganan pada saat setelah penangkapan ikan di atas boat dan pengolahan untuk menjadi produk-produk pilihan. Sehingga Produk tersebut saat diterima oleh konsumen masih dalam kondisi baik dan bagus dicerna sebagai bahan makanan yang sehat untuk dikonsumsi.

Beberapa kelebihan yang terdapat dalam produk-produk perikanan dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah sebagai berikut:
  1. Kandungan protein yang cukup tinggi (20%) dalam tubuh ikan tersusun oleh asam-asam amino yang berpola mendekati pola kebutuhan asam amino dalam tubuh manusia,
  2. Daging ikan mudah dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit tenunan pengikat (tendon),
  3. Daging ikan mengandung asam-asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol sangat rendah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, dan
  4. Daging ikan mengandung sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Ma, zn, F, Ar, Cu, dan Y serta vitamin A dan D dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Namun demikian selain memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, produk-produk perikanan juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya :
  1. Kandungan air yang sangat tinggi (80%),
  2. pH tubuh ikan yang mendekati netral, dan
  3. Kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan daging ikan mudah mengalami proses oksidasi sehingga menyebabkan bau tengik.

Sebagimana diketahui, kandungan air yang tinggi atau kondisi lembab belum lagi ditambah dengan kondisi daging ikan yang mudah dicerna oleh enzim autolysis yang menyebabkan daging ikan menjadi lunak, menjadikan ikan sebagai media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk. Hal inilah yang menyebabkan ikan dikenal sebagai bahan pangan yang mudah rusak (busuk).

Sebagaimana diketahui, kandungan air yang tinggi atau kondisi lembab belum lagi ditambah dengan kondisi daging ikan yang mudah dicerna oleh enzim autolysis yang menyebabkan daging ikan menjadi lunak, menjadikan ikan sebagai media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk. Hal inilah yang menyebabkan ikan dikenal sebagai bahan pangan yang mudah rusak (busuk).

Proses pembusukan pada ikan disebabkan oleh aktivitas enzim, mikroorganisme, dan oksidasi dalam tubuh ikan itu sendiri dengan perubahan seperti bau busuk, daging menjadi kaku, mata pudar, serta adanya lendir pada insang maupun tubuh bagian luar. Hanya dalam waktu sekitar 8 jam sejak ikan ditangkap/didaratkan sudah akan timbul perubahan yang mengarah pada kerusakan. Oleh karena itu, agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, maka perlu dijaga kondisinya. Proses pengolahan merupakan salah satu cara untuk mempertahan ikan dari proses pembusukan, sehingga mampu disimpan lama sampai tiba waktunya untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi.

Pada dasarnya cara pengolahan yang umum dilakukan dibagi menjadi empat golongan yakni:
  1. Pengolahan dengan memanfaatkan faktor fisikawi
  2. Pengolahan dengan bahan pengawet
  3. Pengolahan yang memanfaatkan faktor fisikawi dan bahan pengawet dan
  4. Pengolahan dengan cara fermentasi

Pengolahan dengan memanfaatkan faktor fisikawi

Pengolahan dengan faktor fisikawi
merupakan pengolahan yang memanfaatkan suhu tinggi atau suhu rendah.

1. Pengolahan dengan suhu Tinggi

Suhu tinggi dalam hal ini digunakan untuk membunuh mikroba kontaminasi yang terdapat pada ikan sekaligus menghentikan aktivitas enzim dalam daging ikan. Misalnya saja dalam proses pengeringan, pengasapan, dan proses sterilisasi yang biasa dilakukan dalam pengalengan ikan.

2. Pengolahan dengan Suhu Rendah

Sedangkan pengolahan dengan suhu rendah lebih ditekankan pada tujuan untuk menjaga sifat kesegaran pada ikan. Jadi ikan tersebut dibuat sedemikian rupa agar kondisi kesegarannya dapat dipertahankan selama mungkin. Proses tersebut tidak akan menyebabkan matinya mikroorganisme yang ada dalam ikan, tetapi hanya bersifat menghambat aktivitasnya saja. Yang dapat digolongkan dalam metode ini antara lain pendinginan dan pembekuan ikan.

Pengolahan dengan bahan pengawet

Tujuan utama pengolahan yang menggunakan bahan pengawet juga yakni menghambat aktivitas atau pertumbuhan mikroba, menghambat proses enzimatik, serta memberikan sifat fisikawi yang khas dan memberikan nilai estetika yang tinggi. Pengolahan dengan menggunakan bahan pengawet seperti yang dilakukan dalam proses penggaraman, perendaman dalam larutan asam, dan lain-lain.

Pengolahan yang memanfaatkan faktor fisikawi dan bahan pengawet

Pengolahan yang memanfaatkan kedua metode diatas atau kombinasi antara pengolahan secara fisikawi dengan pengolahan yang menggunakan bahan pengawet ditujukan untuk lebih meningkatkan mutu dari pengolahan yang dilakukan.

Selain itu, pengolahan dengan menggunakan kombinasi kedua metode tersebut juga dimaksudkan untuk mencegah resiko kerusakan yang lebih besar pada bahan, lebih meningkatkan faktor keamanan terutama terakit dengan masalah kesehatan, serta dapat meningkatkan rasa yang lebih baik atau khas terhadap bahan yang diolah. Misalnya saja sebelum ikan dipanaskan (umpamanya dijemur) terlebih dahulu diberi pengawet.

Pengolahan dengan cara fermentasi

Bahan pengawet bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Setelah itu ikan dipanaskan, maka prosesnya akan menjadi lebih baik bila dibandingkan hanya dengan dipanaskan atau diberi pengawet saja.

Pengolahan dengan cara fermentasi adalah pengolahan yang bersifat mengubah bahan mentah menjadi produk setengah jadi dan memiliki sifat-sifat berbeda dari keadaan semula. Contoh pengolahan dengan cara fermentasi adalah pembuatan terasi, tepung ikan, kecap ikan, dan lain-lain.

Demikianlah Artikel beberapa Faktor pentingnya Pengolahan dan Penanganan pada Produk ikan, semoga menjadi referensi bagi pelaku usaha yang akan membuka peluang usaha produk perikanan.
Cara Mudah Pengolahan Crakers Ikan Bandeng

Cara Mudah Pengolahan Crakers Ikan Bandeng

Industri Perikanan - Crackers bandeng merupakan salah satu alternative cemilan kaya protein berbahan dasar terigu dan ikan bandeng, proses pengolahannya dicetak secara manual dan dipanggang. Produk ini dikonsumsi langsung sebagai cemilan.

Bahan Cracker Ikan Bandeng

Berikut Bahan Cracker Ikan Bandeng :
  • Lumatan daging ikan bandeng 60 g    Atau tepung ikan 15 g
  • Tepung terigu 210 g   
  • Tepung tapioka 90 g   
  • Margarin 45 g   
  • Mentega putih 45 g   
  • Susu bubuk 45 g   
  • Gula halus 105 g   
  • Garam 4,5 g   
  • Minyak goring 30 g    (Ditimbang)
  • Fermipan/ragi kue 0,6 g    (dilarutkan dengan sedikit air hangat)
  • Soda kue bubuk 0,6 g   
  • Vanili bubuk 0,2 g    (diaduk dengan daging ikan bandeng)
  • Air ± 90 ml    (ditambahkan hingga adonan kalis)

Bahan Pengisi Lapisan :

  • Tepung terigu                    90 g 
  • Margarin                          30 g 
  • Garam                             1,2 g

Peralatan:

  • Mixer
  • Timbangan
  • Piring kecil
  • Sodet plastic
  • Penggiling
  • Platik lebar 1 meter
  • Loyang stainless steel
  • Kuas kecil
  • Oven

Cara Pengolahan :

  • Ikan bandeng dipisahkan dagingnya;
  • Penimbangan bumbu-bumbu;
  • Proses mixer margarin, mentega dan garam selama 5 menit;
  • Campurkan daging ikan bandeng ke dalam adonan dan tambahkan vanili bubuk, tepung terigu, susu, soda kue, minyak goring, dan fermipan;
  • Tambahkan air sedikit demi sedikit hingga adonan menjadi kalis;
  • Diamkan dan tutup adonan dengan kain basah selama 30 menit;
  • Siapkan bahan pengisi, tepung terigu margarin dan garam aduk hingga homogeny;
  • Penipisan adonan dasar dengan alat penggiling;
  • Pengisian setengah bahan dengan bahan pengisi. Ulangi pengisian sebanyak dua kali;
  • Diamkan adonan selama 10 menit;
  • Cetak dan bentuk adonan sesuai yang diinginkan;
  • Panggang dengan suhu 1500 selama 7 menit, atau 1750 selama 5 menit, atau 2000 selama 3 menit;
  • Crackers bandeng siap disajikan.

Alur Pengolahan Cracker Ikan Bandeng

Cara Menghitung Kebutuhan Es Dalam Pengawetan Ikan

Cara Menghitung Kebutuhan Es Dalam Pengawetan Ikan

Jual Ikan segar online

Ikan merupakan salah satu sumber bahan makanan hewani yang memiliki gizi berlimpah. Dengan berbagai manfaat selain mudah di dapat, harganya juga murah sehingga sumber protein hewani yang satu ini banyak dikonsumsi masyarakat.

Kandungan ikan banyak memiliki unsur - unsur organik maupun anorganik, dimana keduanya sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Namun dibalik semua keunggulan tersebut ikan mempunyai kekurangan vital yang mengharuskan kita untuk melakukan penanganan ekstra dibanding bahan makanan lainnya. Kekurangannya yaitu ikan cepat mengalami proses pembusukan dari sesudah ditangkap dan mati. Karena sesudah ikan mati, maka akan terjadi perubahan - perubahan pada berbagai substansi yaitu secara biologis, fisik, maupun unsur kimia ikan nya.

Pengolahan / Pengawetan Ikan

Untuk menangani Proses pembusukan tersebut ikan yang sudah ditangkap dan berada di darat haruslah dilakukan penanganan yang baik sehingga kualitas ikan akan tetap terjaga. Pada dasarnya cara pengolahan/pengawetan ikan yang umum dilakukan dibagi menjadi empat golongan yakni:
  1. Pengolahan dengan memanfaatkan faktor fisikawi
  2. Pengolahan dengan bahan pengawet
  3. Pengolahan yang memanfaatkan faktor fisikawi dan bahan pengawet
  4. Pengolahan dengan cara fermentasi.

Pengolahan/pengawetan ikan dengan faktor fisikawi merupakan pengolahan yang salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan suhu rendah. Pengolahan dengan suhu rendah lebih ditekankan pada tujuan untuk menjaga sifat kesegaran pada ikan.

Pengawetan ikan dengan suhu rendah merupakan suatu proses pengambilan/pemindahan panas dari tubuh ikan ke bahan lain. Ada pula yang mengatakan, pendinginan adalah proses pengambilan panas dari suatu ruangan yang terbatas untuk menurunkan dan mempertahankan suhu di ruangan tersebut bersama isinya agar selalu lebih rendah daripada suhu di luar ruangan.

Manfaat pengawetan ikan dengan pendinginan adalah sifat-sifat asli ikan tidak mengalami perubahan tekstur, rasa, dan bau. Efisiensi pengawetan dengan pendinginan sangat tergantung pada tingkat kesegaran ikan sebelum didinginkan.

Apabila proses pendinginan dilakukan sebelum fase rigor mortis berlalu dan disertai dengan teknik yang benar, maka proses pendinginan akan berjalan efektif. Sedangkan bila pendinginan dilakukan setelah proses autolisis berlangsung, maka proses pendinginan akan berjalan sia-sia.

Pendinginan dapat dilakukan dengan teknik seperti dibawah ini atau dengan pengombinasian:
  1. Pendinginan dengan es
  2. Pendinginan dengan es kering
  3. Pendinginan dengan udara kering.

Proses pendinginan ikan hingga 0oC dapat memperpanjang kesegaran ikan antara 12-18 hari sejak saat ikan ditangkap. Namun demikian, hal ini juga sangat tergantung pada jenis ikan, cara penanganan, serta teknik pendinginan yang digunakan. Dan cara yang paling mudah untuk mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan es.

Es mendinginkan dengan cepat tanpa banyak memengaruhi keadaan ikan. Berdasarkan bentuknya, es dibagi ke dalam lima jenis diantaranya:
  1. Es Balok (block ice), yaitu balok es dengan ukuran 12 – 60 kg/balok. Sebelum digunakan es balok harus dihancurkan/dipecahkan terlebih dahulu untuk memperkecil ukuran.
  2. Es Tabung (tube ice), yaitu es berbentuk tabung kecil yang siap untuk dipakai
  3. Es Keping Tebal (plate ice), yaitu es dalam bentuk lempengan yang besar dan tebal 8 – 15 mm, kemudian dipecahkan menjadi potongan-potongan kecil dengan diameter kurang dari 5 cm, agar lebih cepat kontak dengan permukaan ikan.
  4. Es Keping Tipis (flake ice), yaitu lempengan-lempengan es yang tipis dengan ukuran setebal 5 mm, diameter 3 cm, merupakan hasil pengerukan dari lapisan es yang terbentuk diatas permukaan pembeku berbentuk silinder. Akibat pengerukan itu, es sudah cukup kecil sehingga tidak memerlukan pemecahan lagi.
  5. Es Halus (slush ice), yaitu butiran-butiran es yang sangat halus dengan diameter 2 mm dan tekstur lembek, umumnya sedikit berair. Mesin yang digunakan berukuran kecil dan produksinya sedikit, hanya untuk ikan di sekitar pabrik.

Pada dasarnya, es yang paling umum digunakan dalam proses pendinginan ikan adalah es balok. Salah satu alasannya adalah karena harganya yang murah dan mudah dalam pengangkutannya. Namun demikian, ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan/dipertimbangkan dalam pemilihan es untuk pendinginan ikan diantaranya:
  1. Jenis, mutu, harga es yang tersedia di pasar,
  2. Kecukupan jumlah dan ketersediaan es,
  3. Sarana pemecah es yang diperlukan,
  4. Sarana pengangkutan dan penyimpanan es yang diperlukan,
  5. Biaya investasi dan operasi mesin es, serta
  6. Kemudahan pemakaian es.

Setelah mengetahui jenis, kualitas, dan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan es untuk pendinginan ikan, selanjutnya adalah penentuan jumlah kebutuhan es dalam proses pendinginan ikan.

Es mempunyai daya pendinginan yang sangat besar. Tiap satu kilogram es yang meleleh pada 0oC dapat menyerap panas sebanyak 80 kkal untuk meleleh menjadi air 0oC dan es mempunyai titik cair pada 0oC.

Proses pendinginan terjadi apabila es bersinggungan dengan ikan (20oC) memindahkan panas kepada es, dan es (0oC) menerima atau menyerap panas tersebut untuk digunakan dalam pencairannya. Proses pemindahan panas akan terhenti apabila ikan telah mencapai suhu es yaitu 0oC, jika es telah habis dan air lelehan es itu telah sama suhunya dengan ikan. Jika es yang diberikan untuk mendinginkan cukup banyak, maka sisa es yang belum meleleh dapat membantu memelihara suhu campuran es dan ikan pada 0oC.

Hukum kekekalan energi berlaku dalam menghitung jumlah es yang dibutuhkan untuk mendinginkan ikan. Apabila tidak ada faktor-faktor lain yang memengaruhi maka panas yang perlu diambil dari ikan setara dengan panas yang diserap oleh es untuk meleleh. Jumlah panas yang terlibat di dalam proses pemanasan atau pendinginan dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Q = B x PJ x Dt        untuk proses yang melibatkan perubahan suhu.

Atau

Q = B x L                  untuk proses pada suhu tetap (pelelehan dan pembekuan).


Keterangan :
Q    = jumlah panas yang ditambahkan atau diambil (kkal)
B    = berat benda yang dipanaskan atau didinginkan (kg)
PJ  = panas jenis (kkal/kg/oC)
PJ ikan berkisar 0,6 – 0,8 kkal/kg/oC sesuai dengan kandungan airnya.
Jika kandungan air tidak diketahui, sebaiknya diambil nilai tertinggi 0,8.
Dt   = selisih antara suhu awal dengan suhu akhir (oC)
L    = panas laten, yang diperlukan untuk membekukan atau melelehkan (kakl/kg).

Contoh:
Jika ikan seberat 1 ton dengan suhu awal 22oC akan didinginkan menjadi 0oC, diketahui panas jenis ikan 0,8. Berapa jumlah es yang diperlukan?

Jawab:
1.    Panas yang dikeluarkan dari ikan untuk mendinginkan dari 22oC menjadi 0oC.
Q = 1.000 x 0,8 x (22 – 0) = 17.600 kkal
2.    Berat es yang diperlukan
Q           = B x L
17.600  = B x 80
B            = 17.600 : 80 = 220 kg

Selain jumlah es yang diperlukan untuk mendinginkan ikan, juga dibutuhkan es tambahan untuk membuang panas lain yang terlibat dalam proses pendinginan ikan, yaitu:
  1. Panas dari udara sekeliling, besarnya bervariasi menurut keadaan cuaca; 
  2. Panas dari sinar matahari, cahaya lampu, maupun sumber panas lain disekitar ikan;
  3. Panas dari wadah yang digunakan;
  4. Panas yang timbul akibat tekanan ikan atau benda-benda diatasnya;
  5. Panas yang timbul akibat guncangan kendaraan atau guncangan kapal
Penanganan ikan secara baik melalui rantai dingin yang pas dan sesuai dengan takaran kebutuhan es untuk menjaga kualitas sehingga terjaga dari ikan cepat membusuk. Tentunya bila ikan berada pada kualitas prima, maka harga ikan yang didapat nelayan atau pelaku usaha perikanan sesuai.
Konservasi Sumberdaya Ikan Serta Pemanfaatan Kawasan yang berkelanjutan

Konservasi Sumberdaya Ikan Serta Pemanfaatan Kawasan yang berkelanjutan

Konservasi berasal dari bahasa inggris conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Maka konservasi adalah upaya-upaya atau kegiatan pelestarian lingkungan, akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan dimasa yang akan datang.

Konservasi Sumberdaya Ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis, dan genetic untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan.

Konservasi SDI :

1. Konservasi ekosistem

Konservasi ekosistem meliputi : laut, padang lamun, terumbu karang, amngrove, estuaria, pantai, rawa, sungai, danau, waduk, embung, dan ekosistem perairan buatan. Satu atau beberapa tipe
ekosistem yang terkait dengan sumber daya ikan dapat ditetapkan sebagai kawasan konservasi
perairan.

2. Konservasi jenis ikan

Konservasi jenis ikan dilakukan melalui:
  • Penggolongan jenis ikan (jenis ikan yang dilindungi, jenis ikan yang tidak dilindungi)
  • Penetapan status perlindungan jenis ikan
  • Pemeliharaan,
  • Pengembangbiakan, dan
  • Penelitian dan pengembangan

3. Konservasi genetic ikan

Konservasi genetic ikan dilakukan melalui upaya-upaya : pemeliharaan, pengembangbiakan,
penelitian, dan pelestarian gamet.

Pemanfaatan SDI, meliputi :

  1. Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan
  2. Pemanfaatan Jenis Ikan dan Genetik Ikan

Pemanfaatan Kawasan Konservasi perairan:

1. Penangkapan ikan

  • Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan,
  • Setiap orang yg melakukan penangkapan di wilayah tsb harus memiliki izin
  • Pemberian izin mempertimbangkan : daya dukung dan kondisi lingkungan SDI metoda penangkapan, dan jenis alat penangkapan

2. Pembudidayaan ikan

  • Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan
  • Setiap orang yg melakukan penangkapan di wilayah tsb harus memiliki izin
  • Pemberian izin mempertimbangkan : jenis ikan yang dibudidayakan, jenis pakan, teknologi, jumlah unit usaha budidaya, dan daya dukung dan kondisi lingkungan SDI

3. Pariwisata alam perairan

  • Dilakukan di zona pemanfaata dan/atau perikanan berkelanjutan
  • Dilakukan melalui : kegiatan pariwisata alam perairan, pengusahaan wisata alam perairan
  • Setiap orang wajib memiliki izin

4. Penelitian dan pendidikan

  • Dilakukan di semua zona
  • Harus memiliki izin pemanfaatan

Pemanfaatan jenis ikan dan genetic ikan:

1. Penelitian dan pengembangan

  • Dilakukan terhadap jenis ikan yang dilindungi dan jenis ikan yang tidak dilindungi
  • Dapat dilakukan oleh perseorangan, perguruan tinggi, LSM, dan Lembaga Litbang
  • Wajib mendapat izin pemanfaatan dari Menteri Kelautan Perikanan atau pejabat yang ditunjuk
  • Hasil litbang wajib diserahkan kepada Menteri Kelautan Perikanan

2. Pengembangbiakan

  • Dilakukan terhadap jenis ikan yang dilindungi dan jenis ikan yang tidak dilindungi
  • Dilakukan oleh : perseorangan, kelompok masyarakat, badan hukum indonesia, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi
  • Wajib mendapat izin pemanfaatan dari Menteri KP atau pejabat yang ditunjuk

3. Perdagangan

a. Dilakukan terhadap :
  • Jenis ikan yang dilindungi hasil pengembangbiakan generasi F2 dan seterusnya atau generasi F1 setelah mendapatkan rekomendasi dari Menteri KP, dan jenis ikan yang tidak dilindungi
  • Jenis ikan yang tidak dilindungi
  • Jenis ikan yang diperdagangkan berdasarkan ketentuan hukum internasional
b. Dilakukan oleh perseorangan, dan/atau korporasi
c. Wajib mendapat izin dari Meteri KP atau pejabat yang ditunjuk
d. Dapat dilakukan untuk ekspor, impor, atau re-ekspor dan wajib dilakukan tindakan karantina

4. Aquaria

  • Dilakukan terhadap jenis ikan yang dilindungi dan yang tidak dilindungi
  • Dilakukan oleh badan hukum indonesia, lembaga penelitian, atau perguruan tinggi
  • Wajib mendapat izin dari Menteri KP
  • Wajib bertanggungjawab atas kesehatan, keselamatan, dan keamanan ikan
  • Dilakukan melalui koleksi ikan hidup, koleksi ikan mati termasuk bagian-bagiannya, dan peragaan dalam bentuk atraksi ikan hidup.

5. Pertukaran

  • Dilakukan terhadap jenis ikan yang dilindungi dan yang tidak dilindungi
  • Dapat dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Hukum Indonesia, dan Perguruan Tinggi

6. Pemeliharaan untuk kesenangan

  • Dilakukan terhadap jenis ikan yang dilindungi dan yang tidak dilindungi
  • Dilakukan oleh perseorangan
  • Dapat dilakukan dari hasil pengembangbiakan
  • Wajib mendapat izin dari Menteri KP bagi jenis ikan yang dilindungi.

7. Dasar Hukum

  1. UU Nomor 31 Tahun 2004 jo UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan
  2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan
Sertifikat yang Di Butuhkan Untuk Pengolahan Hasil Perikanan

Sertifikat yang Di Butuhkan Untuk Pengolahan Hasil Perikanan

Conveyor belt fish processing in HB Grandi fish processing plant in Reykjavík, Iceland
Proses Pengolahan Ikan

Produk hasil perikanan merupakan produk yang bersifat mudah busuk. Melihat sifatnya yang demikian, maka perlu ada jaminan bahwa sebuah produk hasil perikanan telah melalui berbagai proses dan tahapan yang aman sehingga produk akhirnya layak dan aman untuk dikonsumsi.

Salah satu hal yang dapat dijadikan sebagai jaminan akan kelayakan dan keamanan sebuah produk hasil perikanan dapat berupa sertifikat. Terdapat beberapa sertifikat yang dijadikan sebagai jaminan bahwa sebuah produk hasil perikanan layak dan aman untuk kita konsumsi.

Sertifikat Pengolahan Hasil Perikanan

Untuk menjamin, layak dan aman untuk dikonsumsi, Pengusaha Sektor Pengolahan perikanan dapat mengurus sertifikasi berdasarkan jenis kebutuhan usaha pengolahan perikanan. Sertifikat-sertifikat tersebut antara lain:

1.Sertifikat Pengolahan Ikan (SPI)

Sertifikat yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan yang menerangkan bahwa seseorang telah memperoleh pendidikan tertentu dan menguasai pengetahuan di bidang pengolahan ikan.

2.Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP)

Sertifikat yang diberikan kepada UPI yang telah menerapkan Cara Pengolahan Yang Baik (Good Manufacturing Practices/GMP) dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Sanitasi Standar (Standard Sanitation Operating Procedure/SSOP).

Sertifikat Kelayakan Pengolahan berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama. Untuk memperoleh sertifikat Kelayakan Pengolahan Pelaku Usaha Industri Pengolahan Ikan harus mengajukan permohonan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

Permohonan sertifikat Kelayakan Pengolahan harus disertai dengan kelengkapan dokumen paling sedikit berupa:

  • Identitas pemohon;
  • Akte pendirian Industri Pengolahan Ikan bagi perusahaan; dan 
  • Rekomendasi Kelayakan Pengolahan dari Pengawas Mutu.

3.Sertifikat Penerapan PMMT

Sertifikat penerapan program manajemen mutu terpadu diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada Pelaku Usaha Industri Pengolahan Ikan yang telah memenuhi dan menerapkan persyaratan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Sertifikat penerapan program manajemen mutu terpadu berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama.

Untuk memperoleh sertifikat penerapan program manajemen mutu Pelaku Usaha Industri Pengolahan Ikan harus mengajukan permohonan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

Permohonan sertifikat penerapan program manajemen mutu terpadu harus disertai dengan kelengkapan dokumen paling sedikit berupa:

  • Identitas pemohon;
  • Panduan manajemen mutu berdasarkan konsepsi hazard analysis critical control point; dan
  • Fotokopi sertifikat Kelayakan Pengolahan.

4.Sertifikat Kesehatan (HC)

Sertifikat kesehatan Produk Pengolahan Ikan diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada Pelaku Usaha Industri Pengolahan Ikan yang telah memperoleh sertifikat Kelayakan Pengolahan dan sertifikat penerapan manajemen mutu terpadu. Sertifikat kesehatan produk Pengolahan Ikan berlaku untuk 1 (satu) kali ekspor.

Untuk memperoleh sertifikat kesehatan Produk Pengolahan Ikan, Pelaku Usaha Industri Pengolahan Ikan harus mengajukan permohonan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Permohonan sertifikat kesehatan Produk Pengolahan Ikan harus disertai dengan kelengkapan dokumen paling sedikit berupa:

  • Identitas pemohon;
  • Fotokopi sertifikat Kelayakan Pengolahan;
  • Fotokopi sertifikat penerapan program manajemen mutu terpadu; dan
  • Rekomendasi dari Inspektur Mutu.

Sumber ;
1.Peraturan Pemerintah No 57 Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan
2.Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor : Per.09/DJ-P2HP/2010 tentang Persyaratan, Tata Cara Penerbitan, Bentuk dan Format Sertifikat Kelayakan Pengolahan
Manfaat dan Tujuan Kawasan Konservasi Perairan Laut di Indonesia

Manfaat dan Tujuan Kawasan Konservasi Perairan Laut di Indonesia

Kawasan Konservasi Perairan Laut

Kawasan konservasi perairan (KKP) merupakan wilayah perairan yang dilindungi, dan dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. 

KKP juga di diartikan sebagai suatu area atau daerah di kawasan pasang surut beserta kolom air di atasnya dan flora dan fauna serta lingkungan budaya dan sejarah yang ada di dalamnya, yang diayomi oleh undang-undang untuk melindungi sebagian atau seluruh lingkungan yang tertutup.

Kawasan konservasi perairan (KKP) merupakan suatu kawasan yang berfungsi untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati yang terdapat di dalam kawasan tersebut dari berbagai gangguan.

Berbagai gangguan terhadap KKP yang terjadi semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, baik gangguan dari alam maupun dari aktivitas kegiatan manusia. Salah satu langkah yang nyata dalam mengurangi berbagai gangguan tersebut adalah dengan melakukan penetapan KKP disetiap daerah. KKP ini sendiri berdasarkan tipe ekosistem terbagi atas 3 yaitu KKP tawar, KKP payau dan KKP laut/KKL (kawasan konservasi laut).

Nah, berikut ini travellink akan membahas tentang apa saja  manfaat dari konservasi laut, tujuan dibentuknya kawasan konservasi laut. Pada dasarnya dengan ada kawasan konservasi perairan maka nelayan sangat diuntungkan.

Keuntungan akan berdampak pada jumlah tangkapan ikan nelayan dan juga sektor pariwisata. Dengan terjaganya juga terkelolanya kawasan, peningkatan wisata bawah laut (diving, snorkeling) dan wisata mancing dapat di lakukan oleh desa dalam kawasan konservasi tersebut. 

Tujuan dibentuknya Kawasan Konservasi Perairan Laut

Beberapa dampak adanya Kawasan Konservasi Perairan adalah sebagai berikut :

  1. Dapat meningkatkan produksi anakan ikan sehingga dapat memperbaharui ikan di wilayah penangkapan.
  2. Memungkinkan pergerakan induk dan ikan muda ke dalam wilayah penangkapan.
  3. Menyediakan tempat perlindungan bagi species yang lemah.
  4. Dapat mencegah kerusakan habitat.
  5. Dapat mendukung pengembangan komunitas biologi alami yang berbeda dengan komunitas-komunitas yang terdapat di daerah tangkapan.
  6. Membantu upaya pemulihan dari gangguan manusia dan alam.

Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Kawasan konservasi perairan yang terlindungi dengan baik, secara ekologis akan mengakibatkan beberapa hal berikut terkait dengan perikanan, yaitu:

  1. Habitat yang lebih cocok dan tidak terganggu untuk pemijahan induk.
  2. Meningkatnya jumlah stok induk.
  3. Ukuran (body size) dari stok induk yang lebih besar dan
  4. Larva dan recruit hasil reproduksi lebih banyak.

Selain bagi perikanan, kawasan konservasi perairan juga memberikan sumbangan penting di dalam pengelolaan dan pengembangan wisata alam (eko-wisata), antara lain dalam hal perlindungan secara lebih baik terhadap habitat dan ikan (jenis tertentu) membuat wilayah tersebut semakin menarik sebagai tujuan ekowisata.

Status kawasan konservasi perairan dan publikasi yang dihasilkan biasanya juga akan meningkatkan profil suatu wilayah sebagai tujuan ekowisata. Selanjutnya, melalui pengelolaan kawasan konservasi perairan, dampak negatif kegiatan pariwisata dapat dikendalikan. Di sisi lain, pariwisata sering diharapkan mampu menutup pembiayaan pengelolaan perikanan dan pemanfaatan lainnya.

Nilai penting kawasan konservasi bagi kepentingan ekonomi, khususnya dalam pembangunan perikanan, telah dilakukan berbagaipenelitian di beberapa Negara, antara lain: peningkatan produksi telur di dalam kawasan konservasi laut hingga 10 kali lipat.

Kelimpahan jumlah ikan di dalam kawasan konservasi laut hingga 2 sampai 9 kali lipat, peningkatan ukuran rata-rata ikan di dalam kawasan konservasi laut antara 33 – 300 %, peningkatan keanekaragaman spesies di dalam kawasan konservasi laut antara 30 – 50 %, dan peningkatan hasil tangkapan ikan di luar cagar alam antara 40 – 90 %.

Secara tidak langsung, kawasan konservasi perairan dapat memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian setempat dengan cara membuat wilayah tersebut menarik sebagai tujuan ekowisata. Misalnya, di Wakatobi National Park, Operation Wallacea menawarkan kombinasi riset dan wisata bawah air, yang memberikan sumbangan besar bagi perekonomian masyarakat di pulau Hoga.

Di Raja Ampat, setiap turis yang akan melakukan wisata selam diwajibkan membayar kepada pemerintah daerah dan pendapatan ekstra ini mendorong pemerintah daerah untuk membentuk jaringan Wilayah Perlindungan Laut yang dapat menjaga kelestarian terumbu karang di Raja Ampat.

Begitu pentingnya Kawasan Konservasi Perairan yang tidak hanya bagi kesinambungan sumber daya ikan, akan tetapi juga akan berdampak bagi pendapatan nelayan baik di sektor peningkatan hasil perikanan tangkap, juga di sektor pengembangan ekowisata di wilayah pesisir dapat menjadi pendapatan alternatif bagi masyarakat nelayan.

Fakta Unik Dibalik Ikan Lumba-Lumba, Mamalia Unik yang sangat Cerdas

Fakta Unik Dibalik Ikan Lumba-Lumba, Mamalia Unik yang sangat Cerdas

Fakta Lumba Lumba
Lumba-lumba adalah mamalia laut yang sangat cerdas, selain itu sistem alamiah yang melengkapi tubuhnya sangat kompleks. Faktanya banyak teknologi yang terinspirasi dari lumba-lumba. Salah satu contoh adalah kulit lumba-lumba yang mampu memperkecil gesekan dengan air, sehingga lumba-lumba dapat berenang dengan sedikit hambatan air.

Hal ini yang digunakan para perenang untuk merancang baju renang yang mirip kulit lumba-lumba. Lumba-lumba memiliki sebuah sistem yang digunakan untuk berkomunikasi dan menerima rangsang yang dinamakan sistem sonar, sistem ini dapat menghindari benda-benda yang ada di depan lumba-lumba, sehingga terhindar dari benturan. Teknologi ini kemudian diterapkan dalam pembuatan radar kapal selam.

Ciri-ciri Lumba Lumba

Berikut ciri-ciri tentang hewan mamalia lumba lumba
  • Lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik berukuran lebih kecil dibandingkan lumba-lumba hidung botol pada umumnya dan secara dari segi ukuran bentuk proporsional memiliki moncong yang lebih besar.
  • Ciri lumba-lumba muda, sirip punggungnya berwarna abu-abu gelap, dan bagian perutnya berwarna sangat abu-abu muda. Semakin menambahnya usia, maka terbentuklah bintik-bintik gelap di bagian perutnya.
  • Lumba lumba memiliki 80 hingga 110 gigi berbentuk kerucut yang tajam. Gigi mereka tidak berfungsi untuk mengunyah makanan, melainkan untuk menangkap dan mencengkeram mangsa

Makanan Lumba-lumba

Jenis makanan lumba-lumba menyesuaikan lokasinya. Untuk yang tinggal di pantai biasa memakan ikan dan invertebrata bawah laut. Sedangkan yang tinggal di lepas pantai biasa memakan ikan dan cumi-cumi.

Fakta Unik Lumba Lumba

1. Paus pembunuh adalah lumba-lumba terbesar

Orca, yang juga dikenal sebagai ikan paus pembunuh, adalah anggota keluarga lumba-lumba terbesar. Orca terbesar yang pernah tercatat panjangnya 32 kaki / 9,75 meter.

2. Lumba-lumba tidak memiliki indera penciuman

Lumba-lumba terkenal karena pendengarannya yang luar biasa, tapi tahukah Anda: mereka tidak memiliki indra penciuman? Lumba-lumba memiliki saluran penciuman, namun kekurangan saraf penciuman.

3. Lumba-lumba terlahir ekornya terlebih dahulu

Tidak seperti mamalia lainnya, lumba-lumba terlahir kaki, atau lebih tepatnya ekornya dulu. Ibu biasanya bergerak ke air dangkal dan dikawal oleh satu atau dua ekor lumba-lumba lainnya, biasanya betina. Segera setelah kelahiran, ibu membantu betisnya ke permukaan untuk napas pertamanya.

4. Lumba-lumba tidak menggunakan giginya untuk dikunyah

Seekor lumba-lumba bisa memiliki antara delapan dan 250 gigi - digunakan untuk menjebak mangsanya, yang kemudian mereka telan utuh. Lumba-lumba botol memiliki antara 80 - 100 gigi, dan senyum yang tak tertahankan.

5. Amerika Serikat, dan Rusia pernah mempekerjakan lumba-lumba tempur

Program Mamalia Laut Angkatan Laut AS dimulai pada tahun 1960 dan dideklasifikasi pada tahun 1992. Angkatan Laut mempelajari bagaimana lumba-lumba menggunakan sonar untuk mendeteksi benda-benda di bawah air, dan melatih mereka untuk mengirimkan peralatan ke penyelam di bawah air dan mengambil benda-benda yang hilang. The A..S.S.R. melakukan program serupa.

Menurut Frontline, lumba-lumba yang dilatih oleh Angkatan Laut Soviet kemudian digunakan untuk terapi dengan anak-anak penderita autistik dan emosional. Pelajari lebih lanjut tentang Program Kelautan Mamalia.

6. Lumba-lumba memanggil satu sama lain

Lumba-lumba mungkin adalah mamalia paling cerdas kedua setelah manusia, dilihat dari ukuran otak-ke-tubuh. Lumba-lumba bisa mengenali dirinya di cermin, dan punya nama unik. Dengarkan lebih banyak tentang apa yang dibicarakan lumba-lumba (lewati tanda lima menit untuk mendengar tentang nama lumba-lumba).

7. Lumba-lumba tidak minum air putih

Lumba-lumba, seperti mamalia laut lainnya, jangan minum air laut yang mereka berenang masuk. Sebaliknya, lumba-lumba menghidrasi dengan air dari makanannya. Darah dan cairan makhluk laut kira-kira sepertiga sama asinnya dengan air laut.

8. Seekor lumba-lumba bisa berenang hingga 29 mil / 46 kilometer per jam

Kecepatan jelajah rata-rata untuk lumba-lumba botol adalah 3-7 mil / 5-11 kilometer per jam - kira-kira secepat manusia dapat berjalan atau berlari. Bila perlu, mereka bisa berenang hingga 20 mil / 32 kilometer per jam. Orcas telah menggunakan kolam renang 29 mil / 46 kilometer per jam.

Nah itulah deretan fakta dibalik ikan lumba-lumba yang juga menjadi penolong bagi manusia disaat dalam kondisi tersesat di tengah laut maupun karamnya di kapal, kerap sekali lumba-lumba menjadi penolong pertama dalam situasi kritis.
Artikel dari berbagai sumber