13 Pakaian Adat Ciri Khas Kebudayaan Daerah di Indonesia

13 Pakaian Adat Ciri Khas Kebudayaan Daerah di Indonesia

Pakaian Adat Indonesia – Negara Indonesia memang dikenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya. Salah satunya yaitu pakaian adat Indonesia yang menjadi ciri khas masing-masing provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Meskipun dengan perkembangan zaman yang semakin banyak terciptanya pakaian-pakaian modern, pakaian adat Indonesia ini ternyata masih banyak digunakan kalangan masyarakat. Jika dilihat dari segi kebudayaan, tentunya kita sebagai anak muda penerus bangsa yang wajib untuk melestarikannya.

Selain sebagai simbol masing-masing tempat dan provinsi, pakaian adat Indonesia ini sanggup digunakan sebagai media pengenalan ragam budaya Indonesia ke mancanegara, yang nantinya akan semakin menarik wisatawan absurd untuk berkunjung ke Indonesia.

Berbagai jenis dan corak pakaian adat dari Indonesia mempunyai ciri khas dan keistimewaan masing-masing dari setiap daerah. Untuk itu, dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan beberapa macam pakaian adat khas Indonesia yang mungkin akan bermanfaat sebagai materi berguru para penerus bangsa untuk tetap melestarikan kebudayaan yang ada.

Pakaian Adat di Indonesia

Berikut nama-nama dan uraian singkat beberapa macam pakaian adat yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Walaupun tidak seragam, pakaian-pakaian adat ini mempunyai banyak sekali corak yang sangat menarik.

Tentunya dengan ciri khas yang terdapat dari masing-masing daerah, suku, dan budayanya. Berikut macam-macam pakaian adat yang ada di Indonesia :

1. Pakaian Adat Ulee Balang Provinsi Aceh

Pakaian Adat Aceh
Pakaian Adat Aceh

Aceh sangat populer dengan keanekaragaman budayanya yang khas. Salah satunya yaitu pakaian adatnya yang berjulukan Ulee Balang. Pakaian adat Ulee Balang ini biasanya hanya digunakan oleh para raja Aceh dan keluarga-keluarga kerajaan dalam program sakral kerajaan ataupun upacara adat tertentu.

2. Pakaian Adat Betawi Provinsi DKI Jakarta

DKI Jakarta memang dikenal dengan suku betawinya yang sangat dominan. Begitu juga dengan pakaian adatnya yang berasal dari pakaian adat betawi.

Pakaian adat ini sangat dipengaruhi dari beberapa macam budaya menyerupai budaya Arab, Barat, dan Melayu. Pakaian adat ini populer dengan menggunakan sarung untuk kaum laki-laki dan kerudung untuk kaum perempuan.

3. Kebaya Provinsi Jawa Barat

Walaupun digunakan oleh banyak sekali kalangan mulai dari darah biru sampai masyarakat biasa, namun pakaian adat dari Jawa Barat ini mempunyai masing-masing perbedaan.

Terutama yang digunakan untuk kaum laki-laki dan perempuan. Untuk membedakan golongan, perbedaan terletak pada materi dan corak yang digunakan untuk menciptakan pakaian adat ini.

4. Kebaya Provinsi Jawa Tengah

Provinsi Jawa Tengah sangat kental akan ragam budayanya yang masih alami dari tahun ke tahun. Dengan banyak menggunakan corak batik untuk pakaian bawahan dan kebaya untuk atasan. Namun keduanya dari dulu mempunyai khas yang unik sesuai dengan adat Jawa.

Bahan batik yang digunakan pun populer batik orisinil yang ditulis secara manual, bukan merupakan batik menyerupai jaman modern ini yaitu dengan menggunakan cap.

5. Pakaian Adat Tradisional Kesatrian Yogyakarta

Selain populer akan wisatanya yang menjadi daya tarik, Provinsi Yogyakarta memang masih mempunyai adab jawa yang kental. Tak jarang kalau provinsi ini dikenal sebagai provinsi yang masih sakral.

Pakaian adat yang digunakan pun dipercaya dihentikan digunakan untuk program sembarangan. Mereka yang menggunakannya harus menjaga dan merawat sesuai dengan peraturan dari pihak keraton.

6. Pesa’an Provinsi Jawa Timur

Pakaian adat Indonesia yang berikutnya yaitu dari Madura Jawa Timur. Untuk pakaian ini populer sangat sederhana yang hanya berupa kaos garis putih yang dilengkapi dengan celana yang longgar untuk pihak laki-laki. Sedangkan untuk wanita biasanya hanya menggunakan kebaya yang dilengkapi dengan rok panjang.

7. Pakaian Adat Tradisional Provinsi Bali

Untuk tempat yang satu ini mempunyai pakaian adat dengan corak dan warna yang sangat dikenal. Walaupun sekilas terlihat sama, namun corak dan ornamen yang ada dalam pakaian adat Bali ini dibedakan sesuai dengan program upacara yang diadakan.

Kita juga sanggup membedakan kelas sosial, umur, dan jenis kelamin melalui corak busana dan pemanis yang digunakan sebagai ornamennya.

8. Pakaian Adat Tradisional Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat

Pakaian adat yang digunakan di Provinsi NTB yaitu pakaian adat khas Lombok Mataram. Untuk Pakaian ini biasa digunakan dalam acara-acara penting menyerupai pernikahan, upacara, ataupun program adat lainnya.

Pakaian adat dari lombok sangat populer dengan kain songketnya yang khas, elegan dan terkesan berkelas. Tak jarang kain songket ini dijadikan buah tangan para wisatawan yang berkunjung ke NTB.

9. Pakaian Adat Perang Provinsi Kalimantan Barat

Pakaian adat dari Kalimantan Barat yaitu sejenis pakaian perang yang terbuat dari materi dasar kayu yang diolah menjadi kain. Kayu yang digunakan tak sembarang kayu pada umumnya, kulit kayu yang digunakan yaitu dari kayu ampuro.

Keahlian para masyarakat Kalimantan dalam menciptakan pakaian adat ini yaitu warisan turun temurun dari nenek moyang mereka.

10. Pakaian Adat Tradisional Nggembe Provinsi Sulawesi

Pakaian nggembe di Sulawesi ini dikenal dengan bentuknya yang segi empat, berlengan lebar, berkerah bulat, dan mempunyai panjang sampai pinggang.

Jenis pakaian adat ini digunakan bukan untuk sembarang program melainkan hanya dalam acara-acara penting tertentu saja. Misalnya menyerupai upacara adat ataupun program pernikahan.

11. Baju Cele Provinsi Maluku

Baju Cela khas Maluku mempunyai corak dengan ciri-ciri kotak kecil dengan geometris yang bergaris-garis. Pada umumnya baju Cele ini dipadukan dengan kain sarung yang mempunyai warna yang hampir sama. Pakaian adat ini hanya digunakan dalam upacara adat Provinsi Maluku saja.

12. Pakaian Adat Provinsi Gorontalo

Biasa disebut dengan Billu untuk kaum wanita dan Mukuta untuk kaum pria, pakaian adat khas Gorontalo ini biasanya digunakan dalam program sakral pernikahan.

Pakaian adat ini secara umum mempunyai 3 jenis warna dasar dimana masing-masing warna mempunyai arti dan makna sendiri-sendiri. Warna tersebut terdiri dari warna kuning keemasan,warna hijau, dan warna ungu.

13. Pakaian Adat Provinsi Papua

Pakaian adat Indonesia yang terakhir yaitu pakaian adat yang berasal dari provinsi Papua. Untuk pakaian adat yang digunakan antara laki-laki dan wanita mempunyai bentuk dan corak yang hampir sama.

Mereka menggunakan baju dan hanya menggunakan epilog untuk bab bawahnya. Selain menggunakan pakaian khas adat, biasanya penampilan mereka ditunjang dengan banyak sekali macam dekorasi untuk kepala dan hiasan pada wajah.

Sebagai penghias, mereka juga sering menggunakan cincin, gelang, kalung sampai rumbai-rumbai yang dipasang di pergelangan kaki dan tangan.

Untuk kaum lelaki dilengkapi dengan bawaan perisai dan tombak yang semakin menambah aroma kejantanan dan untuk wanita ditambah dengan melaksanakan riasan pada wajah dan menggunakan pemerah bibir yang berasal dari buah merah.

Itulah beberapa macam pakaian adat Indonesia yang menjadi ciri khas dan kebudayaan untuk masing-masing provinsi. Walaupun belum pernah melihat dan memakainya secara langsung. Setidaknya kita sudah mendapat ilmu pengetahuan perihal salah satu keanekaragaman budaya Indonesia. Yang tentunya kita sebagai generasi penerus bangsa wajib untuk menjaga dan melestarikan.

Ciri Khas Pakaian Adat Aceh Untuk Kaum Wanita dan Pria

Ciri Khas Pakaian Adat Aceh Untuk Kaum Wanita dan Pria

Pakaian Adat Aceh – Aceh merupakan wilayah Indonesia yang berada di ujung paling barat, berbatasan pribadi dengan Malaysia dan Samudera Hindia. Karena letaknya tersebut maka Aceh dahulu menjadi pusat persinggahan untuk para pedagang dan penyebar agama dari Timur Tengah.

Sehingga Pakaian Adat Aceh sangat dipengaruhi oleh kebudayaan melayu dan islam dari para penyebar Islam tersebut.

Saat ini Pakaian adat Aceh umumnya digunakan pada saat upacara penting, seperti acara nikah dan juga ketika menampilkan tarian adat.

Dalam kehidupan sehari-hari, gaya berbusana penduduk Aceh tak terlepas dari syariat islam sehingga Aceh sering disebut juga sebagai serambi Mekah. Aceh terkenal dengan Pulau Sabang nya yang merupakan titik kilometer nol ujung barat Indonesia.

Selain itu Aceh juga dikenal dengan  pahlawan perempuan nya Cut Nyak Dien. Kebudayaan yang dimiliki Tanah Rencong ini tak kalah menarik, contohnya tari saman yang terkenal hingga ke mancanegara. Akulturasi dengan nuansa islam terasa sangat kental.

Pakaian adat Aceh, baik pria maupun perempuan mempunyai ciri khas tersendiri. Hal ini tentu saja menjadikannya menarik dan tidak biasa. Pakaian ini menunjukkan status sosial dalam masyarakat Aceh pada jaman dahulu. Busana adat Aceh untuk pria dan perempuan ialah sebagai berikut:

Pakaian Adat Aceh Untuk Pria

Pakaian Linto Baro merupakan busana adat yang diperuntukkan bagi laki-laki. Mulanya busana ini digunakan untuk menghadiri upacara adat dan kegiatan pemerintahan pada zaman kerajaan islam yaitu Samudera Pasai dan Perlak.

Pakaian ini terdiri dari tiga bab penting yang tak terpisahkan, yaitu bab atas, tengah dan bab bawah. Berikut ulasan lengkap dari 3 bab penting dari Linto baro tersebut dan 1 senjata tradisional sebagai pelengkap:

1. Meukasah

Meukasah merupakan pakaian adat Aceh untuk pria, berupa baju yang ditenun menggunakan benang sutra. Baju Meukasah biasanya berwarna hitam, hal ini dikarenakan masyarakat Aceh mempercayai bahwa warna hitam ialah lambang kebesaran.

Baju ini tertutup pada bagian kerah dan terdapat sulaman yang dijahit menggunakan benang emas. Akulturasi kebudayaan perpaduan antara budaya Aceh dan China yang dibawa oleh para pedagang yang melintas.

2. Sileuweu

Sileuweu atau Cekak Musang merupakan celana panjang berwarna hitam yang digunakan oleh pria Aceh. Celana ini terbuat dari kain katun yang ditenun dan melebar pada bagian bawahnya. Pada bagian tersebut diberi hiasan sulaman yang terbuat dari benang emas dengan rajutan yang indah.

Dalam penggunaannya celana ini dilengkapi dengan kain sarung songket yang dibentuk dari sutra dan diikatkan di pinggang. Kain sarung ini umumnya dikenal dengan sebutan Ija Lamgugap, Ija krong atau Ija Songket yang mempunyai panjang di atas lutut.

3. Meukeutop

Meukeutop merupakan penutup kepala yang melengkapi pakaian adat Aceh. Penutup kepala ini berupa kopiah yang mempunyai bentuk lonjong ke atas. Meukeutop dihiasi dengan lilitan yang di sebut dengan tengkulok.

Tengkulok ialah kain tenun sutra yang dilengkapi dengan bentuk bintang persegi delapan yang terbuat dari emas maupun kuningan.

Meukotop yang merupakan mahkota pria ini juga termasuk bukti kuatnya imbas islam yang berasimilasi dalam kebudayaan masyarakat di Aceh.

4. Rencong

Rencong ialah senjata tradisional penduduk Aceh yang sangat khas. Senjata tradisional yang berjulukan Rencong atau Siwah digunakan sebagai penghias yang diselipkan di bagian pinggang. Senjata ini mempunyai kepala yang terbuat dari emas atau perak yang dihiasi dengan permata.

Penggunaan Rencong pada pakaian adat berbentuk belati menyerupai abjad L. Pada jaman dulu rencong yang mempunyai hiasan digunakan oleh para sultan dan pembesar. Sedangkan untuk rakyat, bagian kepala rencong biasanya terbuat dari tanduk hewan. Mata belatinya sendiri terbuat dari besi berwarna putih atau kuningan yang diasah tajam.

Pakaian Adat Aceh Untuk Wanita

Pakaian Dara Baro merupakan pakaian adat Aceh yang diperuntukkan bagi wanita. Pakaian ini berwarna lebih cerah kalau dibandingkan dengan pakaian pria dan banyak variasi.

Biasanya pakaian ini berwarna merah, hijau, ungu dan kuning. Peukayan Daro Baro mempunyai lebih banyak hiasan sebagai pelengkapnya.

Seperti Linto Baro, Daro Baro juga terdiri dari tiga bagian yaitu bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah. Pakaian ini juga masih menggunakakan ciri yang islami.

Ciri khas pakaian adat untuk Dara Baro ialah sebagai berikut:

1. Baju Kurung

Dari bentuknya Baju Kurung merupakan adonan dari kebudayaan Melayu, Arab dan China. Baju ini berbentuk longgar dengan lengan panjang yang menutupi lekuk badan wanita.

Baju ini juga menutupi bagian pinggul yang merupakan aurat. Pada jaman dahulu baju ini dijahit dengan menggunakan tenunan benang sutra. Baju kurung yang mempunyai kerah pada bagian leher dan bagian depannya terdapat boh dokma.

Dibagian pinggang dililitkan kain songket khas Aceh atau yang biasa disebut dengan Ija Krong Sungket. Kain ini menutupi pinggul dan baju bagian bawah yang diikat menggunakan tali pinggang yang dibentuk dari emas maupun perak.

Tali pinggang tersebut dikenal dengan nama taloe keu ieng patah sikureueng yang mempunyai arti tali pinggang patah sembilan.

2. Celana Cekak Musang

Sama menyerupai celana pada laki-laki. Cekak Musang juga mempunyai bentuk melebar pada bagian bawah, namun mempunyai warna yang cerah sesuai dengan baju yang dipakai. Celana ini juga dilapisi dengan sarung tenun yang menjuntai hingga ke lutut.

Biasanya pada pergelangan kaki celana ini terdapat hiasan berupa sulaman benang emas yang mempercantik tampilannya. Celana ini juga sering digunakan perempuan Aceh dalam pagelaran tarian tradisional.

3. Perhiasan

Perhiasan yang digunakan untuk melengkapi pakaian adat Aceh bagi perempuan beraneka ragam. Seperti Patam Dhoe yang berbentuk mahkota, pada bagian tengahnya diukir menggunakan motif daun sulur.

Mahkota ini terbuat dari emas dengan bagian kanan dan kirinya dihiasi oleh motif pepohonan, daun dan bunga. Pada bagian tengahnya diukir kaligrafi bertuliskan Allah dan Muhammad menggunakan abjad arab.

Motif tersebut biasa disebut dengan bungong kalimah yang dikelilingi oleh bunga-bunga dan bulatan-bulatan yang mempunyai arti bahwa perempuan tersebut telah menikah dan menjadi tanggung jawab sang suami.

Selanjutnya yaitu anting-anting yang disebut dengan subang yang terbuat dari emas dengan motif bulatan kecil atau boh eungkot. Hiasan pada bagian bawahnya berbentuk rumbai untuk memperindah tampilannya.

Selain itu juga terdapat subang lain yang disebut dengan subang bungong mata uroe atau  anting yang berbentuk menyerupai bunga matahari.

Kemudian ada kalung yang dibentuk dari emas yang mempunyai enam buah keping bentuk hati dan satu buah keping berbentuk menyerupai kepiting. Kalung ini oleh masyarakat Aceh biasa dikenal dengan sebutan  Taloe Tokoe Bieng Meuih.

Ada pula kalung yang terbuat dari emas bermotif daun sirih, dan juga kalung azimat yang mempunyai manik-manik bermotif boh bili. Lalu ada gelang tangan atau Ikay, Gleuang Goki atau gelang kaki dan juga cinci Euncien Pinto Aceh yang terbuat dari emas kuning maupun putih.

Demikianlah artikel jenis pakaian adat Aceh dan bagian-bagiannya yang dijelaskan secara lengkap. Kedua pakaian adat Aceh tersebut biasanya digunakan ketika pernikahan.

Alangkah baiknya kalau kita turut menjaga kelestarian budaya dan adat istiadat dari bermacam-macam suku yang ada di Nusantara. Cara menjaganya salah satunya dengan menggunakan pakaian adat yang kita miliki ketika melangsungkan pernikahan.