Wisata Religi - Masjid atau mesjid merupakan tempat ibadah umat Muslim. Masjid mempunyai makna tempat sujud, selain tempat ibadah masjid juga dapat merupakan pusat kehidupan atau aktifitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid.
Bila anda ingin melakukan wisata religi ke Masjid tertua di Indonesia, berikut ini merupakan bangunan Masjid tertua yang ada di indonesia yang dapat dikunjungi. Beberapa masjid berikut ini sudah berumur mulai dari sekitar 700-400 tahun.
9 Masjid Agung Tertua Di Indonesia
1. Masjid saka tunggal (1288)
Lokasi Masjid Saka tunggal bertempat di Desa Cikakak Kecamatan Wangon didirikan pada tahun 1288 sebagaimana terukir di Guru Saka (Pilar Utama) masjid. Pembuatan masjid ini lebih detail infonya dicantumkan dalam buku oleh para pendiri masjid ini adalah Kyai Mustolih. Namun buku-buku ini telah hilang bertahun-tahun yang lalu, Setiap tanggal 27 rajab diadakan ziarah di masjid danjuga membersihkan makam Kyai Jaro Mustolih.
Masjid dengan letak ± 30 km dari kota purwokerto, disebut saka tunggal karena untuk membangun tiang yang digunakan untuk membentuk hanya satu tiang (tunggal). Menurut Sopani salah satu pengurus masjid, pilar tunggal merupakan lambang Tuhan hanya satu ialah ALLAH swt. Anda dapat melihat di beberapa lokasi area masjid ini terdapat hutan pinus dan hutan lainnya yang dihuni oleh ratusan monyet jinak dan ramah, seperti di Sangeh Bali.
Masjid Saka tunggal |
2. Masjid Wapauwe (1414)
Masjid Wapauwe ini masih terawat dengan baik, pada bangunan aslinya tersebut disimpan beberapa benda warisan seperti drum, tulisan tangan Alquran. Masjid dengan Pondasi dari batu skala batu yang beratnya 2,5 kg ini juga dinding nya terukir huruf arab dari logam yang menjadi hiasan dan pastinya anda akan tertarik.
Masjid ini masih berfungsi sebagai tempat ber ibadah bagi warga sekitar. Bila drum atau beduk dipukuli, maka suaranya akan terdengar sampai jauh ke seluruh pelosok desa, untuk mengundang mengajak orang datang ke masjid shalat secara berjamaah.
Kitab suci Alquran tulisan tangan yang masih berada di masjid ini pernah dipamerkan di Festival Istiqlal di Jakarta. Beberapa bangunan baru yang telah ditambah adalah tempat wudhu, karpet, kipas dan listrik untuk pencahayaan.
Masjid Wapauwe |
3. Masjid Ampel (1421)
Masjid Ampel sebuah masjid kuno yang ber tempat di bagian utara Kota Surabaya, Jawa Timur. Masjid ini dibangun oleh Sunan Ampel, tidak jauh dari masjid ini terdapat kompleks makam Sunan Ampel.
Kini Masjid Ampel adalah salah satu daerah destinasi wisata religi di surabaya. Masjid Ampel dikelilingi oleh bangunan ber arsitektur tiongkok dan arab. Disamping kiri halaman Masjid Ampel, ditemukan sebuah sumur yang diyakini merupakan sumur yang bertuah, Biasanya digunakan oleh mereka yang meyakininnya untuk penguat janji atau ikrar.
Masjid Ampel |
4. Masjid Agung Demak (1474)
Masjid Agung Demak merupakan salah satu mesjid yang tertua di Indonesia. Masjid ini terletak di desa kauman, demak, jawa tengah. Masjid ini diyakini pernah merupakan tempat berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk membahas dan mengkaji penyebaran agama Islam di tanah Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak, pada sekitar abad ke-15 masehi.
Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk mempunyai empat tiang utama yang disebut Saka Guru. Tiang ini konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamakan ‘saka tatal’. Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka, atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang dinamakan saka majapahit.
Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana juga terdapat sebuah museum, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat berdirinya Masjid Agung Demak.
Masjid Agung Demak |
5. Masjid Sultan Suriansyah (1526)
Masjid Sultan Suriansyah adalah sebuah masjid bersejarah dan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Tuan Guru (1526-1550), Raja Banjar yang pertama masuk islam.
Masjid ini terletak di utara Kecamatan Kesehatan, Banjarmasin Utara, Banjarmasin, wilayah yang dikenal sebagai Banjar Lama merupakan ibukota Kesultanan Banjar untuk pertama kalinya. Arsitektur Mesjid ini dan tahap konstruksi bergaya tradisional banjar serta dengan atap tumpang tindih. Gaya masjid tradisional di banjar ini memiliki atap sendiri terpisah dengan bangunan utama. Masjid ini dibangun di tepi sungai di Kecamatan Kesehatan.
6. Masijd Menara Kudus (1549)
Masjid Menara Kudus (disebut juga sebagai Mesjid Al Aqsa dan Mesjid Al Manar) merupakan masjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 masehi atau tahun 956 hijriah dengan mempergunakan batu dari Baitul Maqdis Palestina sebagai batu pertama dan terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini berbentuk unik, karena mempunyai menara yang serupa dengan bangunan candi. Masjid ini adalah perpaduan antara budaya Islam dengan budaya Hindu.
Masjid Menara Kudus |
7. Masjid Agung Banten (1552-1570)
Masjid Agung Banten termasuk masjid tertua yang penuh dengan nilai sejarah. Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang datang tidak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tapi juga dari berbagai daerah di pulau Jawa.
Masjid Agung Banten terletak di kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Masjid ini didirikan pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kasultanan Demak. Ia merupakan putra pertama Sunan Gunung Jati.
Salah satu kekhasan dan keunikan yang tampak dari masjid ini adalah adalah atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda china. Ini adalah karya arsitektur china yang bernama Tjek Nan Tjut. Mesjid yang dinagun dengan Dua buah serambi ini kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.
Di masjid ini juga terdapat komplek makam sultan-sultan banten serta keluarganya, yakni makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara itu di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin, dan lainnya.
Masjid Agung Banten juga mempunyai paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan bangunan inti masjid agung. Paviliun dua lantai ini dinamakan Tiyamah. Berbentuk persegi panjang dengan gaya arsitektur belanda kuno. Bangunan ini di desain oleh seorang arsitek belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel. Biasanya, acara-acara seperti rapat, dan kajian Islami dilaksanakan di sini.
Masjid Agung Banten |
Menara yang menjadi ciri khas sebuah masjid juga dipunyai Masjid Agung Banten. Terletak di sebelah timur masjid, menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter bagian bawahnya kurang lebih 10 meter. Untuk mencapai ujung menara, ada 83 buah anak tangga yang harus ditapaki dan melewati lorong yang hanya bisa dilewati oleh satu orang.
Dari atas puncak menara ini, pengunjung dapat melihat pemandangan di sekitar masjid dan perairan lepas pantai, karena jarak antara menara dengan laut hanya sekitar 1,5 km. Konon, selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan azan, menara yang juga dibuat oleh Hendick Lucasz Cardeel ini dipergunakan sebagai tempat menyimpan senjata.
8. Masjid Mantingan (1559)
Masjid Mantingan merupakan masjid kuno di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah. Masjid ini didirikan di Kesultanan Demak pada tahun 1559. Didirikan dengan ubin lantai tinggi dengan buatan sendiri, dan juga kereta api-undakannya. Semua didatangkan dari Makao, Cina. Bubungan atap bangunan ini termasuk gaya china. Dinding luar dan dalam dihiasi dengan piring tembikar bergambar biru, sedang dinding sebelah tempat imam itu dihiasi dengan ukiran persegi bergambar margasatwa, dan penari penari diukir di batu kuning tua.
Pengawasan pekerjaan konstruksi masjid ini tak lain adalah Babah Liem Mo Han. Di dalam kompleks masjid terdapat makam Sultan Hadlirin, suami dari Kanjeng Ratu Kalinyamat dan adik ipar Sultan Trenggono, penguasa terakhir Demak. Selain itu ada juga makam Waliullah Mbah Abdul Jalil, yang disebut sebagai nama lain Syekh Siti Jenar.
Masjid Mantingan |
9. Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman
Sewaktu Kerajaan Belanda menyerang Kesultanan Aceh pada agresi tentara Belanda kedua pada Bulan Shafar 1290 Hijriah/10 April 1873 Masehi, Masjid Raya Baiturrahman dibakar. Kemudian, pada tahun 1877 Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman untuk menarik perhatian serta meredam kemarahan Bangsa Aceh. Pada saat itu Kesultanan Aceh masih berada di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat yang merupakan Sultan Aceh yang terakhir.
Demikianlah ulasan travel blog pada artikel 9 Masjid Agung Tertua Di Indonesia, semoga khazanah kebudayaan menjadi warisan yang tetap lestari dan terjaga.